Artikel Sejarah Candi Tikus Trowulan Mojokerto | Candi di Indonesia
Sejarah Candi Tikus Trowulan Mojokerto. Candi Tikus adalah sebuah
situs peninggalan sejarah yang indah. Terletak di Dukuh Dinuk, Desa
Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur.
Lokasi tepatnya berada pada koordinat 7.571667° S 112.403611° E.
Dari kota Mojokerto para pengunjung masih harus menempuh jarak kurang
lebih 13 kilometer ke arah tenggara. Setelah sampai di perempatan
Trowilan di Jalan Raya Mojokerto – Jombang, belok ke arah timur.
Dari sini untuk menuju situs Candi Tikus kita juga akan melewati
obyek Kolam Segaran dan Candi Bajangratu. Sekitar 600 meter kemudian
kita akan sampai di lokasi situs Candi Tikus.
Sejarah Candi Tikus Awal Ditemukannya
Pada tahun 1914 bupati Mojokerto pada waktu itu yaitu R.A.A. Kromojo Adinegoro melaporkan bahwa di sebuah lokasi pemakaman rakyat telah ditemukan sebuah miniatur candi. Berdasarkan laporan itulah kemudian dilakukan penggalian di tempat itu yang akhirnya berhasil menemukan kembali situs candi ini. Sebuah proses pemugaran kemudian dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan tahun 1985.
Sedangkan sejarah nama
Candi Tikus itu sendiri sebetulnya hanya sebuah nama sebutan yang
diberikan oleh masyarakat untuk candi ini. Latar belakang pemberian nama
sebutan tersebut adalah karena pada saat dilakukan penggalian di situs
ini, ternyata lokasi itu merupakan sarang tikus yang jumlahnya luar
biasa banyak. Maka lalu masyarakat sekitar menyebutnya dengan Candi
Tikus.
Baca Juga:
√ Lengkap Cara Memainkan Alat Musik Tifa
Latar Belakang Sejarah Candi Tikus
Sampai dengan saat ini memang tidak satupun ditemukan bukti sejarah yang
menyebutkan mengenai kapan situs candi di Trowulan ini dibangun dan
untuk apa fungsinya. Bahkan nama sebutan untuk candi inipun hanya
diberikan oleh masyarakat sekitar. Namun beberapa pakar arkeologi telah
menyimpulakan bahwa kemungkinan besar situs ini dibangun pada sekitar
abad ke-13 atau abad ke-14 pada masa Kerajaan Majapahit.
Kesimpulan
bahwa candi ini dibangun pada masa Majapahit di abad 13 atau 14
berdasarkan pada analisa dari beberapa bukti fisik candi. Candi ini
mempunyai bentuk seperti miniatur menara yang sering dipakai pada
bangunan-bangunan bersejarah pada masa abad 13 atau 14. Namun memang
masih banyak perdebatan mengenai kapan tahun persisnya candi ini
dibangun.
Sejarah Candi Tikus dan Pendapat Para Ahli Mengenai Pembangunannya
* Drs. IG. Bagus L. Arnawa
Menurut seorang ahli bernama Drs. IG. Bagus L. Arnawa, sejarah candi tikus
ini dibangun melalui 2 tahap pembangunan dilihat dari bahan dasar
batuannya. Bangunan candi ini dibangun dengan menggunakan 2 jenis batu
merah yang berbeda ukuran, yaitu bata merah besar dan bata merah kecil.
Disitu bisa disimpulakan bahwa sejarah pembangunan candi tikus ini
melalui 2 tahapan utama. Pada pembangunan tahap pertama digunakan batu
bata merah yang berukuran besar sebagai bahan dasarnya. Kemudian pada
pembangunan tahap kedua digunakan batu bata merah yang berukuran kecil
sebagai bahan dasarnya.
* N.J.Krom
Sedangkan melalui bukunya yang berjudul Inleiding tot de Hindoe Javaansche Kunst II atau Pengantar Kesenian Hindu Jawa II, N.J.Krom seorang
peneliti dari Belanda mempunyai pandangan sedikit berbeda mengenai
sejarah candi tikus. Menurutnya memang terjadi 2 tahap pembangunan candi
dilihat dari bahan dasar batuannya, namun beliau berpandangan lain.Menurutnya
sejarah pembangunan candi tikus pada tahap pertama digunakan batu bata
merah sebagai bahan dasarnya. Namun pada tahap pertama ini arsitektur
bentuk candi terlihat masih sangat kaku, dan terlalu sederhana.
Sedangkan pembangunan pada tahap kedua telah menggunakan batuan andesit.
Pada tahap dua ini terlihat arsitektur batuannya telah lebih bagus, dan
bentuknya lebih modern.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa kemungkinan besar bahwa candi ini sebenarnya telah berdiri sebelum Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk di tahun 1350-1380 Masehi.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa kemungkinan besar bahwa candi ini sebenarnya telah berdiri sebelum Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk di tahun 1350-1380 Masehi.
* A.J. Bernet Kempers
Melalui bukunya Ancient Indonesia Art menuliskan bahwa bentuk susunan
miniatur menara di Candi Tikus memiliki hubungan dengan konsep religi.
Menurutnya bentuk dari situs candi ini merupakan sebuah replika dari
Gunung Meru.
Gunung Meru atau Mahameru bagi masyarakan Hindu maupun Buddha pada masa
itu dianggap sebagai tempat suci, kahyangan tempat para dewa, dan
merupakan pusat kosmos dunia. Jadi kemungkinan besar juga candi ini
merupakan situs pentirtaan yang sangat disucikan oleh para pemeluk agama
Hindu – Buddha di masa itu.Bentuknya yang juga semacam pancuran juga
dimungkinkan berfungsi sebagai pengatur debit air di zaman itu. Selain
itu letaknya yang berada di pinggiran kota menimbulkan munculnya
kesimpulan lainnya yaitu fungsi situs ini sebagai tempat menyucikan
tirta atau air yang akan mengaliri seluruh kota.
Sejarah Candi Tikus Berdasar Arsitekturnya
Candi Tikus Mojokerto memiliki arsitektur berupa bangunan semacam kolam air yang dibuat dari 2 bahan utama yaitu batu bata merah dan batu andesit. Bentuk situs ini sangat menyerupai kolam pemandian dengan beberapa bangunan candi kecil di dalamnya.
Sejarah Candi Tikus Trowulan Mojokerto - Kolam Kecil |
Uniknya bangunan ini letaknya menurun kebawah sekitar 3 meter di bawah permukaan tanah sekitarnya. Ukuran kolam yaitu sekitar 29,5 x 28,25 meter dengan beberapa undakan membentuk selasar semakin ke dalam semakin kecil. Selasar pertama yang paling atas selebar 0,75 meter mengelilingi pinggir kolam, kemudian selasar yang kedua berada dibawahnya dan berukuran lebih lebar.
Candi utama di tengah kolam berdiri menghadap
ke arah utara, dengan sebuah tangga yang lebarnya sekitar 3,5 meter
memanjang dari atas kolam menuju dasar kolam. Di dasar kolam tepat di
samping kanan dan kiri tangga utama terdapat 2 buah kolam kecil. Kedua
kolam kecil ini mempunyai kedalaman sekitar 1,5 meter dan ukurannya 2 x
3,5 meter. Di dinding bagian luar 2 kolam kecil ini terdapat
masing-masing 3 buah pancuran kecil yang terbuat dari batu andesit
berbentuk bunga teratai.
Candi utama berada di tengah kolam berupa sebuah bujur sangkar berukuran
7,65 m2. Di sekelilingnya terdapat 8 buah menara kecil dengan bentuk
Gunung Meru di bagian atapnya, dan ujung atap datar.Sedangkan di
bagian tengah bangunan candi utama ini ada sebuah miniatur menara
setinggi 2 meter yang bentuknya persis seperti 8 menara di
sekelilingnya. Pada dinding luar bangunan utama candi ini dikelilingi
oleh hiasan 17 pancuran berbentuk makara dan bunga teratai.
Baca Juga:
√ Alat Musik Tradisional NTT Terlengkap
Sejarah Candi Tikus Trowulan Mojokerto - Candi Utama |
Sejarah Candi Tikus Dan Keunikannya
Keunikan candi yang pertama terletak pada bentuknya yang menyerupai sebuah kolam air. Yang kedua adalah bahan dasar pembuatannya yang menggunakan 2 bahan utama yaitu batu bata merah dan batu andesit.
Tidak adanya bukti tertulis tentang sejarah candi tikus ini
membuat banyak pakar sejarah dan arkeologi mempunyai pendapat yang
berbeda-beda mengenai fungsi dan tahun pembuatan candi. Ada yg
berpendapat fungsi candi adalah sebagai tempat pemandian keluarga Raja.
Belum ada Komentar untuk "Artikel Sejarah Candi Tikus Trowulan Mojokerto | Candi di Indonesia"