Tokoh Dalam Wayang Kulit ( Prabu Basudewa )
BASUDEWA,
PRABU, adalah raja Mandura. Kerajaan ini sebelumnya bernama Boja.
Walaupun sebenarnya ia anak kedua, Basudewa mewarisi tahta kerajaan itu
dari ayahnya, yaitu Prabu Basukunti atau Kuntiboja. Hal itu disebabkan
karena anak sulung Prabu Basukunti adalah Dewi Sruta, seorang putri.
Ibu Basudewa bernama Dewi Bandondari. Adik-adik Basudewa ada tiga
orang. Mereka adalah Haryaprabu Rukma, Ugrasena, dan Dewi Prita, alias Kunti Nalibrata.
Istri Prabu Basudewa ada tiga orang. Istri pertamanya bernama Dewi Maerah, lalu yang kedua Dewi Mahindra, dan yang ketiga Dewi Badraini. Dengan Dewi Mahindra, Basudewa mendapat anak kembar, Kakarasana dan Narayana. Kakrasana kelak menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja Mandura dengan gelar Prabu Baladewa, sedangkan Narayana menjadi raja di Dwarawati dengan gelar Prabu Kresna. Dari Dewi Badraini ia memperoleh anak perempuan, diberi nama Bratajaya alias Wara Subadra. Kelak, Dewi Subadra menjadi salah seorang istri Arjuna. Bahkan menjadi istri utama.
Dewi Maerah, istri pertama, karena terlibat skandal yang memalukan dengan Prabu Gorawangsa, raja raksasa dari Kerajaan Guwabarong. Walaupun perselingkuhan itu bukan semata-mata kesalahan Dewi Maerah, demi martabat raja dan kerajaan Mandura, Dewi Maerah terpaksa dihukum mati. Namun adik Basudewa, yakni Haryaprabu Rukma yang ditugasi membunuh Dewi Maerah tidak sampai hati melaksanakan hukuman mati itu, setelah tabu bahwa Dewi Maerah mengandung. Akhirnya Dewi Maerah hanya ditinggalkan sendiri di tengah hutan. Wanita malang itu ditolong oleh seorang pertapa berujud raksasa bernama Resi Anggawangsa. Kelak Dewi Maerah melahirkan seorang bayi berwajah raksasa dan diberi nama Kangsa. Sesudah melahirkan anaknya, Dewi Maerah meninggal dunia. Bayi haram itu, dirawat, dipelihara, dan dididik dengan penuh kasih sayang oleh Resi Anggawangsa, seorang pendeta berujud raksasa. Setelah dewasa datang ke Mandura dan minta diakui sebagai anak Basudewa. Tuntutan si Anak Haram itu dikabulkan. Raja Mandura itu bahkan mengangkatnya menjadi raja muda di Sengkapura, yang masih termasuk wilayah Mandura.
Tetapi kebaikan hati Basudewa ternyata berbuah pahit. Pada suatu saat Kangsa datang ke Mandura menuntut agar diakui sebagai putra mahkota Kerajaan Mandura. Ia nenantang Basudewa untuk mengadu jago dengan kerajaan sebagai taruhannya. Usaha Kangsa untuk merebut tahta Mandura akhirnya digagalkan oleh Kakrasana dan Narayana dengan bantuan Bima serta Arjuna. Peristiwa percobaan kudeta itu dalam pewayangan dikisahkan dalam lakon 'Kangsa Adu Jago'. Namun selain yang empat orang itu Prabu Basudewa sebenarnya mempunyai anak gelap yang lahir dari seorang wanita penghibur bernama Ken Sayuda (ada yang menyebut Ken Yasuda). Anak gelapnya ini bernarna Udawa, yang kelak menjadi patih di Kerajaan Dwarawati, ketika Narayana menjadi raja di negeri itu...
Dalam Kitab Hariwangsa yang merupakan lampiran Kitab Mahabarata, Basudewa bukan raja Mandura. Yang menjadi raja negeri itu adalah Ugrasena, yang mempunyai anak bernama Kangsa. Setelah dewasa Kangsa mengambil alih takhta kerajaan secara paksa, dan Ugrasena dipenjarakan. Sedangkan Basudewa adalah suami Dewi Dewaki, adik Kangsa. Dengan demikian Basudewa, menurut Mahabarata, adalah ipar Kangsa. Istri Basudewa yang lain bernama Dewi Rohini, yang tidak ikut dipenjara. Jadi, menurut Mahabarata Basudewa tidak pernah menjadi raja. Menurut Mahabarata Pula, dari Dewi Dewaki, Basudewa mendapat anak Krishna (Kresna), Sedangkan dari Rohini anaknya dinamakan Balarama (Baladewa).
Sementara Mahabarata versi yang lain menyebutkan, baik Balarama maupun Krishna keduanya adalah anak Basudewa dari Dewi Dewaki. Kedua anaknya itu lahir ketika Basudewa dan Dewaki berada dalam penjara, sebagai korban kezaliman Kangsa. Balarama lahir sebagai anak ke enam, diselamatkan oleh Dewi Nendra, seorang bidadari yang menguasai rasa kantuk, dan dibawa keluar penjara lalu diserahkan pada Dewi Rohini, yang tinggal di luar penjara. Dewi Nendra meminta agar Dewi Rohini mengakui Balarama sebagai anaknya, demi keselamatan anak itu. Sedangkan Krishna begitu lahir diselundupkan ke luar penjara dan ditukar dengan bayi perempuan anak suami istri seorang penggembala bernama Gopa dan Nanda.
Dalam pewayangan Prabu Basudewa menampilkan karakter raja yang pernah membuat keputusan yang tidak bijaksana, dengan menjatuhkan hukuman mati bagi Dewi Maerah. Beberapa waktu kemudian raja itu sadar bahwa ia membuat kekeliruan, menjatuhkan hukuman yang terlalu berat. Prabu Basudewa mencoba menebus kekeliruannya dengan mengakui Kangsa sebagai anak dan bahkan kemudian memberikan kekuasaan atas wilayah Sengkapura, sebagai Raja Muda. Keputusan yang kurang dipikir panjang itu, dikemudian hari ternyata justru memperburuk keadaan. Kangsa yang diperlakukan dengan baik oleh Prabu Basudewa, meskipun ia hanya anak haram, ternyata malahan mengincar singgasana Kerajaan Mandura. Bahkah ketiga putra-putrinya terancam keselamatannya.
Untuk menghindarkan dari kemungkinan buruk yang mungkin ditimbulkan oleh ulah Kangsa, Prabu Basudewa secara diam-diam menitipkan Kakrasana, Narayana, dan Bratajaya pada Antagopa. Rasa aman bagi Prabu Basudewa dan terjaminnya takhta Mandura baru datang sesudah Kangsa tewas.
Istri Prabu Basudewa ada tiga orang. Istri pertamanya bernama Dewi Maerah, lalu yang kedua Dewi Mahindra, dan yang ketiga Dewi Badraini. Dengan Dewi Mahindra, Basudewa mendapat anak kembar, Kakarasana dan Narayana. Kakrasana kelak menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja Mandura dengan gelar Prabu Baladewa, sedangkan Narayana menjadi raja di Dwarawati dengan gelar Prabu Kresna. Dari Dewi Badraini ia memperoleh anak perempuan, diberi nama Bratajaya alias Wara Subadra. Kelak, Dewi Subadra menjadi salah seorang istri Arjuna. Bahkan menjadi istri utama.
Dewi Maerah, istri pertama, karena terlibat skandal yang memalukan dengan Prabu Gorawangsa, raja raksasa dari Kerajaan Guwabarong. Walaupun perselingkuhan itu bukan semata-mata kesalahan Dewi Maerah, demi martabat raja dan kerajaan Mandura, Dewi Maerah terpaksa dihukum mati. Namun adik Basudewa, yakni Haryaprabu Rukma yang ditugasi membunuh Dewi Maerah tidak sampai hati melaksanakan hukuman mati itu, setelah tabu bahwa Dewi Maerah mengandung. Akhirnya Dewi Maerah hanya ditinggalkan sendiri di tengah hutan. Wanita malang itu ditolong oleh seorang pertapa berujud raksasa bernama Resi Anggawangsa. Kelak Dewi Maerah melahirkan seorang bayi berwajah raksasa dan diberi nama Kangsa. Sesudah melahirkan anaknya, Dewi Maerah meninggal dunia. Bayi haram itu, dirawat, dipelihara, dan dididik dengan penuh kasih sayang oleh Resi Anggawangsa, seorang pendeta berujud raksasa. Setelah dewasa datang ke Mandura dan minta diakui sebagai anak Basudewa. Tuntutan si Anak Haram itu dikabulkan. Raja Mandura itu bahkan mengangkatnya menjadi raja muda di Sengkapura, yang masih termasuk wilayah Mandura.
Tetapi kebaikan hati Basudewa ternyata berbuah pahit. Pada suatu saat Kangsa datang ke Mandura menuntut agar diakui sebagai putra mahkota Kerajaan Mandura. Ia nenantang Basudewa untuk mengadu jago dengan kerajaan sebagai taruhannya. Usaha Kangsa untuk merebut tahta Mandura akhirnya digagalkan oleh Kakrasana dan Narayana dengan bantuan Bima serta Arjuna. Peristiwa percobaan kudeta itu dalam pewayangan dikisahkan dalam lakon 'Kangsa Adu Jago'. Namun selain yang empat orang itu Prabu Basudewa sebenarnya mempunyai anak gelap yang lahir dari seorang wanita penghibur bernama Ken Sayuda (ada yang menyebut Ken Yasuda). Anak gelapnya ini bernarna Udawa, yang kelak menjadi patih di Kerajaan Dwarawati, ketika Narayana menjadi raja di negeri itu...
Dalam Kitab Hariwangsa yang merupakan lampiran Kitab Mahabarata, Basudewa bukan raja Mandura. Yang menjadi raja negeri itu adalah Ugrasena, yang mempunyai anak bernama Kangsa. Setelah dewasa Kangsa mengambil alih takhta kerajaan secara paksa, dan Ugrasena dipenjarakan. Sedangkan Basudewa adalah suami Dewi Dewaki, adik Kangsa. Dengan demikian Basudewa, menurut Mahabarata, adalah ipar Kangsa. Istri Basudewa yang lain bernama Dewi Rohini, yang tidak ikut dipenjara. Jadi, menurut Mahabarata Basudewa tidak pernah menjadi raja. Menurut Mahabarata Pula, dari Dewi Dewaki, Basudewa mendapat anak Krishna (Kresna), Sedangkan dari Rohini anaknya dinamakan Balarama (Baladewa).
Sementara Mahabarata versi yang lain menyebutkan, baik Balarama maupun Krishna keduanya adalah anak Basudewa dari Dewi Dewaki. Kedua anaknya itu lahir ketika Basudewa dan Dewaki berada dalam penjara, sebagai korban kezaliman Kangsa. Balarama lahir sebagai anak ke enam, diselamatkan oleh Dewi Nendra, seorang bidadari yang menguasai rasa kantuk, dan dibawa keluar penjara lalu diserahkan pada Dewi Rohini, yang tinggal di luar penjara. Dewi Nendra meminta agar Dewi Rohini mengakui Balarama sebagai anaknya, demi keselamatan anak itu. Sedangkan Krishna begitu lahir diselundupkan ke luar penjara dan ditukar dengan bayi perempuan anak suami istri seorang penggembala bernama Gopa dan Nanda.
Dalam pewayangan Prabu Basudewa menampilkan karakter raja yang pernah membuat keputusan yang tidak bijaksana, dengan menjatuhkan hukuman mati bagi Dewi Maerah. Beberapa waktu kemudian raja itu sadar bahwa ia membuat kekeliruan, menjatuhkan hukuman yang terlalu berat. Prabu Basudewa mencoba menebus kekeliruannya dengan mengakui Kangsa sebagai anak dan bahkan kemudian memberikan kekuasaan atas wilayah Sengkapura, sebagai Raja Muda. Keputusan yang kurang dipikir panjang itu, dikemudian hari ternyata justru memperburuk keadaan. Kangsa yang diperlakukan dengan baik oleh Prabu Basudewa, meskipun ia hanya anak haram, ternyata malahan mengincar singgasana Kerajaan Mandura. Bahkah ketiga putra-putrinya terancam keselamatannya.
Untuk menghindarkan dari kemungkinan buruk yang mungkin ditimbulkan oleh ulah Kangsa, Prabu Basudewa secara diam-diam menitipkan Kakrasana, Narayana, dan Bratajaya pada Antagopa. Rasa aman bagi Prabu Basudewa dan terjaminnya takhta Mandura baru datang sesudah Kangsa tewas.
cerita wayang, cerita wayang bahasa jawa, cerita wayang kulit, cerita
wayang beber, cerita wayang ramayana, cerita wayang golek, cerita
wayang mahabarata, cerita wayang arjuna, cerita wayang beber berasal
dari, cerita wayang bahasa jawa arjuna,cerita wayang abimanyu dalam
bahasa jawa, cerita wayang arjuna bahasa jawa, cerita wayang antasena,
cerita wayang adipati karna, cerita wayang adalah, cerita wayang anoman
duta, cerita wayang arjuna dan srikandi,cerita wayang bima, cerita
wayang bahasa jawa singkat, cerita wayang bahasa jawa semar, bahasa jawa
cerita wayang, gaya bahasa cerita wayang,bahasa jawa cerita wayang
ramayana, bahasa jawa cerita wayang ramayana sintha kandhusta, cerita
wayang b jawa, cerita wayang b.jawa singkat, cerita wayang b.sunda,
cerita wayang b.indonesia, cerita wayang b.jawa pendek, cerita wayang
cangik, cerita wayang cangik dalam bahasa jawa,cerita wayang cupu manik
astagina, cerita wayang cepot,cerita wayang cekak, cerita wayang
caranggana, cerita wayang cinta, cerita wayang citraksi, cerita wayang
citraksa, cerita wayang candrabirawa dalam bahasa jawa
,cerita wayang dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci, cerita wayang dewi sinta dalam bahasa jawa, cerita wayang duryudana dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci dalam bahasa jawa, cerita wayang dewi sinta, cerita wayang dewi kunti, cerita wayang dewi anjani, cerita wayang dalam bahasa jawa singkat, cerita wayang dalam bahasa sunda, cerita di wayang, cerita di wayang hari ini, gambar dan cerita wayang, gambar dan cerita wayang kulit, judul dan cerita wayang, tokoh dan cerita wayang, dewa di cerita wayang, cerita wayang ekalaya, cerita wayang epos mahabarata, cerita wayang entus, cerita wayang bambang ekalaya, cerita wayang ki entus, cerita wayang golek erawan palastra, cerita wayang cekel indralaya, cerita wayang wahyu ekajati, cerita wayang dalang entus, cerita wayang ki enthus, cerita wayang full, cerita wayang fabel, cerita wayang versi jawa, cerita wayang free, cerita wayang golek full, cerita wayang kulit full, fungsi cerita wayang, filosofi cerita wayang,fungsi cerita wayang di indonesia, download cerita wayang golek full, cerita wayang gareng, cerita wayang golek bahasa sunda, cerita wayang gatotkaca bahasa jawa, cerita wayang gareng dalam bahasa jawa, cerita wayang gatotkaca gugur, cerita wayang golek si cepot, cerita wayang gugure abimanyu, cerita wayang golek lucu, cerita wayang hanoman, cerita wayang hanoman dalam bahasa jawa, cerita wayang humor, cerita wayang hot, cerita wayang arjuno sosro krido, cerita wayang anoman singkat, cerita wayang hanoman dalam bahasa sunda, cerita wayang hari ini, cerita wayang hasil karya sunan kalijaga, cerita wayang anoman sejarah
cerita wayang indonesia, cerita wayang ing tlatah jawa biasane asale soko kitab, cerita wayang indrajit, cerita wayang india, cerita wayang indrajit dalam bahasa jawa, cerita wayang iku asale soko ngendi, cerita wayang iku asale saka ngendi, cerita wayang ing basa jawa, cerita wayang islam, cerita wayang islami, cerita wayang jawa, cerita wayang jawa singkat, cerita wayang janaka, cerita wayang jawa dalam bahasa jawa, cerita wayang jawa lengkap, cerita wayang jowo, cerita wayang jayadrata gugur, cerita wayang jabang tutuka, cerita wayang jatayu, cerita wayang jawa ramayana, cerita wayang kresna, cerita wayang kumbakarna, cerita wayang kulit bahasa jawa, cerita wayang kulit bahasa indonesia, cerita wayang kumbakarna gugur, cerita wayang kulit semar, cerita wayang kresna dalam bahasa jawa, cerita wayang kulit singkat, cerita wayang kulit wahyu katentreman, cerita wayang lucu ,cerita wayang limbuk, cerita wayang lengkap, cerita wayang laksmana, cerita wayang lucu bahasa jawa, cerita wayang lahirnya wisanggeni, cerita wayang lahire abimanyu dalam bahasa jawa,cerita wayang lahirnya gatotkaca,cerita wayang lahire anoman,cerita wayang mahabarata bahasa jawa,cerita wayang mahabarata bahasa jawa ngoko,cerita wayang modern,cerita wayang maharsi wiyasa,cerita wayang mahabarata dan ramayana,cerita wayang menggunakan bahasa jawa,cerita wayang mahabarata lengkap,cerita wayang mahabarata bahasa jawa singkat,cerita wayang madya,cerita wayang nakula,cerita wayang nakula sadewa,cerita wayang nakula dalam bahasa jawa,cerita wayang nakula sadewa bahasa jawa,cerita wayang nakula bahasa jawa,cerita wayang nakula dan sadewa,cerita wayang nganggo basa jawa,cerita wayang nganggo bahasa jawa,cerita wayang nusantara,cerita wayang nakula nganggo basa jawa,cerita wayang orang,cerita wayang orang sriwedari,cerita wayang orang anoman obong,cerita wayang orang banyak diambil dari kisah,cerita wayang orang mahabarata,cerita wayang online
,cerita wayang dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci, cerita wayang dewi sinta dalam bahasa jawa, cerita wayang duryudana dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci dalam bahasa jawa, cerita wayang dewi sinta, cerita wayang dewi kunti, cerita wayang dewi anjani, cerita wayang dalam bahasa jawa singkat, cerita wayang dalam bahasa sunda, cerita di wayang, cerita di wayang hari ini, gambar dan cerita wayang, gambar dan cerita wayang kulit, judul dan cerita wayang, tokoh dan cerita wayang, dewa di cerita wayang, cerita wayang ekalaya, cerita wayang epos mahabarata, cerita wayang entus, cerita wayang bambang ekalaya, cerita wayang ki entus, cerita wayang golek erawan palastra, cerita wayang cekel indralaya, cerita wayang wahyu ekajati, cerita wayang dalang entus, cerita wayang ki enthus, cerita wayang full, cerita wayang fabel, cerita wayang versi jawa, cerita wayang free, cerita wayang golek full, cerita wayang kulit full, fungsi cerita wayang, filosofi cerita wayang,fungsi cerita wayang di indonesia, download cerita wayang golek full, cerita wayang gareng, cerita wayang golek bahasa sunda, cerita wayang gatotkaca bahasa jawa, cerita wayang gareng dalam bahasa jawa, cerita wayang gatotkaca gugur, cerita wayang golek si cepot, cerita wayang gugure abimanyu, cerita wayang golek lucu, cerita wayang hanoman, cerita wayang hanoman dalam bahasa jawa, cerita wayang humor, cerita wayang hot, cerita wayang arjuno sosro krido, cerita wayang anoman singkat, cerita wayang hanoman dalam bahasa sunda, cerita wayang hari ini, cerita wayang hasil karya sunan kalijaga, cerita wayang anoman sejarah
cerita wayang indonesia, cerita wayang ing tlatah jawa biasane asale soko kitab, cerita wayang indrajit, cerita wayang india, cerita wayang indrajit dalam bahasa jawa, cerita wayang iku asale soko ngendi, cerita wayang iku asale saka ngendi, cerita wayang ing basa jawa, cerita wayang islam, cerita wayang islami, cerita wayang jawa, cerita wayang jawa singkat, cerita wayang janaka, cerita wayang jawa dalam bahasa jawa, cerita wayang jawa lengkap, cerita wayang jowo, cerita wayang jayadrata gugur, cerita wayang jabang tutuka, cerita wayang jatayu, cerita wayang jawa ramayana, cerita wayang kresna, cerita wayang kumbakarna, cerita wayang kulit bahasa jawa, cerita wayang kulit bahasa indonesia, cerita wayang kumbakarna gugur, cerita wayang kulit semar, cerita wayang kresna dalam bahasa jawa, cerita wayang kulit singkat, cerita wayang kulit wahyu katentreman, cerita wayang lucu ,cerita wayang limbuk, cerita wayang lengkap, cerita wayang laksmana, cerita wayang lucu bahasa jawa, cerita wayang lahirnya wisanggeni, cerita wayang lahire abimanyu dalam bahasa jawa,cerita wayang lahirnya gatotkaca,cerita wayang lahire anoman,cerita wayang mahabarata bahasa jawa,cerita wayang mahabarata bahasa jawa ngoko,cerita wayang modern,cerita wayang maharsi wiyasa,cerita wayang mahabarata dan ramayana,cerita wayang menggunakan bahasa jawa,cerita wayang mahabarata lengkap,cerita wayang mahabarata bahasa jawa singkat,cerita wayang madya,cerita wayang nakula,cerita wayang nakula sadewa,cerita wayang nakula dalam bahasa jawa,cerita wayang nakula sadewa bahasa jawa,cerita wayang nakula bahasa jawa,cerita wayang nakula dan sadewa,cerita wayang nganggo basa jawa,cerita wayang nganggo bahasa jawa,cerita wayang nusantara,cerita wayang nakula nganggo basa jawa,cerita wayang orang,cerita wayang orang sriwedari,cerita wayang orang anoman obong,cerita wayang orang banyak diambil dari kisah,cerita wayang orang mahabarata,cerita wayang online
Belum ada Komentar untuk "Tokoh Dalam Wayang Kulit ( Prabu Basudewa )"