Rumah Adat Jawa Tengah : Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasannya Lengkap
Rumah Adat Jawa Tengah –
Pulau Jawa dikenal sebagai jantung Indonesia sejak zaman dahulu kala.
Dalam perjalanan sejarah pulau Jawa, pulau yang berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia ini dikenal sebagai munculnya peradaban modern di
Indonesia. Selain memiliki kerajaan yang cukup berpengaruh dalam
perjalanan Indonesia di zaman kuno, pulau Jawa juga menjadi wilayah yang
mengalami perkembangan paling pesat jika dibandingkan dengan pulau atau
wilayah lain. Sejak zaman penjajahan, pulau Jawa sudah digunakan oleh
penjajah sebagai tempat untuk melakukan aktivitas perdagangan. Sedangkan
pada zaman Kemerdekaan, pulau Jawa kembali menjadi jantung aktivitas
dan operasional negara Indonesia.
Nama Rumah Adat Jawa Tengah adalah Joglo. Meski zaman terus
berkembang dan berubah mengikuti perubahan yang ada, rumah adat Jawa
Tengah tetap menjadi sebuah simbol yang kuat. Terbukti bahwa di zaman
modern seperti sekarang ini, rumah Joglo masih lestari dan digunakan
oleh masyarakat yang tinggal di pedesaan. Tak hanya itu saja,
kepopuleran rumah tradisional Jawa Tengah pun membuat beberapa restoran
besar mengadopsi desain dan arsitektur yang digunakan untuk membuat
rumah tradisional masyarakat Jawa Tengah. Ini membuktikan bahwa meski
teknologi sudah maju dan desain rumah mengalami perkembangan pesat, tapi
ada esensi yang tidak bisa dilepas dari rumah adat Jawa Tengah yang
begitu mempesona sejak zaman dahulu kala.
Rumah adat Jawa Tengah juga memiliki desain tersendiri yang
membedakan dengan wilayah lain seperti Jawa Barat atau Jawa Timur.
Silahkan lihat gambar rumah adat Jawa Tengah dan wilayah Jawa bagian
lainnya, tentu ada perbedaan yang jelas dari bentuk dan juga gaya
arsitektur. Jika ditelisik lebih dalam lagi, perbedaan bentuk juga
mencerminkan filosofi yang diusung oleh masyarakat Jawa yang dikenal
begitu ramah. Keramahan masyarakat Jawa Tengah tercermin dari
bahan-bahan yang digunakan dalam membuat rumah adat.
Bahan yang digunakan pun ramah bagi lingkungan, tidak menimbulkan
kerusakan bagi lingkungan di sekitarnya. Inilah yang membuat pamor rumah
Joglo lebih dikenal daripada rumah adat di wilayah lain.
Bahkan di era modern saat ini, beberapa tempat penting masih
menggunakan desain rumah tradisional Jawa Tengah. Saat kita menjelajah
setiap sudut kota-kota di Jawa Tengah, maka kita bisa mendapati rumah
pemerintahan Bupati yang masih mempertahankan desain rumah tradisional
Jawa Tengah. Ya, beberapa kantor pemerintahan masih menggunakan
arsitektur Joglo meski mereka juga melakukan pencampuran desain yang
membuatnya terlihat lebih modern. Biasanya, pendopo pemerintahan juga
berada di dekat alun-alun kota yang menjadi pusat hiburan masyarakat
Jawa Tengah. Untuk lebih mengenal tentang rumah Joglo yang menjadi ikon
rumah adat Jawa Tengah, mari kita membahas lebih detail tentang rumah
ini
Rumah Adat Jawa Tengah dan Penjelasannya (Joglo)
Desain arsitektur yang digunakan untuk membuat rumah Joglo terlihat
unik. Hal ini bisa dilihat dari bagian atap yang menjulang tinggi di
bagian tengah. Masyarakat Jawa Tengah sendiri menyebut desain ini
sebagai Bubungan, yakni sebuah atap yang menjulang tinggi dengan rongga
di bagian dalam. Tujuannya agar panas matahari tidak langsung ‘jatuh’ ke
dalam rumah yang bisa membuat suasana interior menjadi lebih panas.
Ruang kosong di bagian bubungan akan menyerap sinar matahari sehingga
bagian dalam rumah tidak terlalu panas di siang hari.
Sedangkan jika diperhatikan bagian depan rumah, maka setiap rumah
adat Jawa Tengah memiliki 4 tiang penyangga yang terbuat dari kayu. Pun
di bagian tengah ruangan yang menyangga bubungan, terdapat 4 tiang
penyangga berukuran lebih panjang dari pada bagian depan. Tiang
penyangga ini disebut dengan Soko Guru, yakni saka (tiang) yang
menyangga bubungan dan lebih tinggi dari tiang lain sebagai simbol bahwa
pemilik rumah harus bisa menjadi Guru bagi anggota keluarga di rumah.
Secara
umum, hampir 100% bahan bangunan dan arsitektur yang digunakan untuk
membuat rumah Joglo terbuat dari kayu. Kayu ini dipilih dari berbagai
jenis tanaman yang ada seperti kayu Jati, kayu Sengon, dan juga batang
pohon kelapa yang dipotong-potong menjadi tiang penyangga. Di zaman dulu
kala, kayu Jati menjadi bahan utama karena dikenal memiliki kualitas
yang lebih baik daripada kayu lain. Selain awet, kayu jati juga sangat
kuat sehingga tidak gampang keropos atau dimakan rayap. Rumah Joglo
zaman dulu yang masih asli dan dibuat dari 100% kayu jati pun masih
bertahan sampai sekarang meski kondisinya sudah tidak sempurna di
beberapa bagian. Sedangkan di era modern saat ini, pembuatan rumah Joglo
dilakukan dengan melakukan berbagai campuran kayu.
Untuk bagian atap, rumah Joglo menggunakan genteng yang terbuat dari
tanah liat. Desain genteng pun bermacam-macam karena pada beberapa
tepian genteng memiliki bentuk segitiga, sedangkan pada bagian bubungan
memiliki desain seperti sisik ikan. Opsi yang kerap digunakan oleh
masyarakat tradisional zaman dulu adalah jerami, bahan ijuk, ataupun
daun alang-alang yang dianyam untuk menyerupai bentuk atap. Penggunaan
material alam dan desain yang membumbung tinggi inilah yang membuat
rumah Joglo terasa sejuk dan nyaman untuk ditempati.
Fungsi Sketsa Rumah Adat Jawa Tengah di Setiap Bagian
Jika di era globalisasi rumah hanya diartikan sebagai tempat untuk
beristirahat setelah beraktivitas di luar, setiap bagian rumah Joglo
ternyata memiliki fungsi yang berbeda-beda sehingga rumah tradisional
Jawa Tengah tak sekedar dianggap sebagai tempat tinggal saja. Rumah adat
Jawa Tengan menjadi sebuah ikon budaya dan juga gambaran dari kehidupan
sosial masyarakat Jawa. Tidak heran jika rumah Joglo selalu memiliki
beberapa ruangan yang dibangun khusus sesuai dengan fungsinya. Berikut
beberapa bagian ruangan dan fungsi masing-masing:
Pendapa
Bagian ini terletak di bagian depan rumah yang biasanya digunakan
untuk menjamu para tamu yang datang. Tak hanya itu saja, pada rumah
orang-orang yang punya status sosial tinggi biasanya memiliki Pendapa
dengan ukuran yang besar, sebagai tempat untuk menggelar berbagai
pertemuan besar dan juga pertunjukan seni. Aktivitas upacara adat juga
kerap dilakukan di Pendapa yang dihadiri oleh banyak orang.
- Pringitan
Bagian ini pada dasarnya adalah sebuah ruangan yang terletak di
antara Pendapa dan rumah bagian dalam. Biasanya berbentuk seperti
setapak kecil yang digunakan sebagai jalan masuk. Saat pertunjukan
wayang dilakukan, Pringitan biasanya menjadi tempat untuk si Dalang.
Emperan
Ini merupakan sebuah teras rumah yang biasanya hanya berukuran luas 2
meter dan panjang menyesuaikan rumah. Di bagian Emperan biasanya
terdapat sepasang kursi dan sebuah meja yang kerap digunakan untuk
menerima tamu atau sekedar bersantai oleh anggota keluarga.
Omah Njero
Istilah lain menyebut bagian ini dengan nama Dalem Ageng, Omah Mburi,
atau hanya sebutan Omah. Dalam istilah Jawa sendiri, Omah berarti Rumah
secara umum. Yakni seluruh ruangan yang berada di bagian dalam rumah.
Senthong Kiwa
Ini merupakan sebuah ruangan yang berada di sebelah kiri rumah.
Ruangan ini difungsikan tergantung pemilik rumah, bisa sebagai gudang,
tempat tidur, atau tempat persediaan makanan.
Senthong Tengen
Ini merujuk pada bagian dalam rumah sebelah kanan, fungsinya sama dengan ruangan Senthong Kiwa.
Senthong Tengah
Berbeda dengan Senthong Kiwa ataupun Tengen, Senthong Tengah
digunakan untuk memajang barang-barang antik di bagian dinding.
Biasanya terdapat kursi dan meja untuk menerima tamu.
Paling Sering Dicari:
- rumah adat jawa
- gambar rumah adat jawa
- gambar rumah adat jawa tengah
- rumah joglo adalah rumah adat dari
- rumah adat comjawa tengah
- ruma adat jawa tenga
- www rumah adat dari Jawa Tengah bernama
- Nama rumah adat yang berasal dari jawa tengah
- nama rumah adat jawa tengah
- gambar rumah jawa tengah
Belum ada Komentar untuk "Rumah Adat Jawa Tengah : Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasannya Lengkap "