Kumpulan Candi Hindu di Indonesia, Penjelasan,Lokasi dan Gambarnya
Candi Hindu di Indonesia Di Indonesia sendiri terdapat banyak candi hindu. Rata-rata
candi-candi tersebut tersebar di pulau Jawa. Mulai dari Jawa Timur, Jawa
Tengah sampai Jawa Barat. Semuanya memiliki dasar kesamaan arsitektur
yang sama. Meski begitu terdapat beberapa aksen yang membedakan antara
satu candi dengan candi lainnya. Dari sekian banyak candi hindu di
Indonesia, ada beberapa candi hindu yang cukup terkenal. Berikut adalah
beberapa candi hindu di Indonesia yang sudah banyak diketahui.
1. Candi Prambanan – Sleman, Yogyakarta
Candi Prambanan adalah candi hindu yang cukup terkenal baik di dalam
negeri maupun luar negeri. Bisa dikatakan bahwa Candi Prambanan adalah
candi hindu terbesar di Asia Tenggara. Candi peninggalan kerajaan
Mataram Hindu ini berada di Prambanan, Yogyakarta. Menurut penelitian
dari ahli sejarah dan arkeolog, Candi Prambanan dibangun sekitar abad
ke-9 masehi.
Fungsi utamanya sebagai tempat pemujaan terhadap dewa Siwa. Informasi
tersebut di dapat dari prasasti Siwagraha dalam bahasa sansekerta yang
artinya “rumah Siwa”. Selain itu, di bagian Garbagraha atau bagian utama
candi terdapat patung Siwa Mahadewa setinggi 3 meter.
Candi prambanan juga memiliki kisah legenda yang cukup
terkenal, yakni Roro Jonggrang. Kisah tersebut bercerita tentang bandung
Bondowoso yang berniat mempersunting Roro Jonggrang. Lamaran tersebut
ditolak Roro Jonggrang dengan halus, caranya dengan meminta syarat yang
berat, sehingga dia tidak bisa diperisteri Bandung Bondowoso. Roro
Jonggrang meminta dibangunkan 1000 candi dalam semalam, dan Bandung
Bondowoso menyanggupinya.
Seluruh kesaktiannya dikerahkan, sehingga 1000 candi hampir
selesai sebelum fajar. Tetapi Roro Jonggrang menggunakan akalnya untuk
membuat suasana seperti fajar. Lamaran tersebut batal, karena saking
marahnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi bagian dari
Candi Prambanan. Ada yang menyebutkan bahwa patung Dewi Dhurga yang ada
di Candi Prambanan adalah perwujudan dari Roro Jonggrang. Itulah
sebabnya, Candi Prambanan Juga dikenal sebagai Candi Roro Jonggrang.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Bondan Tarian Tradisional dari Jawa Tengah
2. Candi Cetho – Karanganyar, Jawa Tengah
Candi Cetho adalah candi hindu yang berad di Karanganyar,
Jawa Tengah. Lokasinya tepat berada di bagian barat pegunungan Lawu 1400
meter dari permukaan laut. Candi hindu ini dibangun sekitar abad ke-15
masehi atau pada saat zaman Majapahit akhir. Pada awalnya candi ini
terkubur diantara tanah dan reruntuhan. Maka dilakukanlah upaya
penggalian dan rekonstruksi terhadap Candi Cetho.
Program tersebut pertama kali dimulai pada tahun 1928,
dimana proses penggalian dan rekonstruksi dilakukan oleh pemerintah
Hindia Belanda melalui Dinas Purbakala Hindia Belanda. Hal tersebut
tertuang dalam tulisan Van de Vlies ada tahun 1842 dan dipertegas oleh
penelitian A.J. Bernet Kempers. Setelah proses penggalian dan
rekonstruksi, ditemukan beberapa fakta menarik tentang Candi Cetho.
Pertama, usia Candi Cetho hampir sama denga usia dari Candi
Sukuh yang brada di dusun Cetho, desa Gumeng, Karanganyar. Kedua, Candi
Cetho dibangun dengan konsep candi berundak yang terdiri dari 9 undakan.
Ketiga, candi ini memiliki gapura berjenis gapura bentar diantara jalan
masuk candi, disana juga terdapat sepasang arca penjaga di kanan kiri.
Keempat, terdapat dua aras/halaman candi, dimana aras pertama berfungsi
untuk pelataran candi dan aras kedua adalah tempat petilasan leluhur
masyarakat Cetho, yakni Ki Ageng Krincingwesi.
3. Candi Sukuh – Karanganyar, Jawa Tengah
Candi Sukuh letaknya tidak jauh dari lokasi berdirinya Candi Cetho.
Karena lokasinya masih berada di dusun Cetho, desa Gumeng, Karanganyar.
Ara eneliti dan arkeolog seakat bahwa Candi Sukuh juga merupakan candi
peninggalan hindu di Indonesia. Salah satu ciri yang bisa membuktikannya
adalah adanya tempat pemujaan berupa Lingga dan Yoni. Menurut para
ahli, keduanya mempunyai simbol yang mengarah pada simbol-simbol
seksualitas.
Selain dari itu, berdasarkan penelitian, ditemukan beberapa
fakta tentang Candi Sukuh. Pertama, candi ini merupakan candi terkecil
di Jwa Tengah. Ukuran luas kompleksnya juga tergolong sempit dan bentuk
candinya kecil. Kedua, bentuk dan arsitekturnya sederhana dengan model
bangunan yang cenderung lebih mirip dengan kuil suku maya di Meksiko,
suku inca di Peru dan piramida di mesir. Sehingga Candi sukuh termasuk
dalam candi hindu di indonesia yang mempunyai arsitektur unik.
4. Candi Dieng – Wonosobo, Jawa Tengah
Candi Dieng juga termasuk candi hindu yang berada di daerah
dataran tinggi. Candi ini berada di derah dataran tinggi Dieng, Jawa
Tengah. Menurut enelitian, Candi dieng dibangun ada masa kerajaan
Mataram Hindu dengan ciri terdapat arca Dewa Siwa, Dewa Wisnu, Agatsya
dan juga Ganesha. Dieng sendiri diambil dari bahasa sansekerta yaitu
“Dihyang” yang artinya adalah tempat arwah para leluhur.
Dalam area candi Dieng, terdapat beberapa kompleks candi.
Salah satu keunikan dari kompleks-kompleks candi tersebut ada pada
penamaannya. Nama-nama yang digunakan berasal dari nama tokoh-tokoh
wayang purwa dalam cerita Mahabarata. Ada candi Arjuna, candi Gatotkaca,
candi Dwarawati, candi Bima, candi Semar, candi Sembadra, candi
Srikandi dan juga candi Puntadewa.
Nama tersebut adalah nama pemberian masyrakat sekitar setelah candi
tersebut tidak lagi digunakan untuk ritual keagamaan. Jadi tidak ada
hubungannya dengan bentuk bangunan atau sejarah lainnya dibalik
nama-nama tersebut. Hingga saat ini keadaan candi tersebut masih dalam
kondisi baik dan beberapa kali masih digunakan sebagai objek enelitian
oleh sejarawan dan arkeolog.
5. Candi Gedong Songo – Semarang, Jawa Tengah
Candi Gedong Songo terletak di desa Candi, kecamatan Ambarawa,
Semarang, Jawa Tengah. Candi ini termasuk candi hindu yang dibangaun
sekitar abad ke-9 masehi pada zaman Mataram Hindu, tepatnya pada periode
Wangsa Sailendra.
Candi Gedong Songo pertama kali ditemukan oleh thomas Stamford Raffles
pada tahun 1840. Ketika itu ia sedang melakukan penelitian di gunung
Ungaran, Ambarawa 1200 meter di atas permukaan laut. Hasilnya, di
temukanlah kompleks Candi Gedong Songo dengan jumlah candi sebanyak 9
buah.
Sehingga penamaan Gedong Songo diambil dari jumlahnya tersebut.
Gedong artinya bangunan dan Songo artinya sembilan, jadi Gedong Songo
adalah bangunan (candi) yang berjumlah sembilan. Tidak hanya itu saja,
penelitian tersebut menghasilkan beberapa fakta menarik seputar candi
hindu di Indonesia ini. Pertama, Candi Gedong Songo mempunyai banyak
kesamaan dengan Candi Dieng di Wonosobo. Kedua, Candi Gedong Songo
merupakan kompleks candi untuk pemujaan terhadap tiga dewa Hindu. Hal
tersebut dapat dilihat dari aksen bangunan candi yang mengandung unsur
pemujaan terhadap Brahma, Wisnu dan Siwa.
6. Candi Penataran – Blitar, Jawa Timur
Candi Penataran termasuk salah satu candi hindu di Indonesia yang
berada di Jawa Timur. Candi ini berada di desa Penataran, kecamatan
Nglegok Blitar, tepatnya di daerah gunung Kelud 450 meter di atas
permukaan laut. Candi Penataran merupakan candi hindu berjenis
Siwaistik, atau candi pemujaan untuk dewa Siwa saja. Hal tersebut
terlihat dari jenis arsitektur dan juga aksen yang terdapat pada
beberapa bagian candi.
Selain itu ada beberapa fakta yang menarik dari Candi Penataran.
Pertama, candi ini awalanya tidak bernama Candi Penataran, melainkan
Candi Palah. Informasi tersebut didapat dari prasasti yang ada di bagian
candi. Namun karena berada di desa Penataran, maka disebutlah sebagai
Candi Penataran. Kedua, candi Penataran merupakan kompleks candi
terbesar dan termegah di Jawa Timur.
Berdasarkan prasasti yang sama, ditemukan juga satu fakta tentang
usia Candi Penataran. Candi ini memiliki usia sekitar 1200 tahun.
Artinya, Candi Penataran ini dibangun pada masa raja Srengga dari
kerajaan Kediri. Bahkan pada masa raja Wirakramawardhana di era
Majapahit sekitar 1415 masehi, candi ini masih dipergunakan untuk
pemujaan terhadap Dewa Siwa.
7. Candi Kidal – Malang, Jawa Timur
Candi Kidal merupakan candi hindu peningglan kerajaan Singosari yang
berada di Malang, Jawa Timur. Berbeda dengan candi pada umumnya, Candi
Kidal tidak dibangun untuk pemujaan dewa semata. Tetapi pembangunan
candi ini lebih kepada penghormatan terhadap raja Anusapati, raja kedua
kerajaan Singosari. Sebab ada zaman raja Anusapati, Singosari sempat
merengkuh kejayaan dan kemakmuran selama 20 tahun. Kekuasaannya
berakahir setelah Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya saat kudeta
perebutan kerajaan Singosari.
Hal tersebut sering dikaitan dengan kutukan dari Mpu Gandring pada
Anusapati. Bahwa tepat setelah puncak kejayaannya, Anusapati akan
meninggal. Kutukan tersebut benar-benar terbukti dan menjadi legenda
yang abadi. Candi ini dibangun sekitar 1248 masehi atau sudah berumur
sekitar 768 tahun. Karena usianya yang sudah cukup tua, Candi Kidal
dipugar untuk perawatan pada tahun 1990 yang lalu. Hingga saat ini belum
dilakukan pemugaran lagi terhadap candi hindu di Indonesia ini.
8. Candi Pringapus – Temanggung, Jawa Tengah
Candi Pringapus terletak di desa Pringapus, kecamatan Ngadirejo,
Temanggung, Jawa Tengah. Lokasinya cukup jauh dari pusat kota
Temanggung, yakni 22 km ke arah barat. Candi ini termasuk candi
beraliran hindu Siwaistik atau candi hindu yang digunakan untuk pemujaan
terhadap Dewa Siwa saja. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari beberapa
bagian dari Candi Pringapus. Selain itu penyataan tersebut juga
tertuang dalam isi prasasti yang ada di areal candi.
Sedangkan dari relief yang ada di dinding candi, ditemukan juga
beberapa fakta tentang Candi Pringapus. Dimana candi hindu di Indonesia
ini dibangun berdasarkan replika gunung Mahameru. Seperti yang kita
ketahui, mahameru adalah gunung yang dipercaya sebagai tempat berdiam
para Dewa. Tandanya adalah adanya aksen hiasan antefik dan juga relief
hapsara hapsari yang merupakan perwujudan dari manusia setengah dewa.
9. Candi Cangkuang – Garut, Jawa Barat
Candi Cangkuang merupakan candi hindu pertama dan satu-satunya yang
berada di tatar sunda. Candi ini berada tepat di daerah Kampung Pulo,
Cangkuang, Leles, Garut, Jawa Barat. Persisnya di sebelah makam Mbah
DalemArief Muhammad yang merupakan leluhur sekaligus sesepuh islam di
dusun Kampung Pulo, desa Cangkuang. Cangkuang sendiri adalah nama dari
sebuah daun yang sering digunakan masyarakat sekitar. Biasanya digunakan
untuk membuat tikar, tudung atau pembungkus.
Candi ini pertama kali ditemukan di tahun 1966-1968 oleh tim peneliti
Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita. Penelitian ini didasarkan pada tulisan
Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap yang terbit tahun
1893. Dari enelitian tersebut ditemukan adanya arca Siwa di bagian
tengah reruntuhan candi. Itu artinya candi tersebut meruakan candi hindu
dari sekte Siwaistik, atau pemuja Dewa Siwa. Saat digali, hanya
terdapat sekitar 40% batuan candi asli, sehingga diutuskan untuk
dilakukan pemugaran dan rekonstruksi candi.
Pemugaran terhadap candi dilakukan pada tahun 1974-1975. Setelah itu
barulah dilakukan rekonstruksi yang dimulai pada tahun 1976, dimana
rekonstruksi menggunakan 40% batu asli candi dan sisanya dilngkapi
dengan semen, koral, pasir dan besi. Setelah direkonstruksi, bangunan
Candi Cangkuang berdiri kokoh di atas pondasi seluas 4,5 x 4,5 meter
dengan tinggi pondasi sekitar 30 cm. Menurut kesimpulan peneliti, Candi
Cangkuang berdiri sejak abad 8 masehi pada masa Purnawarman dari
Tarumanegara dan awal kerajaan Pajajaran.
10. Candi Arca Gupolo – Sleman, Yogyakarta
Candi Arca Gupolo merupakan candi hindu yang terdiri dari kumpulan 7
buah arca. Arca-arca tersebut memiliki ciri yang sama dengan arca hindu
kebanyakan. Salah satunya adalah arca agastya yang berukuran 2 meter.
Meski terlihat sudah rusak namun gambar trisulanya masih terlihat.
Seperti yang sudah diketahui, trisula adalak ciri khas Dewa Siwa. Selain
itu terdapat juga arca-arca dewa hindu yang dibuat dalam posisi duduk
bersila.
Candi Arca Gupolo yang berada di kelurahan Sambirejo, kecamatan
Prambanan, Yogyakarta ini memiliki sumur mata air jernih didekatnya.
Sumur tersebut tidak pernah kering meski saat musim kemarau panjang.
Sehingga airnya digunakan penduduk sekitar untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Ada sebuah kisah legenda yang menyebutkan bahwa nama Gupolo
adalah nama patih dari raja Ratu Boko. Ratu Boko (Candi Ratu Boko)
sendiri adalah ayah dari dewi Roro Jonggrang (Candi Prambanan). Jadi
masih ada hubungan antara ketiga candi hindu tersebut.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Bedhaya Ketawang Tarian Tradisional dari Surakarta
11. Candi Gunung Sari – Magelang, Jawa Tengah
Candi Gunung Sari merupakan candi hindu di indonesia yang beraliran
Siwaistik. Jadi cand ini melakukan pemujaan terhadap dewa Siwa saja.
Candi Gunung Sari sendiri berada di dataran tinggi, teatnya di Gunung
Wukir, desa Gulon, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Selain candi
tersebut, disana juga ditemukan prasasti Canggal yang isisnya bercerita
tentang latarbelakang candi tersebut. Diantaranya adalah usia candi
tersebut yang jauh lebih tua dari Candi Gunung Wukir yang ada di
dekatnya.
12. Candi Gunung Wukir – Magelang, Jawa Tengah
Candi Gunung Wukir merupakan candi hindu yang masih berlokasi sama
dengan Candi Gunung Sari. Candi ini memiliki usia lebih muda dari candi
sari, namun kondisinya tidak begitu bagus. Banyak reruntuhan yang tidak
terekonstruksi secara sempurna. Diperkirakan ada banyak bagian yang
hilang dari Candi Gunung Wukir ini. Jika dilihat dari reruntuhannya,
kompleks candi ini memiliki luas 50m x 50m. Berdasarkan jenis batuan
yang digunakan, yakni batu andesit, maka perkiraan umur dari cand ini
adalah 732 tahun. Diantara reruntuhan tua tersebut ditemukan juga
rasasti canggal, altar yoni, ptung lingga dan patung Andini (lembu
betina).
13. Candi Asu – Magelang, Jawa Tengah
Candi Asu merupakan candi hindu di indonesia yang juga berada di
Magelang, tepatnya di kelurahan Sengi, kecamatan Dukun. Letak candi ini
tidak jauh dari Candi Ngawen, yakni hanya sekitar 11 km ke arah utara.
Sedangkan disekitar candi Asu juga terdapat candi hindu lainnya yakni
Candi Pendem dan Candi Lumbung. Asal muasal nama Asu sendiri berasal
dari penamaan warga sekitar terhadap salah satu patung yang berada di
candi tersebut. Karena bentuknya sekilas seperti anjing maka dinamakan
asu. Padahal itu adalah patung Anandi yang merupakan lembu betina
tunggangan Dewa Siwa.
Sedangkan untuk penamaan Candi Lumbung karena dahulu kala, candi
tersebut dipercaya sebagai lumbung atau tempat menyimpan padi. Sehingga
candi tersebut dinamakan Candi Lumbung. Sedangkan untuk Candi Pendhem
dilihat dari posisinya yang terbenam ke dalam tanah. Maka warga sekitar
sepakat menamakannya Candi Pendhem. Ketiga candi tersebut menghada ke
barat dengan masing-masing adalah candi kecil. Letak dari candi tersebut
adalah di bagian tepi sungai Pabean, dekat lereng Merapi. Selain Candi
Asu, di areal kompleks tersebut ditemukan juga dua prasasti, yakni
prasasti Sri Manggala I dan Sri Manggala II.
14. Candi Sambisari – Sleman, Yogyakarta
Candi sambisari termasuk candi hindu di Indonesia yang tergolong
unik. Betuk dari candi yang berada di Purwomartani, Kalasan, Sleman,
Yogyakarta ini berbentuk seperti puzzle. Dimana bagian dar bangunannya
menyerupai balok-balok bagian batu yang tertimbun reruntuhan batu
vulkanik akibat letusan gunung Merapi pada abad ke-11. Keberadaan candi
ini diketahui pertama kali pada tahun 1966 oleh petani desa Sambisari.
Letak dari batuan candi ini berada di kedalaman 6,5 meter dari permukaan
tanah. Sehingga saat itu dilakukan penggalian untuk menemukan
reruntuhan candi Sambisari.
Secara fisik, luas kompleks Candi Sambisari berukuran 50 m x 48 m.
Pada bagian luar candi dikelilingi oleh tembok batu berderet membentuk
bidang kotak. Kemudian di bagian tengahnya terdapat tiga candi perwara
atau candi pendamping dan satu candi utama. Di bagian dinding batu
tersebut terdapat beberapa relief berukirkan patung-patung bernuansa
hidu. Di bagian utara ada patung Durga, di bagian selatan ada patung
Agastya, di bagian timur ada patung Ganesha, sedangkan di bagian barat
terdapat dua patung penjaga, yakni patung Mahakala dan Nandiswara.
Dibagian candi utama terdapat lingga dan yoni yang berukuran cukup
besar.
15. Candi Jago – Malang, Jawa Timur
Candi Jago merupakan candi hindu yang berada di Tumpang, Malang, Jawa
Timur. Menurut penelitian, candi ini didirikan pada abad ke-13 masehi
pada masa kerajaan Songosari. Bagian atap dari candi ini rusak sebagian,
konon kerusakan tersebut diakibatkan oleh sambaran petir. Dalam dinding
candi Jago terdapat dua cerita relief yang menjadi dasar pendirian
candi, yakni relief Kunjakarna dan Pancatantra. Dimana kisah tersebut
bercerita tentang kisah-kisah fabel, pencarian dewa dan juga pernikahan
Arjuna dengan Dewi Suparba.
Selain relief-relief, dibagian tengah candi terdaapt prasasti Arca
Manjusri. Dimana dalam isi prasasti tersebut diungkapkan tentang
pembangunan candi tersebut. Mulanya candi ini didirikan oleh Raja
Kertanegara untuk memberi penghormatan pada ayahnya Raja Wisnuwardana.
Kemudian raja berikutnya, yakni Raja Adityawarman meneruskan
pembangunannya dengan menambahkan Arca Manjusri di tengahnya. Di candi
ini juga terdapat beberapa cerita tentang Budha, kemungkinan ini adalah
pengaruh dari agama budah yang merupakan agama baru yang menyebar ke
Singosari.
Candi Hindu di Indonesia yang Kurang Begitu Terkenal
- 16. Candi Kedulan (Kalasan-Yogyakarta)
- 17. Candi Kimpulan (Sleman-Yogyakarta)
- 18. Candi Barong (Prambanan-Yogyakarta)
- 19. Candi Ijo (Kalasan – Yogyakarta)
- 20. Candi Gebang (Sleman-Yogyakarta)
- 21. Candi Jawi (Pasuruan-Jatim)
- 22. Candi Jago (Malang-Jatim)
- 23. Candi Singhasari (Malang-Jatim)
- 24. Candi Surawana (Kediri-Jatim)
- 25. Candi Brahu (Mojokerto-Jatim)
- 26. Candi Gentong (Mojokerto-Jatim)
- 27. Candi Bajang Ratu Majapahit (Mojokerto-Jatim)
- 28. Candi Tikus (Mojokerto-Jatim)
- 29. Candi Bojongmenje (Bandung-Jabar)
- 30. Candi Losari (Magelang-Jateng)
- 31. andi Liyangan (Temanggung-Jateng)
- 32. Candi Morangan (Sleman-Yogyakarta)
- 33. Candi Abang (Sleman-Yogyakarta)
Belum ada Komentar untuk "Kumpulan Candi Hindu di Indonesia, Penjelasan,Lokasi dan Gambarnya"