Rumah Adat Tongkonan Asal Daerah Toraja Sulawesi Selatan
Tongkonan | Photo:http:indonesia.travel |
Penjelasan
singkat rumah adat Tongkonan asal daerah Toraja Sulawesi Selatan.
Tongkonan merupakan rumah adat yang berbentuk rumah panggung dari kayu.
Kolong di bagian bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau.
Bentuk atap rumah tongkonan melengkung dan dilapisi ijuk hitam. Ada yang
mengatakan bentuknya seperti perahu telungkup atau tanduk kerbau.
Asal Usul
Menurut
cerita masyarakat setempat bahwa tongkonan pertama itu dibangun oleh
Puang Matua atau sang pencipta di surga. Dulu hanya bangsawan yang
berhak membangun tongkonan. Selain itu, rumah adat tongkonan tidak dapat
dimiliki secara individu tapi diwariskan secara turun-temurun oleh
marga suku Toraja.
Baca Juga :
√ Artikel Soto Betawi Kuliner Tradisional Betawi di Jakarta
Rumah
adat Tongkonan dibangun selama tiga bulan dengan sepuluh pekerja.
Kemudian ditambah proses mengecat dan dekorasi satu bulan berikutnya.
Setiap bagian tongkonan melambangkan adat dan tradisi masyarakat Toraja.
Makna Rumah Tongkonan
Arti
kata tongkonan berasal dari kata tongkon yang
bermakna menduduki atau tempat duduk. Dikatakan sebagai tempat duduk
karena dahulu menjadi tempat berkumpulnya bangsawan Toraja yang duduk
dalam tongkonan untuk berdiskusi. Rumah adat ini mempunyai fungsi sosial
dan budaya yang bertingkat-tingkat di masyarakat. Awalnya merupakan
pusat pemerintahan, kekuasaan adat, sekaligus perkembangan kehidupan
sosial budaya masyarakat Toraja.
Rumah
tongkonan yang berdiri berjejer akan mengarah ke utara dengan ujung
atap yang runcing ke atas melambangkan leluhur mereka yang berasal dari
utara. Sehingga konon katanya ketika nanti meninggal mereka akan
berkumpul bersama arwah leluhurnya yang berada di utara.
Tongkonan
merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja karena ritual adat terkait
tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual mereka dengan
leluhur. Oleh karena itu, semua anggota keluarga diharuskan ikut serta
sebagai lambang hubungan mereka dengan leluhur.
Masyarakat
Toraja menganggap rumah tongkonan sebagai ibu, sedangkan alang
sura (lumbung padi) sebagai bapak. Tongkonan berfungsi untuk rumah
tinggal, kegiatan sosial, upacara adat, serta membina kekerabatan.
Bagian dalam rumah dibagi tiga bagian yaitu :
1. Bagian utara (tangalok)
Ruangan
di bagian utara disebut tangalok yang berfungsi sebagai ruang tamu,
tempat anak-anak tidur, serta tempat meletakkan sesaji.
2. Bagian selatan (sumbung)
Ruangan sebelah selatan disebut sumbung, merupakan ruangan untuk kepala keluarga tetapi juga dianggap sebagai sumber penyakit.
3. Bagian tengah (Sali)
Ruangan
bagian tengah disebut Sali yang berfungsi sebagai ruang makan,
pertemuan keluarga, dapur, serta tempat meletakkan orang mati.
Keunikan Rumah Tongkonan
1. Tumbuhan hijau merajalela ada di atas atap yang memperindah tampilan rumah adat tongkonan.
2.
Mayat orang mati masyarakat Toraja tidak langsung dikuburkan tetapi
disimpan di rumah tongkonan. Agar mayat tidak berbau dan membusuk maka
dibalsem dengan ramuan tradisional yang terbuat dari daun sirih dan
getah pisang.
3.
Lumbung padi tersebut tiang-tiangnya dibuat dari batang pohon palem
(bangah) yang licin, sehingga tikus tidak dapat naik ke dalam lumbung.
Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar
ayam dan matahari yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara.
4.
Ukiran khas Toraja bermakna hubungan masyarakat Toraja dengan
pencipta-Nya, dengan sesama manusia (lolo tau), ternak (lolo patuon),
dan tanaman (lolo tananan). Ukiran tersebut digunakan sebagai dekorasi
eksterior maupun interior rumah mereka.
5.
Kepala kerbau menempel di depan rumah dan tanduk-tanduk kerbau pada
tiang utama di depan setiap rumah. Jumlah tanduk kepala kerbau tersebut
berbaris dari atas ke bawah dan menunjukan tingginya derajat keluarga
yang mendiami rumah tersebut. Di sisi kiri rumah yang menghadap ke arah
barat dipasang rahang kerbau yang pernah di sembelih. Di sisi kanan yang
menghadap ke arah timur dipasang rahang babi.
Ornamen
tanduk kerbau di depan tongkonan melambangkan kemampuan ekonomi sang
pemilik rumah saat upacara penguburan anggota keluarganya. Setiap
upacara adat di Toraja seperti pemakaman akan mengorbankan kerbau dalam
jumlah yang banyak. Tanduk kerbau kemudian dipasang pada tongkonan milik
keluarga bersangkutan. Semakin banyak tanduk yang terpasang di depan
tongkonan maka semakin tinggi pula status sosial keluarga pemilik rumah
tongkonan tersebut.
Ornamen
rumah tongkonan berupa tanduk kerbau serta empat warna dasar yaitu:
hitam, merah, kuning, dan putih yang mewakili kepercayaan asli Toraja
(Aluk To Dolo). Tiap warna yang digunakan melambangkan hal-hal yang
berbeda. Warna hitam melambangkan kematian dan kegelapan. Kuning adalah
simbol anugerah dan kekuasaan ilahi. Merah adalah warna darah yang
melambangkan kehidupan manusia. Dan, putih adalah warna daging dan
tulang yang artinya suci.
Jenis Rumah Tongkonan
Berikut beberapa jenis rumah adat togkonan, antara lain :
1. Tongkonan layuk (pesio'aluk), yaitu tempat menyusun aturan-aturan sosial keagamaan.
2.
Tongkonan pekaindoran (pekamberan atau kaparengngesan), yaitu berfungsi
sebagai tempat pengurus atau pengatur pemerintahan adat.
3.
Tongkonan batu a'riri yang berfungsi sebagai tongkonan penunjang yang
mengatur dan membina persatuan keluarga serta membina warisan.
Tongkonan
milik bangsawan Toraja berbeda dengan dari orang umumnya. Yaitu pada
bagian dinding, jendela, dan kolom, dihiasi motif ukiran yang halus,
detail, dan beragam. Ada ukiran bergambar ayam, babi, dan kerbau, serta
diselang-seling sulur mirip batang tanaman.
Baca Juga:
√ Artikel Nasi Uduk Makanan Tradisional Kesukaan Penduduk Indonesia
Khususnya
di Sillanan-Pemanukan (Tallu Lembangna) yang dikenal dengan istilah
Ma'duangtondok terdapat tongkonan yaitu Tongkonan Karua (delapan rumah
tongkonan) dan Tongkonan A'pa'(empat rumah tongkonan) yang memegang
peranan dalam masyarakat sekitar.
- Tongkonan karua terdiri dari:
- Tongkonan Pangrapa'(Kabarasan)
- Tongkonan Sangtanete Jioan
- Tongkonan Nosu (To intoi masakka'na)
- Tongkonan Sissarean
- Tongkonan Karampa' Panglawa padang
- Tongkonan Tomentaun
- Tongkonan To'lo'le Jaoan
- Tongkonan To Barana'
- Tongkonan A'pa' terdiri dari:
- Tongkonan Peanna Sangka'
- Tongkonan To'induk
- Tongkonan Karorrong
- Tongkonan Tondok Bangla' (Pemanukan)
Stara sosial di masayarakat Sillanan di bagi atas 3 tingkatan yaitu:
- Ma'dika (darah biru/keturunan bangsawan);
- To Makaka (orang merdeka/bebas);
- Kaunan (budak), budak masih dibagi lagi dalam 3 tingkatan.
Sumber referensi :
http://indonesia.travel/id/destination/477/tana-toraja/article/100/tongkonan-rumah-adat-toraja-yang-mengagumkan
diakses tanggal 1 november 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkonan diakses tanggal 1 november 2014
Belum ada Komentar untuk "Rumah Adat Tongkonan Asal Daerah Toraja Sulawesi Selatan"