Rumah Adat Papua: Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasannya Lengkap
RUMAH ADAT PAPUA
– Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terbentang dari
Sabang hingga Merauke. Sebagai negara yang luas dan dipisahkan oleh
laut, selat, gunung, hingga hutan belantara yang masih asri, Indonesia
memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda di setiap wilayah. Salah
satu contoh paling nyata adalah ketika Anda menginjakkan kaki di bumi
Papua.
Wilayah yang berada di posisi paling timur Indonesia ini
merupakan salah satu pulau terbesar yang ada di dunia. Di provinsi ini,
kita sudah bisa melihat bahwa dari segi penampilan, budaya, dan gaya
hidup penduduk Papua berbeda dengan penduduk Indonesia di wilayah lain.
Banyak yang menganggap bahwa Papua merupakan wilayah yang paling
primitif dibandingkan dengan daerah lain.
Meski demikian, hal tersebut Papua tetap sama di mata dunia.
Mereka adalah bagian dari negara berdaulat yang menjunjung tinggi
perbedaan dalam kultur budayanya. Justru keberadaan masyarakat Papua
sangat menguntungkan karena kita menjadi negara yang kaya meski berbeda.
Selain gaya hidup, rumah adat Papua juga memiliki bentuk, material
bangunan, dan juga filosofi yang berbeda dari wilayah lain. Hal ini
membuat keanekaragaman budaya yang dimiliki menjadi lebih bervariasi.
Tak heran jika kita juga harus membantu masyarakat Papua untuk menjaga
kelestarian budaya yang mereka miliki. Salah satunya adalah dengan
mengetahui berbagai hal tentang keunikan yang dimiliki oleh penduduk
Papua. Dalam artikel kali ini, mari kita lihat lebih dekat tentang rumah
Hanoi, rumah tradisional penduduk Papua.
Jenis-Jenis Rumah Honai Berdasarkan Fungsi
Jika melihat gambar rumah adat Papua sepintas, memang semua rumah adat
dari Papua lebih sama. Akan tetapi jika diteliti lebih detail, tentu
ada perbedaan karena ada beberapa jenis rumah Honai yang dibuat sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
Honai
Honai sendiri merupakan sebuah rumah adat Papua yang
diperuntukkan bagi penduduk laki-laki. Sesuai dengan namanya, Hun
berarti pria dewasa. Sedangkan Ai memiliki arti rumah. Gabungan keduanya
akhirnya disebut dengan Hunai atau yang akhirnya dilebur dan diucapkan
menjadi Honai, rumah khusus pria. Namun karena keterbatasan informasi,
selama ini kita menganggap bahwa semua rumah adat di Papua adalah Honai.
Padahal faktanya ini merupakan sebuah rumah yang digunakan untuk tempat
tinggal kaum laki-laki.
Ebeai
Jika Honai merupakan tempat tinggal bagi kaum laki-laki, maka rumah
adat Papua untuk perempuan dinamakan Ebeai. Seperti kata Honai, Ebeai
juga merupakan peleburan dua macam kata. Ebe berarti tubuh sedangkan Ai
berarti rumah. Gabungan dua kata tersebut bukanlah tubuh rumah,
melainkan memiliki arti sebagai tempat tinggal perempuan karena pada
dasarnya perempuan merupakan rumah bagi tubuh (bayi) yang menjadi cikal
bakal manusia.
Wamai
Kita tahu bahwa masyarakat Papua bertahan hidup dengan cara berburu
meski akhirnya mereka mulai mengenal bercocok tanam dan menggembala
ternak. Untuk hewan ternak, mereka kerap membuat Wamai yang digunakan
sebagai kandang bagi babi, anjing, ayam, ataupun hewan yang lain.
Struktur Rumah Adat Papua
Sesuai dengan jenis dan juga fungsinya, rumah adat Papua
juga memiliki struktur yang berbeda antara Honai, Ebeai, dan juga Wamai.
Untuk mengenal lebih lanjut, mari kita ulas tentang struktur rumah adat
masyarakat Papua.
Struktur Rumah Adat Papua Honai
Rumah Honai yang digunakan sebagai tepat tinggal kaum laki-laki
memiliki ukuran yang besar. Biasanya rumah akan dibangun dengan ukuran
tinggi 3 meter dengan diameter ruangan sebesar 5 meter. Rumah ini
berbentuk lingkaran dengan hanya ada 1 pintu di bagian depan. Pada
bagian tengah ruangan biasanya diperuntukkan sebagai api unggun yang
akan menghangatkan sepanjang malam. Rumah Honai sendiri tidak
menggunakan lantai alias langsung beralaskan tanah. Biasanya, beberapa
rumah Honai juga memiliki panggung kecil di bagian dalam sebagai alas
untuk tidur.
Struktur Rumah Adat Papua Ebeai
Rumah Ebeai yang dihuni oleh kaum wanita sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan rumah Honai. Hanya saja ukuran Ebeai lebih kecil dengan
tinggi 2 meter dan diameter ruangan sebesar 4 atau 5 meter, tergantung
jumlah penghuni di dalam rumah. Perlu diketahui bahwa biasanya ada 6
hingga 10 orang yang tinggal dalam satu rumah Ebeai karena sang ibu
harus tidur dan menjaga anak-anaknya.
Struktur Rumah Adat Papua Wamai
Sedangkan untuk kandang ternak, penduduk Papua sangat fleksibel.
Mereka akan membangun Wamai dengan ukuran yang lebih besar dari Hanoi
jika memiliki banyak ternak. Ukuran Wamai biasanya disesuaikan dengan
jumlah hewan ternak dalam komunitas tempat mereka tinggal.
Manfaat dan Kegunaan Rumah Adat Papua
Selain digunakan sebagai tempat tinggal, rumah Honai juga memiliki
filosofi yang hingga saat ini dipercaya oleh penduduk Papua. Lihat
daftar di bawah ini untuk mengetahui filosofi rumah adat Papua.
- Tempat Mendidik Anak
Selain digunakan untuk tempat tinggal, rumah adat Papua juga digunaan
sebagai tempat untuk berbagi dengan keluarga. Rumah merupakan media
utama untuk mendidik anak dan mengenalkan keturunan mereka tentang
bagaimana strategi berperang yang baik. Para tetua adat juga akan
mengajarkan cara berburu, mengasah insting di hutan, dan menjaga
persatuan tiap kelompok maupun anggota keluarga.
Dengan bentuk bangunan berupa lingkaran tanpa sudut, ini mencerminkan
bahwa hubungan kekerabatan mereka akan selalu kekal dan erat, bersatu
satu sama lain. Bentuk lingkaran juga merupakan wujud bahwa setiap suku
sebenarnya memiliki kesamaan, yakni berupa filosofi yang dianut tetaplah
sama meski mereka tinggal di lembah yang berbeda.
- Tempat Penyimpanan
Sebagaimana fungsi rumah pada umumnya, penduduk asli Papua juga
menggunakan rumah adat mereka sebagai tempat untuk menyimpan berbagai
barang. Biasanya kaum lelaki akan menyimpan senjata atau barang berharga
milik suku mereka. Peralatan perang, alat berburu, atau bahkan hasil
buruan pun kerap disimpan di dalam rumah Hanoi.
Filosofi dari tempat penyimpanan menunjukkan bahwa rumah Hanoi
merupakan cerminan dari harga diri mereka. Alat perang, barang berharga
milik suku, dan tempat menyimpan anak-anak mereka ini mencerminkan bahwa
rumah adat beserta isinya harus dijaga. Tidak boleh ada pihak yang
menghancurkan rumah dan tempat penyimpanan barang berharga mereka.
- Tempat Berkumpul
Tak hanya sebagai tempat tinggal satu atau dua orang saja, Hanoi juga
kerap digunakan untuk berkumpul komunitas suku. Mereka akan berkumpul
untuk merencanakan strategi, membahas tentang upacara adat, ataupun
melakukan diskusi antar tetua agar lebih private dan tidak diganggu oleh
anggota suku lain.
Untuk yang satu ini, makna filosofi yang dimaksud oleh
penduduk Papua menunjukkan bahwa Hanoi adalah pemersatu. Bahkan di
sinilah sepasang pengantin baru dari dua suku yang berbeda akan bersatu
di malam pertama mereka. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, rumah
Hanoi juga digunakan untuk tidur bersama sepanjang malam. Persatuan
inilah yang membuat ikatan setiap anggota suku sangat erat dan kuat.
Alhasil, mereka akan saling bahu-membahu dan bekerja sama untuk
mencukupi kebutuhan hidup.
Paling Sering Dicari:
- macam rumah adat di papua
- rumah adat papua
- bagaimana struktur rumah adat papua
- cerminan rumah adat honai
- nama rumah adat papua
- rumah ada
- rumah adat Papua adalah
- rumah adat Yang ada di pulau papua adalah
- selat sunda gunung kalimantan honai rumah adat provinsi
Belum ada Komentar untuk "Rumah Adat Papua: Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasannya Lengkap "