Dongeng Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan
Dongeng Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan-
Dahulu kala di sebuah desa yang jauh dari ibu kota, hiduplah seorang
anak yang rajin dan sangat haus akan pengetahuan, mogu namanya. Dia
hidup bersama ibunya yang sudah tua di sebuah rumah sederhana, karena
kehidupanya yang miskin dia tak bisa belajar ke kota sebagaimana
teman-temanya.
Dia merawat ibunya dengan sabar, setiap hari
pekerjaanya beternak, bertani, serta mencari kayu bakar di hutan. Untuk
memuaskan rasa hausnya akan pengetahuan, dia belajar dari buku-buku yang
di bawa oleh teman-temanya. Dia juga belajar dari tiap hal yang dia
temui.
Rasa penasaranya yang tinggi membuatnya menjadi anak yang cerdas dan mudah memahami tiap pengetahuan yang dia dapat.
Pada suatu hari, mogu mencari kayu bakar di hutan.
Tapi sial tak dapat di cegah, dia tersesat karena masuk ke hutan terlalu
dalam. Dia berputar-putar mencari jalan pulang, tapi hingga gelap
menjelang jalan keluar tak juga dia temukan.
Akhirnya karena kelelahan, mogu pun beristirahat di
sebuah pohon besar dan tertidur di bawahnya. Ketika tengah tertidur,
samar-samar mogu mendengar ada sebuah suara yang memanggilnya. Dia kira
mungkin dia tengah bermimpi, tapi terdengar suara itu semakin jelas
hingga membuat mogu terbangun.
"Siapakah gerangan yang memanggil ku..? Tolong
tunjukan diri mu, jangan menakuti ku. Aku hanya sekedar menumpang
istirahat di sini karena rasa lelah, aku tak berniat mengusik mu". Kata
mogu gemetar karena takut.
"Tenanglah nak.. Aku tak bermaksud jahat.. Aku adalah pohon
yang kau sandari, dan kau kini tengah berada di bawah ku". Jawab suara
itu.
Mendengar hal itu, mogu pun segera menjauh dengan panik,
ternyata pohon yang dia sandari memiliki sebuah bentuk wajah di
batangnya.
"Jangan takut, aku tak akan menyakiti mu.. Aku adalah Tule,
pohon pengetahuan. Siapakah nama mu nak? Kenapa kau bisa sampai ada di
sini?". Tanya pohon yang mengaku bernama tule itu.
Lalu mogu pun menceritakan kisahnya, (cerita anak)
bagaimana dia sampai di tempat itu dan tentang semua kehidupanya,
termasuk keinginanya yang besar untuk belajar ilmu pengetahuan. Dalam
waktu sekejab, mogu dan tule menjadi akrab.
"Hai mogu.. Mungkin kita sudah di takdirkan untuk
bertemu. Kebersihan hati mu, kejujuran, dan rasa haus mu akan ilmu
pengetahuan membuat mu dapat bertemu aku. Mogu.. Aku adalah pohon
pengetahuan. Aku mengetahui akan banyak hal dan segala ilmu pengetahuan,
hingga banyak sekali orang-orang yang mencari ku demi menimba ilmu dari
ku. Tapi.. Hanya orang yang berhati bersih dan sangat haus akan
pengetahuan yang dapat bertemu dengan ku.
Sekarang aku ingin bertanya pada mu, jika kau memiliki pengetahuan yang luas.. Akan kau gunakan untuk apa? ". Tanya tule.
"Bagi ku pengetahuan akan sangat berguna sekali. Aku dapat
mengajari orang lain akan banyak hal yang bermanfa'at, membantu mereka
untuk membuat kehidupan lebih mudah, dapat memilih antara yang baik dan
buruk, serta banyak hal-hal bermanfa'at lainya. Karena menurut ku, ilmu
pengetahuan di ciptakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih
baik." Jawab mogu.
"Hmm.. Jawaban yang cukup bijak untuk anak seusia
mu. Nah mogu.. Mungkin memang sudah di takdirkan kau menemukan ku. Mulai
sekarang, maukah kau menjadi murid ku dan ku ajari akan tiap
pengetahuan yang ku miliki?". Tanya Tule.
Mendengar itu, mogu langsung menyanggupi dan merasa sangat senang sekali.
Setelah pertemuan itu, tiap hari mogu datang ke hutan untuk
menemui tule, dan belajar banyak pengetahuan yang berguna. Karena sifat
rajin dan kebersihan hati mogu dalam belajar, mogu tak mengalami
kesulitan dalam memahami tiap pelajaran yang dia dapat.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan
bulan berganti tahun. Tak terasa bertahun-tahun telah di lalui mogu dan
tule bersama, hingga tak terasa mogu kini telah tumbuh menjadi seorang
pemuda yang tampan dan cerdas. Ibunya telah meninggal beberapa tahun
lalu karena usia tua, hingga dalam beberapa tahun ini mogu tinggal
sendiri. Tapi keberadaan tule si pohon pengetahuan, membuat mogu tidak
merasa kesepian dan memiliki seorang penghibur.
Bertahun-tahun mogu fokus belajar, dan kini dia
telah memiliki pengetahuan yang cukup banyak di atas rata-rata.Hingga
pada suatu hari, Tule si pohon pengetahuan berkata padanya..
"Mogu anak ku.. Pengetahuan yang kau miliki ku rasa
sudah cukup sebagai bekal hidup mu. Kini.. Pergilah engkau mengembara.
Berkunjunglah ke tempat-tempat baru dan amalkan serta ajarkan tiap
pengetahuan yang kau miliki. Agar semua pengetahuan yang kau pelajari
selama ini, berguna juga untuk orang lain. Jika suatu saat kau bingung
akan suatu hal, kau boleh datang lagi pada ku untuk bertanya". Kata
tule.
Ahirnya.. Mogu pun melakukan perintah tule yang sudah dia anggap seperti ayah sendiri.
Mogu pun mengembara.. Singgah dari desa ke desa
mengajarkan tiap pengetahuan yang dia miliki. Dari mengajari menulis dan
membaca, sampai mengajari tentang pembangunan dan pertanian. Ahirnya..
Tibalah mogu di ibu kota.
Pada waktu itu di ibu kota sedang di adakan ujian sebagai
calon pejabat kerajaan. Melihat sebuah peluang yang baik itu, mogu pun
mengikuti ujian tersebut.
Dengan kecerdasan dan pengetahuan yang dia miliki, mogu pun
dapat lolos dengan mudah dan di angkat menjadi pejabat penting di
kerajaan. Kecerdasan dan pengetahuanya membuat semua penghuni istana
kagum, hingga mogu menjadi buah bibir di kalangan para pejabat istana.
Ahirnya.. Berita tersebut sampai juga di telinga sang raja,
karena penasaran.. Sang raja pun mengirim utusan untuk memanggil mogu
agar menghadap.
Ahirnya mogu pun datang menemui sang raja dengan di
saksikan oleh para pejabat-pejabat yang berkumpul di sana. Mereka juga
penasaran tentang mogu yang tengah menjadi buah bibir dan sangat
terkenal dalam sekejap.
Tentunya.. Tak semua senang dengan kehadiran mogu. Ternyata
ada salah seorang pejabat yang bernama Baralel yang iri akan ketenaran
mogu. Dia berniat membuat mogu malu di depan raja, dia berencana memberi
mogu pertanyaan yang tak mungkin dia jawab.
"Ampun baginda.. Izinkan hamba memberi beberapa pertanyaan
pada anak ini. Apakah benar dia secerdas yang di kabarkan". Kata Baralel
mulai melancarkan siasatnya. Dan sang raja pun mempersilahkan.
"Silahkan tuan tanyakan apa yang ingin tuan ketahui". Jawab mogu tenang dengan tersenyum.
"Menurut perkiraan mu, berapa kira-kira tinggi tubuh ku?". Tanya Baralel.
"Tinggi badan tuan sama dengan panjang jarak antara ujung
jari tangan kiri hingga ujung jari tangan kanan ketika tuan bentangkan".
Jawab mogu dengan tenang.
Merasa kurang percaya, sang raja pun menyuruh orang
mengukurnya untuk membuktikan jawaban mogu. Dan betapa terkejutnya sang
raja ketika jawaban mogu tersebut benar-benar tepat. Sang rajapun
semakin kagum di buatnya, sedang Baralel menjadi semakin geram.
"Baiklah.. Kau memang pintar. Tapi apakah kau bisa menyalakan api tanpa pemantik api?". Kata Baralel belum menyerah.
"Hamba bisa tuan..". Kata mogu.
Kemudian dia mengumpulkan daun dan ranting pohon kering.
Lalu dia keluarkan kaca cembung yang berada di sakunya dan mengarahkanya
pada sinar mata hari. Lama kelamaan sinar mata hari yang terfokus dari
pantulan kaca cembung tersebut membuat daun dan ranting kering yang dia
kumpulkan terbakar.
Melihat hal tersebut, raja menjadi terkagum-kagum akan
kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang di miliki mogu. Melihat hal
tersebut, Baralel kehabisan akal dan semakin kesal di buatnya.
"Baiklah mogu, aku sudah percaya akan kecerdasan dan
pengetahuan mu. Ternyata kabar yang terdengar di istana ku ini benar
adanya. Sekarang aku punya pertanyaan terahir untuk mu. Apakah kau mau
menjawabnya?". Tanya sang raja.
"Jika hamba memang tahu jawabanya, pasti akan hamba jawab baginda". Jawab mogu.
"Apa kau mau berjanji..?". Tegas sang raja.
"Hamba berjanji baginda..". Jawab mogu mantab.
"Karena kau sudah berjanji, baiklah.. Akan ku sampaikan
pertanyaan ku.. Aku banyak mendengar dari kisah-kisah para orang bijak
dan cendikiawan, bahwa di dunia ini ada sebuah pohon yang menyimpan
berbagai ilmu pengetahuan. Banyak sekali orang-orang yang mencari pohon
tersebut untuk dapat belajar pengetahuan darinya. Karena banyaknya
pengetahuan yang di miliki pohon itu, dia di namakan pohon pengetahuan.
Nah.. Pertanyaanya.. Apakah kau tahu di mana letak pohon pengetahuan
itu?". Tanya sang raja.
Mendengar pertanyaan raja yang di luar dugaan, mogu pun menjadi sangat terkejut. Dia ragu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Tapi karena mogu telah berjanji, ahirnya mogu pun menjawab..
"Baginda raja, sebenarnya pertanyaan paduka sangat membuat
saya terkejut. Itu sungguh di luar perkiraan saya. Tapi karena saya
telah berjanji, maka saya akan menjawab pertanyaan tersebut. Hamba tahu
di mana tempat pohon pengetahuan tersebut. Dia adalah guru hamba, dan
semua hal yang hamba ketahui.. Hamba dapat dari dia". Jawab mogu.
Mendengar jawaban tersebut, semua orang yang ada di tempat itu sangat terkejut. Tak terkecuali sang raja sendiri.
"Kalau begitu, maukah kau membawa ku ke sana? Banyak sekali
hal yang ingin aku tanyakan, terutama pengetahuan tentang ilmu
pemerintahan". Kata sang raja setengah memohon.
"Hamba bersedia membawa baginda raja ke tempat pohon pengetahuan tersebut, tapi ada syaratnya". Ujar mogu.
"Katakan apapun syaratnya, selama aku sanggup pasti akan ku penuhi". Kata raja.
"Syaratnya nanti akan saya sampaikan setelah semua orang di
sini pergi. Syarat ini hanya boleh di ketahui oleh yang mulia saja".
Mogu menjelaskan.
Mendengar kata-kata mogu tersebut, sang raja pun lalu
memerintahkan semua orang di ruangan tersebut untuk pergi. Kini hanya
tinggal sang raja dan mogu yang menyampaikan syarat yang di ajukan.
Ternyata syarat yang di minta mogu adalah sang raja harus
pergi bersama mogu sendirian untuk menemui pohon pengetahuan itu. Dan
sang raja harus menyamar dan berpakaian seperti rakyat biasa.
Ahirnya.. Tengah malam ketika suasana sepi, raja dan mogu
pergi keluar dari istana dengan pakaian rakyat jelata. Tapi ternyata
mereka telah di mata-matai oleh baralel.
Baralel pun mengikuti mereka dengan membawa beberapa pasukan, ada rencana licik dalam benaknya.
Ahirnya.. Setelah menempuh perjalanan hampir dua hari, mogu dan raja tiba di hutan tempat tule berada.
"Salam paduka raja.. Apa hal yang membuat pemimpin seperti anda datang ke hutan yang kotor ini". Sapa tule.
"Oh pohon pengetahuan.. Aku ingin kau mengajari ku agar bisa menjadi seorang raja yang baik dan bijaksana". Jawab raja.
"Paduka tak lagi butuh belajar, karena paduka sudah menjadi
seperti yang paduka inginkan. Para rakyat mencintai paduka, karena
paduka adalah raja yang bijak dan adil. Selalu memperhatikan nasib
rakyat, dan selalu berusaha memakmurkan kehidupan rakyat di kerajaan
paduka". Jawab tule.
"Mogu anak ku, waktu ku tak lagi lama. Ku wariskan pada mu
sebuah buku, pelajari dan gunakan tiap pengetahuan mu dengan bijak.
Ambil buku itu di lubang di sela-sela akar ku". Kata tule.
Mogu tak terlalu mengerti dengan maksud dari ucapan tule. Tapi mogu menurut saja pada apa yang di perintahkan oleh gurunya itu.
Tapi setelah mogu mengambil buku dan menyimpanya.. Tiba-tiba baralel dan pasukanya muncul menerobos dari semak-semak.
"Wahai pohon pengetahuan, ajari aku juga agar aku bisa tahu
akan segala hal. Agar aku dapat menguasai semua ilmu pengetahuan". Kata
baralel meminta.
"Tidak..! Hati mu di penuhi dengan rasa iri dan dengki.
Menyerahkan ilmu pengetahuan yang bernilai pada mu hanya akan
menyebabkan banyak bencana". Kata tule.
Mendengar jawaban itu, baralel pun menjadi marah dan geram.
Dia lalu memerintahkan pasukanya untuk menebang dan membakar pohon itu.
Sang raja dan mogu berusaha menahan mereka, tapi kalah jumlah membuat
raja dan mogu tak berdaya.
Ahirnya.. Tule sang pohon pengetahuan pun mati. Tapi baralel
dan pasukanya juga tak lepas dari hukuman atas kejahatan mereka.
Tiba-tiba saja langit menjadi gelap dengan suara guntur dan percikan
kilat yang menyambar. Baralel dan pasukanya ahirnya binasa oleh sambaran
petir misterius itu.
Setelah kejadian itu, raja mengangkat mogu menjadi penasehat
pribadinya. Raja pun menjadi semakin di cintai rakyatnya karena
kebijaksanaanya. Sedang mogu masih tetap belajar dari buku yang di
tinggalkan Tule untuknya. Dan setelah raja wafat, mogu pun di tunjuk
sebagai raja berikutnya sebagaimana wasiat sang raja.
Hikmah yang bisa di petik : Dalam menuntut
ilmu, kita harus memiliki hati yang bersih serta kemauan yang kuat agar
berhasil. Dengan niat yang tulus, rajin, dan giat.. Niscaya ilmu yang
kita dapat akan sangat bermanfa'at..
The End
Belum ada Komentar untuk "Dongeng Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan"