Rumah Adat Riau : Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasannya Lengkap
Kali ini kita akan membahas tentang rumah adat Riau.
Terletak di sebelah timur semenanjung pulau Sumatera, provinsi Riau
menjadi salah satu wilayah yang paling dekat dengan negara Malaysia dan
juga Singapura. Provinsi Riau sendiri berbatasan langsung dengan
Sumatera Utara di bagian Utara, Sumatera Barat di bagian Barat, provinsi
Jambi di bagian Selatan, dan juga negara Malaysia di bagian Timur.
Kondisi geografis inilah yang membuat provinsi Riau dipenuhi oleh suku
Melayu. Etnis Melayu sangat mendominasi di wilayah ini dengan total
populasi mencapai 33%. Sedangkan suku Jawa menjadi yang paling banyak
nomer dua dengan populasi 29%. Selain dua suku tersebut, masih ada suku
Minangkabau, Banjar, Bugis, Sunda, dan bahkan Tionghoa yang mendiami
wilayah ini.
Sebagai salah satu provinsi yang berada di semenanjung pulau
Sumatera dan berdekatan dengan selat Malaka, provinsi Riau merupakan
jalur perdagangan yang paling ramai di zaman kolonial. Ini merupakan
pintu masuk bagi pedagang dari Gujarat, Persia, dan juga China.
Sebagaimana diketahui bahwa selat Malaka merupakan salah satu lautan
yang paling ramai dan dipenuhi oleh pedagang dari seluruh dunia, banyak
orang dari dalam maupun luar negeri yang berseliweran di Riau. Hal ini
membuat adanya percampuran budaya antara beberapa suku. Lambat laun,
suku Melayu pun mendominasi wilayah ini. Percampuran budaya yang terjadi
justru membuat Riau menjadi salah satu provinsi yang punya banyak
kebudayaan yang masih dijunjung tinggi hingga saat ini. Salah satunya
adalah rumah adat kepulauan riau yang terus dipertahankan di tengah modernitas.
Meski
masih berada dalam satu provinsi yang sama, namun beberapa kabupaten
memiliki rumah adat Riau dengan bentuk dan gaya yang berbeda. Tak hanya
itu saja, filosofi setiap bangunan dan desain rumah pun tak lepas dari
nilai-nilai kehidupan yang dianut oleh suku Melayu. Secara umum, bentuk
rumah tradisional Riau merupakan rumah panggung yang disangga oleh
beberapa tiang kayu. Wilayah geografi membuat penduduk asli Riau
menggunakan rumah panggung yang aman dari serangan binatang buas.
Apalagi saat itu provinsi ini masih dipenuhi oleh hutan lebat. Seiring
berjalannya waktu dan hilangnya hutan, konsep rumah panggung tetap
digunakan dan masyarakat menggunakan bagian bawah rumah sebagai tempat
untuk hewan ternak.
Rumah Adat Kepulauan Riau
Untuk
mengenal lebih jauh tentang jenis rumah adat Riau yang dikenal oleh
masyarakat luas, kami akan mengajak Anda untuk membahas lebih detail
tentang nama-nama rumah rumah adat kepulauan Riau beserta gambar rumah
adat Riau, berikut adalah penjelasannya:
Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
Bagi masyarakat Riau, mereka juga menyebut rumah adat Selaso Jatuh
Kembar dengan sebutan lain, yakni Balai Selaso Jatuh. Ya, rumah ini
disebut Balai karena fungsi awal pembangunan rumah ini bukanlah sebagai
rumah tinggal, melainkan sebagai tempat untuk mengambil keputusan
melalui rapat dan musyawarah secara adat. Jadi, tidak heran jika
masyarakat Melayu Riau juga menyebut rumah ini dengan sebutan Balairung
sari, Balai Kerapatan, hingga Balai Pengobatan, tergantung untuk apa
rumah ini dibuat.
Zaman
dulu, setiap desa memiliki setidaknya satu rumah adat Salaso Jatuh
Kembar. Tapi saat ini, musyawarah yang tidak lagi menjadi acara rakyat
kerap digelar di rumah warga sedangkan semua hal yang menyangkut
keagamaan dimusyawarahkan di masjid setempat. Adapun beberapa ciri-ciri
rumah adat Salaso Jatuh Kembar, salah satunya adalah bangunan selasar
yang lebih rendah dibandingkan dengan ruang tengah. Tempat ini digunakan
untuk berkumpul seluruh anggota musyawarah. Di bagian dalam rumah ini
pun tidak ada kamar-kamar seperti rumah pada umumnya, hanya ada sekat
yang memisahkan ruang tengah dan telo. Telo sendiri merupakan tempat
untuk mempersiapkan makanan.
Rumah Melayu Lipat Kajang
Rumah adat Riau yang lain bernama rumah Melayu Lipat Kajang
yang kini sudah mulai punah. Bahkan meskipun ada, rumah ini merupakan
bangunan pemerintah yang telah direnovasi dan terlihat lebih modern.
Sesuai namanya, rumah Melayu Lipat Kajang memiliki lipatan bumbung yang
curam dan kerap dipanggil dengan sebutan Lipat Kajang. Bubungan tersebut
bertujuan agar atap rumah bisa mengalirkan air hujan langsung ke bawah.
Untuk
bagian dinding dan juga lantai rumah biasanya terbuat dari anyaman
sehingga bagian dalam rumah lebih sejuk berkat ventulasi kecil di
sela-sela anyaman bambu. Meski berkonsep rumah panggung, rumah ini tidak
memiliki tiang penyangga karena pondasi rumah langsung melekat ke
tanah. Secara umum, rumah ini terbuat dari bahan dasar kayu dan bahan
lain dari alam yang ramah lingkungan. Namun sayangnya, percampuran
budaya dan pergeseran zaman membuat rumah melayu Lipat Kajang sudah
jarang dan bahkan sudah hilang dari peradaban. Kini banyak masyarakat
Riau yang lebih memilih untuk membangun rumah modern dibandingkan rumah
adat melayu riau Lipat Kajang.
Rumah Melayu Atap Lontik
Selain menyebut dengan nama rumah Melayu Atap Lontik, beberapa orang
juga menyebut rumah ini dengan sebutan rumah Lancang atau Pencalang
berkat atap rumah ini yang meruncing tajam. Seperti rumah khas Sumatera
lain, atap rumah melayu Atap Lontik terlihat seperti tanduk kerbau.
Sementara keempat sisi dinding rumah ini miring keluar, mirip dengan
lancang (perahu). Banyak yang beranggapan bahwa rumah Lontik
terinspirasi dari rumah adat Minangkabau mengingat dua wilayah ini
saling berbatasan.
Rumah
Lontik sendiri merupakan sebuah simbol yang menandakan penghormatan
pada Tuhan yang Maha Kuasa. Selain itu, rumah ini juga melambangkan rasa
sayang dengan sesama manusia. Sama dengan rumah adat Riau yang
mengusung konsep rumah panggung, bagian bawah rumah digunakan untuk
menyimpan hewan ternak. Selain itu, tangga rumah Lontik juga berjumlah 5
yang melambangkan rukun Islam. Ya, masyarakat Melayu yang sebagian
besar menganut agama Islam menganggap bahwa filosofi tangga tersebut
bisa mengantar manusia ke surga (rumah).
Rumah Melayu Atap Limas Potong
Jenis rumah adat Riau yang terakhir bernama rumah Melayu
Atap Limas Potong. Sesuai dengan namanya, atap ruah ini berbentuk limas
yang terpotong sehingga bagian atap tidak lancip atau mengerucut. Rumah
panggung ini tingginya 1,5 meter dari atas permukaan tanah. Sedangkan
bagian dinding terbuat dari papan. Di dalamnya, terdapat 5 bagian yang
terdiri dari teras, ruang depan, ruang tengah, ruang belakang yang
digunakan sebagai tempat tidur, dan juga dapur. Biasanya ukuran rumah
menjadi penanda kekayaang sang pemilik. Semakin besar dan luas rumah
melayu Atap Limas Potong, maka bisa dipastikan semakin banyak harta sang
pemilik rumah.
Diantara
rumah adat Riau yang lain, rumah melayu Atap Limas Potong merupakan
salah satu yang paling tidak populer. Pamornya kalah dengan rumah adat
melayu riau Selaso Jatuh Kembar yang banyak digunakan oleh masyarakat
setempat.
Demikian beberapa jenis rumah adat Riau yang dikenal hingga
saat ini. Dari setiap gambar kita sudah bisa membedakan setiap jenis
rumah tradisional Riau yang butuh perhatian agar tidak punah ditelan
oleh modernitas dan juga perkembangan zaman.
Paling Sering Dicari:
- apa nama rumah adat riau
- download gambar rumah adat kepulauan riau
- nama rumah adat melayu
- Rumah adat riau bersudut
- Rumah adat suku riau
- rumah adatlRIAU
Belum ada Komentar untuk "Rumah Adat Riau : Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasannya Lengkap "