Peninggalan Sejarah Candi Singosari, Singasari, atau Singhasari
Candi Singosari, Singhasari, atau Singasari. Candi Singosari adalah sebuah komplek bangunan candi peninggalan Hindu – Budha yang berada di Jawa Timur.
Candi Singosari sering diasebut juga sebagai Candi Singhasari atau Candi Singasari.
Walaupun nama resminya adalah Candi Singhasari, tapi candi yang satu
ini lebih sering disebutkan sebagai Candi Singosari atau Singasari.
Letak Candi Singosari
Candi Singasari ini tepatnya berada di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. Dan menjadi salah satu candi di Jawa Timur yang paling terkenal selain Candi Tikus dan Candi Penataran, dan masih banyak lagi. Lokasi candi yang berada di dataran tinggi menjadikan kawasan candi ini memiliki udara yang cukup sejuk. Oleh sebab itu tempat ini juga sangat menarik sebagaii tempat wisata yang bisa dijadikan acuan pada saat ingin berlibur di kota Malang.
Candi
Singasari terletak pada ketinggian 512 meter di atas permukaan laut,
tepatnya di sebuah lembah yang berada di antara Gunung Arjuna dan
Pegunungan Tengger Jawa Timur. Untuk menuju lokasi Candi Singasari ini
bisa ditempuh dari kota Malang dengan jarak kurang lebih 10 kilometer.
Lokasinya cukup mudah untuk dicari, dan dengan pemandangan serta iklim
pegunungan yang dingin, tidak ada salahnya ketika mengunjungi Malang
anda juga menyempatkan diri mampir melihat candi yang cukup bagus ini.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Golek Menak Tarian Tradisional dari Yogyakarta
Sejarah Candi Singosari
Candi Singosari merupakan sebuah candi peninggalan dari kerajaan Singhasari. Disebutkan bahwa candi ini merupakan sebuah candi yang dibangun sebagai penghormatan kepada Raja Kertanegara yang merupakan raja terakhir dari kerajaan Singhasari. Hal ini berdasarkan beberapa bukti sejarah candi yang diambil dari catatan tulisan pada Kitab Negarakertagama pupuh 37:7 dan 38:3 dan juga sebuah prasasti yang berangka tahun 1351 Masehi, yang telah ditemukan di pelataran candi yaitu Prasasti Gajah Mada.
Raja
Kertanegara tercatat tewas pada tahun 1292 ketika penyerangan yang
dilakukan oleh pasukan Raja Jayakatwang. Dan beberapa ahli berpendapat
bahwa sebenarnya pembangunan Candi Singasari ini tidak pernah
selesai. Sedangkan kegiatan pemugaran ulang candi ini dilakukan pada
tahun 1934 sampai dengan tahun 1936 oleh pemerintah Hindia Belanda.
Arsitektur Candi Singosari
Candi utama dari komplek Candi Singosari merupakan bangunan setinggi 15 meter yang berdiri pada sebuah alas yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 14 meter x 14 meter. Pintu utama candi menghadap ke arah barat dengan sebuah ruang utama di dalamnya. Di ruang utama ini terdapat sebuah arca Lingga dan Yoni. Pada keempat dinding masing-masing terdapat ceruk yang berisi arca Ganesha di sebelah timur, arca Resi Agastya di sisi selatan, dan arca Durga di sisi sebelah utara.
Beberapa arca telah berpindah tempat, ada yang hilang, dan ada juga yang
disimpan di museum di Leiden Belanda, termasuk sebuah arca
Prajnaparamita yang dipercaya sebagai dewi kebijaksanaan yang sekarang
ini telah disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
Candi Singosari merupakan sebuah komplek candi yang terdiri dari
beberapa bangunan candi. Komplek ini memiliki luas kurang lebuh 200 x
400 meter. Uniknya candi singosari ini memiliki sebuah alun-alun yang
berada tak jauh dari candi utama. Ini menandakan bahwa candi ini berada
di pusat kota kerajaan. Di sebelah barat laut berdiri tegak 2 buah arca
Dwarapala setinggi 4 meter yang juga cukup unik karena posisinya
memegang gada yang mengarah ke bawah, dan posisi ini tidak bisa
ditemukan di candi lainnya di nusantara ini.
Fungsi Candi Singosari
Candi Singasari terletak tepat di antara Gunung Arjuna dan Pegunungan Tengger. Selain itu juga berada persis di dekat jalan yang menuju ke Gunung Arjuna. Hal ini membuat para ahli yakin bahwa Candi Singosari ini memiliki fungsi sebagai tempat pemujaan dan penyembahan kepada dewa.
Belum ada Komentar untuk "Peninggalan Sejarah Candi Singosari, Singasari, atau Singhasari"