Sejarah Istana Candi Boko | Candi Ratu Boko Yogyakarta
Misteri Candi Boko | Candi Ratu Boko | Istana Ratu Boko. Berikut ini akan diulas mengenai misteri tentang reruntuhan Candi Boko atau yang juga dikenal dengan nama Candi Ratu Boko.
Benarkah
Ratu Boko ini sebenarnya bukanlah candi? Benarkah Ratu Boko merupakan
reruntuhan istana raja Mataram? Benarkah Ratu Boko merupakan pusat
pemerintahan Kerajaan Mataram Hindu?
Candi Ratu Boko, Apakah Candi Boko atau Istana Ratu Boko Itu?
Candi Ratu Boko adalah sebuah situs peninggalan bersejarah yang berupa
reruntuhan bangunan menyerupai candi. Bangunan ini sangat penting
peranannya dalam perkembangan sejarah dinasti Hindu di Indonesia
terutama di Jawa. Candi Ratu Boko atau Candi Boko faktanya bukan
benar-benar merupakan sebuah candi, tapi sebenarnya adalah sebuah istana atau keraton. Itulah kenapa Ratu Boko juga sering disebut sebagai Keraton Ratu Boko.
Baca Juga:
√ Lengkap Alat Musik Tradisional Banten Beserta Gambarnya
Candi Ratu Boko, Lokasi Candi Boko
Candi Ratu Boko berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di desa
Dawung dan Desa Sambireja. Lokasinya berada di sebelah timur Kota
Yogyakarta kurang lebih 19 kilometer, dan berada di sebelah selatan Candi Prambanan
yang sangat terkenal dengan legenda Roro Jonggrang-nya, kurang lebih 3
kilometer. Selain itu lokasinya juga sangat dekat dengan beberapa candi
Hindu lainnya seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi Plaosan,
Candi Sambisari, dan beberapa candi lainnya. Dan reruntuhan Ratu Boko
ini juga berada di atas puncak sebuah bukit yang tingginya kurang lebih
200 meter.
Dan lokasi Ratu Boko yang berada sangat dekat dengan Candi Prambanan
yang merupakan candi Hindu terbesar dari dinasti Sanjaya, dan juga tak
jauh dari beberapa candi lain yang berada di sekitarnya, maka hampir
bisa dipastikan bahwa Candi Ratu Boko atau Candi Boko ini merupakan
sebuah istana kerajaan Mataram Hindu, dan di sinilah lokasi pusat
kerajaan Hindu dari Dinasti Sanjaya berada.
Candi Boko, Asal Nama Candi Ratu Boko
Ratu Boko atau yang sebagian orang menulisnya Ratu Baka memiliki sedikit
sejarah atau legenda. Nama Istana ratu Boko atau Keraton Ratu Boko
diberikan pada reruntuhan situs ini karena diyakini bahwa ini adalah
keraton dari seorang raja Mataram bernama Ratu Boko. Ratu Boko diyakini
adalah ayah dari Roro Jonggrang yang ada dari legenda atau dongeng kisah cerita Roro Jonggrang.
Candi Boko, Sejarah Istana Ratu Boko
Ada sebuah prasasti kuno yang berangka tahun 792 yaitu Prasasti Abhayagiriwihara. Pada prasasti ini sedikit menyebutkan tentang Tejahpurnapane Panamkarana atau yang lebih dikenal dengan nama Rakai Panangkaran,
yaitu raja Mataram yang hidup pada tahun 746-784 Masehi. Di prasasti
itu disebut bahwa beliau telah memerintahkan pembangunan
Abhayagiriwihara. Abhayagiriwihara diartikan sebagai sebuah vihara di
atas bukit, yang penuh kedamaian.
Selain Prasasti Abhayagiriwihara yang ditemukan di lokasi situs
Ratu Boko, ada beberapa prasasti lain yang menyebutkan tentang bangunan
Abhayagiriwihara ini. Seperti yang telah disebut pada Prasasti Kalasan
(tahun 779 M), Prasati Mantyasih (tahun 907 M), dan Prasasti Wanua
Tengah III (tahun 908 M). Dan satu hal lagi Prasasti Abhayagiriwihara ditulis menggunakan huruf Pranagari. Penggunaan huruf pranagari merupakan ciri khas dari prasasti Buddha.
Selanjutnya setelah masa pemerintahan Rakai Panangkaran, pengauasa
selanjutnya adalah Rakai Walaing Pu Kombayoni yang berkuasa pada tahun
898 hingga tahun 908 Masehi. Pada masa kekuasaan Rakai Walaing Pu
Kombayoni, istana ini berubah namanya menjadi Keraton Walaing dan juga
berubah fungsinya yaitu menjadi benteng pertahanan pada masa peperangan,
dan dilengkapi dengan tumpukan batu-batu besar layaknya benteng.
Pengaruh Budaya Buddha dan Hindu di Candi Ratu Boko
Rakai Panangkaran sebearnya adalah penganut Buddha Mahayana, hal ini
juga diperkuat dengan ditemukannya patung Dhyani Buddha di situs ini.
Namun akibat mulai runtuhnya dinasti Syailendra yang beragama Buddha dan
menguatnya Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu pada masa itu, maka
arsitektur bangunan ini juga sedikit banyak dipengaruhi dengan
kebudayaan Hindu. Hal ini terlihat dari ditemukannya juga beberapa
patung berciri Hindu seperti patung Dewi Durga, patung Dewa Ganesha dan
juga sebuah patung Yoni
Candi Boko dan Indahnya Arsitektur Istana Ratu Boko
Candi Boko atau Candi Ratu Boko berada pada lokasi seluas 250.000 meter persegi, dan diatas puncak bukit. Istana Ratu Boko
memiliki banyak sekali bagian bangunan, namun sayangnya saat ini hanya
tinggal puing dan reruntuhan yang menyisakan beberapa bekas bangunan.
1. Gerbang Utama Candi Ratu Boko
Gerbang masuk ke Candi Boko ada di area sebelah barat candi. Gerbang ini
terdiri dari 2 gerbang, yaitu gerbang luar yang berukuran kecil dan
gerbang dalam yang besar dan merupakan gerbang utama Candi Ratu Boko.
Gapura luar terdiri dari 3 gapura paduraksa yang berjajar. Sedangkan
gapura dalam atau gapura utama terdiri dari 5 gapura paduraksa. Pada
gapura utama terdapat tulisan Panabwara. Hal ini mengacu pada nama Rakai Panabwara yaitu keturunan dari Rakai Panangkaran yang juga menguasai istana Ratu Boko ini.
2. Candi Batu Kapur atau Batu Putih
Berada di sebelah timur laut berupa sebuah pondasi yang terbuat dari
batu kapur. Bagian atasnya yang sudah tidak bersisa diperkirakan terbuat
dari bahan kayu yang gampang sekali hancur.
3. Candi Pembakaran
Reruntuhan bangunan ini berupa bangunan berundak dengan tinggi 3 meter
dengan 2 teras. Pada teras atas berupa teras persegi dengan sebuah
lubang kotak berukuran 4x4 meter di bagian tengahnya yang diduga dulu
dipakai untuk tempat pembakaran mayat. Dan di sebelah tenggara ada sumur
untuk air suci.
4. Paseban
Berupa bangunan yang berada di selatan gapura sekitar 45 m. reruntuhan
bangunan ini berupa teras dengan ukuran tinggi 1,5 meter, lebarnya 7
meter, dan panjangnya 38 meter. Di atas teras tersisa sekitar 20 umpak
atau tumpukan batu yang diduga adalah pondasi untuk tiang dan atap
bangunan. Paseban berarti tempat untuk menghadap raja.
5. Pendapa
Berupa reruntuhan bangunan di bagian selatan gapura Candi Boko. Bangunan
ini berbentuk dinding setinggi 3 meter dari batuan andesit dengan luas
sekitar 40 meter x 30 meter. Pendapa atau Pendopo berarti ruang tamu,
jadi diperkirakan bengunan ini adalah teras yang digunakan bagi para
tamu yang datang.
6. Keputren
Berupa bangunan persegi berdinding batu setinggi 2 meter dengan luas 8
meter x 31 meter. Bagian dalam bangunan terdapat 2 buah kolam persegi
dan 1 buah kolam lebih besar yang berbentuk bujur sangkar. Dan di
sebelah bengunan ini terdapat juga 8 buah kolam lain berbentuk bundar
yang masing-masing berjajar 3 buah. Kaputren dipercaya adalah tempat
pemandian bagi raja dan juga bagi para wanita.
7. Gua
Merupakan 2 buah bangunan berupa lubang dari batu berbentuk persegi. Yang pertama adalah Gua Lanang (Gua
Laki-laki) berbentuk ceruk persegi dengan ukuran lebar 3,7 meter,
tinggi 1,3 meter, dan kedalaman 2,9 meter. Gua Lanang berada di bagian
timur laut dari Paseban. Sedangkan yang satu lagi adalah Gua Wadon
(Gua Puteri) juga berupa ceruk persegi dengan ukuran lebar 3 meter,
tinggi 1,3 meter, dan kedalaman 1, 7 m. Gua Wadon lebih kecil dan berada
di sebelah tenggara Paseban.
Fungsi Candi Ratu Boko atau Istana Ratu Boko
Sampai dengan saat ini memang belum ada bukti sejarah yang sangat akurat
yang dapat mendeskripsikan fungsi utama dari Istana Ratu Boko. Namun
berdasarkan dari beberapa penemuan dan juga bentuk dan lokasi Candi Ratu
Boko, membuat para ahli yakin bahwa tempat ini memang tadinya adalah
sebuah istana Kerajaan Mataram Kuno.
Dan diyakini bahwa di tempat inilah seluruh pusat pemerintahan dari
Kerajaan Mataram Kuno berada. Hal ini mengingat lokasinya yang berada di
puncak bukit, lalu juga sangat dengat dengan banyak bangunan besar
bersejarah lain di sekitarnya. dan juga satu hal yang pasti situs ini
bukanlah sebuah candi walaupun di komplek Candi Boko ini ditemukan
reruntuhan beberapa candi kecil.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Istana Candi Boko | Candi Ratu Boko Yogyakarta"