Dongeng Kerbau dan Monyet Licik
Dongeng Kerbau dan Monyet Licik - Jaman
dahulu kala, ada seekor monyet yang sangat nakal. Di sangat rakus dan
suka mencuri tanaman dan buah para petani. Perbuatanya yang sudah sangat
keterlaluan, membuat para petani resah. Sehingga para petani mulai
menjaga ladang mereka dengan ketat dan memasang berbagai perangkap.
Tentu saja hal ini membuat monyet yang nakal itu kebingungan, karena
jika sampai dia tertangkap, nyawanya bisa melayang.
Pada suatu hari ketika si monyet tengah asik termenung
menahan lapar di bawah pohon, dia melihat banyak burung-burung tengah
terbang membawa buah anggur yang cukup segar. Melihat hal itu, air liur
si monyet mulai berjatuhan. Lalu si monyetpun berteriak pada
burung-burung itu.." Hai kawan, dari mana kalian dapatkan buah-buahan
yang ranum itu?". Merasa di panggil, burung-burung itupun berhenti dan
bertengger di atas pohon. Sambil memakan buah anggur, burung-burung
itupun menjawab.." Kami mendapatkanya dari kebun di seberang sungai.
Para petani di sana baik hati. Mereka tak akan mengusir atau melukai mu
jika kau hanya mengambil buah yang sudah terjatuh ke tanah, asal jangan
kau makan buah yang masih ada di pohonya". Jawab burung-burung itu.
Mendengar jawaban itu, si monyet menjadi sangat girang. Diapun segera
menuju kebun di seberang sungai, karena waktu itu sungai mengalir kecil
karena musim kemarau, jadi si monyet dapat dengan leluasa menyeberangi
sungai itu. Tapi karena sifatnya yang rakus, maka dia memakan semua buah
anggur di kebun itu. Baik yang jatuh ke tanah, ataupun yang masih
menggantung di pohon.
Berkali-kali si monyet mengulangi hal yang sama, hingga para
petani di seberang sungai kini mulai resah. Mereka tak lagi seramah
dulu, bahkan burung-burung kini juga di usir. Karena para petani tak
tahu, bahwa yang merusak tanaman mereka adalah si monyet. Tapi meskipun
sudah mulai di jaga, tapi si monyet tetap bisa dengan leluasa melakukan
aksi nakalnya. Karena penjagaan tak begitu ketat, si monyet masih bisa
mencari kelengahan para petani. Sehingga kelakuan si monyet kian hari
kian menjadi.
Tak terasa, masa sudah memasuki musim penghujan. Dan si monyet masih
saja melakukan pencurian tanpa mau mendengar keluh kesah para petani
yang mulai merugi. Si monyet sangat serakah dan rakus, sehingga yang dia
fikirkan hanya kepentinganya sendiri. Tapi sial, waktu si monyet akan
menyeberang sungai, ternyata sungai itu tengah meluap karena guyuran
hujan di atas bukit. Hal tersebut membuat monyet sangat kebingungan,
karena dia tak bisa berenang.
Tapi monyet juga di kenal sebagai hewan yang licik, dia pun
berfikir untuk mencari cara agar bisa menyeberang. Ahirnya, dia teringat
pada sahabat lamanya, si kerbau. Kerbau adalah hewan yang cukup
terkenal bisa berenang, dia adalah perenang yang hebat. Ahirnya,
monyetpun menemui si kerbau untuk merayunya. "Hai kerbau sahabat ku,
lama tak jumpa. Kenapa badan mu kini terlihat kurus?". Tanya monyet.
"Ah, masak? Perasaan dari dulu tubuh ku tetap begini. Kau saja yang
sekarang terlihat tambah gemuk". Jawab si Kerbau. "Hehehe.. Bagaimana
aku tak gemuk? Aku makan enak tiap hari. Petani yang ada di seberang
sungai sana, selalu memberi ku makanan enak. Aku di perbolehkan
menghabiskan semua buah di kebunya". Kata si monyet mulai berbohong.
"Wah, benarkah itu? Beruntung sekali kau.. Pantas sekarang
kau tambah gemuk". Kata si kerbau tanpa menaruh sedikitpun curiga pada
sahabatnya. "Tapi kerbau, makanan di sana terlalu banyak. Aku tak
sanggup menghabiskanya sendirian, maukah kau menemani ku ke sana dan
kita makan berdua. Itu semua karena kau sahabat ku, makanya aku mengajak
mu". Si monyet mulai menipu kerbau. "Wah.. Kau baik sekali kawan. Kalo
begitu, ayo kita ke sana sekarang". Kata kerbau sangat girang. "Tapi
tunggu dulu kerbau, air sungai kini sedang meluap. Aku tak bisa
berenang..". Kata monyet lagi. "Ah, itu masalah gampang, kau bisa naik
kepunggung ku. Kau tahu sendiri, aku ini perenang hebat". Jawab si
kerbau.
Baca Juga:
Cerita Rakyat Nusantara | "Legenda Alue Naga"
Merasa tipu muslihatnya berhasil, si monyet merasa sangat
senang. Monyet dan kerbau pun segera menuju kebun di seberang sungai,
dan ketika menyeberangi sungai, si monyet naik ke punggung kerbau.
Setelah sampai di kebun, monyetpun segera makan dengan lahapnya. Begitu
pula si kerbau, karena dia merasa semua buah itu memang sengaja di
berikan untuk monyet, maka dia juga memakan semua buah di kebun dengan
lahap sama seperti monyet. Tapi tanpa mereka sadari, gerak-gerik mereka
telah di perhatikan oleh para petani dari tadi. Para petani memang
sengaja bersembunyi untuk mencari tahu siap sebenarnya yang mencuri di
kebun mereka selama ini. Setelah melìhat monyet dan kerbau tengah
kekenyangan, merekapun langsung berusaha menyergap kerbau dan monyet.
Monyet yang sadar akan bahaya yang datang, segera berlari menyelamatkan
diri meninggalkan kerbau yang kebingungan karena tak tahu masalah yang
sebenarnya.
Tapi insting kerbau sadar akan bahaya yang mengancam, hingga
ahirnya dia pun berlari menyelamatkan diri. Para petani melempari dan
mengusir mereka dengan batu, sehingga membuat tubuh kerbau terluka, di
tambah semak belukar yang penuh duri membuat si kerbau semakin
kesusahan. Sedangkan si monyet sudah tak kelihatan batang hidungnya, hal
tersebut membuat kerbau sadar bahwa dia telah di tipu. Hal itu membuat
si kerbau menjadi sakit hati pada monyet.
Ahirnya, setelah beberapa lama berlari si kerbau
sampai di tepi sungai. Dengan segera diapun masuk ke dalam sungai untuk
mulai menyeberang. Tapi baru beberapa langkah, tiba-tiba si monyet
muncul. Ternyata dari tadi si monyet bersembunyi di semak-semak karena
tak bisa berenang. "Hai kerbau sahabat ku, tunggu aku..! Apa kau tega
meninggalkan sahabat mu di sini?". Teriak si monyet. Melihat kedatangan
si monyet, hati kerbau menjadi sangat dongkol. "Jika kau ingin ikut,
cepatlah melompat ke punggung ku. Aku sedang buru-buru, jadi kalau tak
segera melompat, kau akan ketinggalan". Jawab si kerbau dengan nada
ketus. Mendengar itu, si monyetpun berlari dengan sekuat tenaga. Dia
semakin panik ketika mendengar para petani yang mengejar telah ada di
belakang mereka. Ahirnya setelah sampai pinggir sungai, si monyet segera
melompat. Tapi na'as, karena perutnya terlalu kenyang, membuat tubuhnya
bertambah berat dan kurang lincah. Si monyet tidak dapat sampai di
punggung kerbau, dan ahirnya tercebur ke dalam sungai dan hanyut terbawa
arus. Sedangkan si kerbau tak meperdulikan hal itu, dia lebih memilih
segera lari menyelamatkan diri. Karena para petani sudah kian dekat dan
siap menangkap mereka.
Nah, hikmah yang dapat kita petik dari kisah ini.. Jangan
terlalu serakah, apa lagi menghianati kepercayaan orang lain pada kita..
Karena akan membuat rugi diri sendiri pada ahirnya.. :)
TAMAT
Belum ada Komentar untuk "Dongeng Kerbau dan Monyet Licik"