Cerita Peribahasa Katak dalam Tempurung
Cerita Peribahasa Katak dalam Tempurung -
Kali ini, blog ini akan bercerita tentang pentingnya sebuah pengalaman.
Pengetahuan yang luas serta ilmu yang banyak, sangat di butuhkan untuk
menjaga diri dari tipu daya. Baik tipu daya dari orang lain, atau tipu
daya dari diri sendiri yang berakibat pada rasa sombong dan keras
kepala. Karena sifat sombong dan keras kepala, dapat berakibat celaka di
kemudian hari. Seperti dongeng berikut ini..
Dahulu kala, ada sebuah kolam kecil di pinggir sebuah hutan.
Kolam ini sangat tersembunyi karena di kelilingi rumput dan ilalang
yang cukup tinggi dan lebat. Hanya dapat di lihat dengan jelas dari
angkasa saja. Di kolam ini, terdapat sebuah kerajaan katak. Di huni
hingga ratusan katak yang berada dalam satu tempat. Tiap tahun, di
kerajaan itu di adakan pertandingan gulat untuk menentukan gelar
terkuat. Dan tiap tahun yang menjadi pemenang adalah pangeran pertama
yang selalu andil dalam turnamen gulat itu.
Baca Juga:
√ Dongeng Anak Dengan Cerita-Cerita Bergambar Dan Edukatif | Budaya Nusantara
Sang raja memiliki tiga orang anak. Dan ketiganya adalah
lelaki, mereka adalah pangeran yang akan menjadi pewaris tahta kerajaan
itu. Semenjak lahir ketiga pangeran itu tumbuh dan besar di kolam itu.
Mereka sama sekali belum pernah menjajakan kaki ke dunia luar, dunia di
balik rimbunya rumput dan ilalang. Sebagaimana turnamen yang
sudah-sudah, turnamen kali ini di menangkan juga oleh pangeran pertama.
Hal tersebut menumbuhkan rasa sombong yang terus menerus tumbuh subur
seiring waktu. Dia menjadi sangat angkuh, dan merasa dia adalah mahluk
tak terkalahkan di dunia ini. Karena selama ini, tak ada satupun yang
mampu menandingi kekuatanya, apa lagi mengalahkanya.
Tentu saja sifat sombongnya membuat para rakyatnya menjadi
membencinya. Karena dia selalu memamerkan kekuatan dan menantang siapa
saja yang di temuinya, karena dia yakin, dia tak terkalahkan. Hingga
pada suatu hari ketika dia tengah termenung bosan di pinggir kolam,
secara tak sengaja dia melihat ada burung yang terbang melintas di atas
kawasan kolam itu. "Wah.. Mahluk apa itu? Bagaimana
caranya dia bisa melayang begitu? Ah, andai aku bisa menaikinya dan
menjadikanya sebagai pelayan, pasti semua mahluk di sini akan sangat
menghormati ku.. Hahaha ". Fikir pangeran katak itu dengan naif. Tapi
untuk mengejar burung itu, dia harus keluar dari area kolam dan menembus
rimbunya rumput dan ilalang, itu adalah kawasan asing yang sama sekali
belum pernah di masukinya. Tapi sifat sombongnya yang mengatakan dia
mahluk terkuat, membuat dirinya tetap melangkah.
Ketika di perjalanan, dia bertemu dengan jangkrik yang
tengah makan rumput. Dengan angkuhnya pangeran katak itu bertanya pada
jangkrik itu. "Hai mahluk lemah tak berguna, kau tahu kemana jalan
keluar dari lebatnya ilalang ini?". Tanya pangeran itu. Merasa dirinya
di panggil, jangkrik pun menoleh ke arah suara itu. Tapi begitu dia
melihat katak yang tengah berdiri angkuh, jangkrik itu kontan tertawa
terbahak-bahak. Karena ternyata yang memanggilnya dengan sebutan lemah
adalah seekor katak yang tak jauh lebih lemah dari dirinya. Merasa tak
mendapat respon, sang katak pun berlalu melanjutkan perjalananya. "
Dasar mahluk gila..". Gerutu pangeran katak itu.
Baca Juga:
√ Cerita Legenda "Gunung Merapi [Yogyakarta] " | Budaya Nusantara
Dia sepanjang jalan, katak yang sombong itu bertemu dengan
belalang, keong, dan juga hewan kaki seribu. Katak itu bertanya pada
semua hewan itu dengan sikap angkuh dan pertanyaan yang sama seperti
pada jangkrik, tentunya dengan lagak sok jago dan merendahkan. Dan
reaksi hewan-hewan itupun sama, mereka menertawakan si katak yang
sombong itu. Dan katak itu kembali berlalu.
Tapi, pada ahirnya katak itu menghadapi nasib yang celaka.
Ketika tak sengaja dia melewati seekor ular yang sedang tidur. Dengan
sombongnya dia menendang ular itu untuk membangunkan dan bertanya
padanya. Sial.. Ular yang merasa terusik karena waktu tidurnya di
ganggu, serta amarahnya timbul ketika melihat seekor katak yang berani
menendang dia dan menjulukinya dengan mahluk lemah. Kontan saja ular itu
langsung menyambar sang pangeran katak, dan ahirnya pangeran katak yang
sombong itu mati di makan ular. Nah, terkadang.. Pengetahuan sangat di
butuhkan untuk mampu bertahan hidup. Ibarat dongeng katak dalam tempurung, hanya memiliki pengetahuan terbatas hingga membuat dirinya sombong.
TAMAT
Belum ada Komentar untuk "Cerita Peribahasa Katak dalam Tempurung"