Rumah Adat Sulawesi Selatan : Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasannya Lengkap
Rumah Adat Sulawesi Selatan
– Dalam artikel kali ini, kami akan membahas tentang rumah adat
Sulawesi Selatan. Provinsi Sulawesi Selatan atau yang biasa disingkat
dengan SulSel ini berada di pulau Sulawesi bagian Selatan dengan
Makassar sebagai ibukota provinsi. Kota Makassar dikenal sebagai salah
satu kota paling maju di wilayah Indonesia Tengah. Makassar merupakan
kota sekaligus pusat pemerintahan yang memiliki sejarah panjang dalam
perjalanan bangsa Indonesia. Penduduk asli yang mendiami wilayah
Sulawesi Selatan bermacam-macam, mulai dari suku Bugis, suku Toraja,
suku Makassar, hingga suku lain seperti Mandar, Duri, Pattinjo, dan
Bone. Bahkan masih ada beberapa nama suku lain yang mendiami dan berbaur
dengan masyarakat SulSel.
Sedangkan untuk penggunaan bahasa daerah, masyarakat di Sulawesi
Selatan menggunakan bahasa Makassar. Ini merupakan bahasa daerah
mayoritas, meski beberapa suku juga menggunakan bahasa daerah sendiri
seperti bahasa Bugis, bahasa Mandar, atau bahasa Pettae. Menariknya,
meski soal bahasa mereka memiliki ciri khas sendiri-sendiri, tapi untuk
urusan rumah adat Sulawesi Selatan mereka sepakat menyebutnya dengan
Rumah Tongkonan. Rumah tersebut tercatat secara resmi sebagai rumah adat
dari Sulawesi Selatan. Meski demikian, rumah Tongkonan bukan
satu-satunya rumah adat dari Sulawesi Selatan karena pada dasarnya rumah
ini merupakan rumah adat suku Toraja.
Sedangkan provinsi Sulawesi Selatan sendiri sebenarnya
dihuni oleh beberapa penduduk asli dengan suku yang berbeda. Selain suku
Toraja, ada pula suku Mandar yang menempati bagian pesisir Sulawesi
Selatan. Ada pula suku Bugis yang juga merupakan salah satu rumpun
paling banyak di wilayah ini. Sesuai dengan nama sukunya, mereka juga
menggunakan bahasa Bugis dan banyak dipakai oleh masyarakat Sulawesi
Selatan. Dan suku ini juga memiliki rumah khas tersendiri yang wajib
dikenali. Selain itu, ada pula suku Makassar yang menjadi mayoritas di
wilayah ini. Mereka pun memiliki rumah adat tersendiri yang bernama
rumah Makassar. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang rumah adat
Sulawesi Selatan secara lengkap, berikut penjabaran sekaligus jenis rumah adat yang pernah ada di provinsi ini.
3 Jenis Rumah Adat Sulawesi Selatan
Rumah Adat Suku Makassar
Jika dikategorikan sesuai dengan desainnya, rumah adat suku
Makassar merupakan rumah panggung dengan tinggi 3 meter dari tanah.
Rumah ini ditopang oleh tiang-tiang kayu yang berjejer secara rapih.
Rumah ini berbentuk segi empat dengan tiang penyangga ke arah belakang
dan terdapat pula 5 tiang penyangga ke arah samping. Tapi jika rumah
tersebut adalah milik seorang bangsawan, biasanya memiliki jumlah 5
tiang dengan ukuran yang sangat besar.
Rumah adat suku Makassar memiliki atap model seperti pelana
kuda dengan sudut ujung yang lancip. Pada zaman dahulu, atap rumah ini
dibuat dari rumbia, alang-alang, bambu ataupun nipah. Sedangkan zaman
sekarang, sudah banyak orang yang menggunakan seng ataupun genteng dari
tanah liat untuk menutup bagian atap. Bagian atap belakang dan depan
yang berupa puncak segitiga ini disebut dengan Timbaksela. Dari
Timbaksela, suku Makassar bisa mengenali derajat bangsawan yang
menghuninya. Jika Timbaksela dibuat bersusun, berarti pemiliknya adalah
seorang bangsawan. Semakin banyak susunan Timbaksela, maka semakin
tinggi derajat sang pemilik rumah.
Selain ciri khas tersebut, rumah adat Sulawesi Selatan suku Makassar
juga memiliki tangga. Berdasarkan jenisnya, ada 2 anak tangga yang
digunakan di rumah adat Makassar ini:
- Sapana
Ini merupakan tangga yang dibuat dari bambu dengan 3 atau 4
induk tangga dengan anak tangga yang dianyam. Sapana memiliki Coccorang
atau pegangan samping dan hanya dibuat untuk rumah seorang bangsawan.
- Tukak
Ini merupakan tangga yang dibuat dari kayu dengan 3 induk tangga.
Karena diperuntukkan untuk warga biasa, tangga ini tidak memiliki
Coccorang. Ciri khas lain adalah jumlah anak tangga selalu ganjil.
Rumah Adat Suku Bugis
Jenis rumah adat Sulawesi Selatan yang kedua adalah rumah
yang dimiliki oleh suku Bugis. Sesuai dengan namanya, rumah ini pun
dikenal dengan sebutan rumah adat Bugis. Jika dilihat, desain bangunan
mirip dengan rumah adat suku Makassar yang berbentuk panggung.
Menariknya, rumah adat bugis ini memiliki 3 bagian dimana setiap bagian
memiliki nilai filosofis tersendiri. Berikut 3 bagian rumah adat Bugis
dan nilai filosofinya!
- Boting Langiq (bagian Atas)
Ini merupakan bagian atap rumah dan rongga di dalam rumah
yang melambangkan sebuah perkawinan di atas langit yang dilakukan oleh
We Tenriabeng.
- Ale Kawaq (bagian Tengah)
Ini merupakan bagian tengah yang menjadi tempat pemilik rumah untuk
tinggal. Biasanya berupa beberapa kamar untuk penghuni rumah, dapur, dan
juga ruang untuk menerima tamu. Menurut filosofinya, ini merupakan
tempat yang menggambarkan keadaan di bumi pertiwi.
- Buri Liu (bagian Bawah)
Ini merupakan bagian bawah rumah alias kolong yang juga melambangkan
dunia bawah tanah ataupun laut. Beberapa orang menggunakan bagian ini
untuk hewan peliharaan.
Selain ciri khas tersebut, rumah adat suku Bugis juga memiliki ciri
khas lain yaitu pembangunan rumah tidak menggunakan paku besi. Penduduk
suku Bugis menggunakan pasak dari kayu untuk menyambung setiap bagian
rumah. Selain ciri khas tersebut, rumah suku Bugis juga dibedakan
menjadi dua berdasarkan status sosialnya.
- Rumah Saoraja (Sallasa) yang merupakan sebuah rumah besar yang dihuni oleh para bangsawan.
- Rumah Bola yang merupakan rumah berukuran kecil yang dihuni oleh rakyat biasa.
Rumah Adat Suku Luwuk
Selain dikenal dengan sebutan rumah adat suku Luwuk, beberapa orang
mengenalnya dengan nama rumah adat Langkanae. Ciri khas dari rumah ini
adalah bahan dasar rumah yang terbuat dari kayu dengan 88 tiang.
Sayangnya, pemerintah Belanda sempat menghancurkan seluruh rumah adat
suku Luwuk agar tidak ada jejak sejarahnya. Tidak heran jika rumah ini
tidak terlalu populer hingga saat ini. Meski demikian, hingga saat ini
masih bisa kita jumpai beberapa rumah adat suku Luwuk meski kondisinya
sudah tidak kokoh lagi.
Di bagian dalam biasanya terdapat 3 ruang yang memiliki fungsi
berbeda sesuai dengan luas ruangan tersebut. Untuk bagian pertama
disebut dengan Tudang Sipulung yang merupakan ruangan berukuran besar
untuk menampung para tamu. Biasanya banyak orang yang berkumpul di sini
untuk membahas sesuatu yang berkaitan dengan hajat orang banyak. Setelah
ruang pertama, ada ruang kedua yang merupakan ruang tengah. Biasanya
ada 2 kamar yang luas untuk kamar Datuk dan juga tempat beristirahat
sang Raja. Setelah itu, bagian belakang merupakan sebidang ruangan
dengan 2 kamar atau lebih yang berukuran lebih kecil dari kamar tidur
sebelumnya.
Demikian beberapa jenis rumah adat Sulawesi Selatan yang dikenal
hingga saat ini. Sulawesi Selatan memang dihuni oleh beberapa suku
dengan adat istiadat dan juga jenis rumah yang berbeda. Untuk lebih
memahaminya, silahkan lihat beberapa gambar rumah tradisional dari
Sulawesi Selatan yang terdapat pada gallery postingan ini untuk
mengetahui perbedaan setiap jenis rumah tersebut.
Paling Sering Dicari:
- rumah adat sulawesi selatan
- rumah adat sulawesi
- rumah adat su
- Rumah adat sul
- rumah adat sulsel
- nama rumah adat di sulawesi selatan
- nama rumah adat sulawesi selatan
- nama rumah adat sulawesi
- nama rumah adat suku bugis
- gambar rumah adat sulawesi selatan
Belum ada Komentar untuk "Rumah Adat Sulawesi Selatan : Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasannya Lengkap "