Artikel Pakaian Adat Suku Asmat Yang Menawan
Selain terkenal dengan seni
ukirnya yang adiluhung, Suku Asmat juga memiliki pakaian tradisional
yang khas. Seluruh bahan untuk membuat pakaian tersebut berasal dari
alam. Tidak salah jika menganggap pakaian Suku Asmat merupakan
representasi kedekatan mereka dengan alam raya.
Tidak hanya bahan, desain
pakaian Suku Asmat pun terinspirasi dari alam. Pakaian laki-laki Suku
Asmat, misalnya, yang dibuat menyerupai burung dan binatang lain yang
dianggap melambangkan kejantanan. Sementara, rok dan penutup dada kaum
perempuan menggunakan daun sagu sehingga menyerupai kecantikan burung
kasuari.
Secara umum, pakaian laki-laki
dan perempuan Suku Asmat tidak terlalu berbeda. Pada bagian kepala,
dikenakan penutup yang terbuat dari rajutan daun sagu dan pada sisi
bagian atasnya dipenuhi bulu burung kasuari. Bagian bawah dan bagian
dada (untuk perempuan) berupa rumbai-rumbai yang dibuat menggunakan daun
sagu.
Pakaian adat tersebut belum
sempurna jika tidak dilengkapi berbagai aksesori, juga menggunakan
berbagai bahan yang tersedia di alam. Aksesori yang biasa dijadikan
pelengkap pakaian tradisional Suku Asmat adalah hiasan telinga, hiasan
hidung, kalung, gelang, dan tas. Hiasan telinga terbuat dari bulu burung
kasuari. Bulu burung kasuari yang digunakan untuk hiasan telinga
ukurannya lebih pendek dibanding bulu burung kasuari yang digunakan pada
penutup kepala.
Hiasan hidung biasanya hanya dikenakan
oleh kaum laki-laki. Hiasan ini terbuat dari taring babi atau bisa
dibuat dari batang pohon sagu. Hiasan hidung yang dikenakan kaum
laki-laki memiliki dua fungsi: simbol kejantanan dan untuk menakuti
musuh. Sementara, aksesori kalung dan gelang dibuat dari kulit kerang,
gigi anjing, dan bulu burung cendrawasih.
Esse (sebutan masyarakat Suku Asmat
untuk tas) merupakan aksesori yang penting. Selain berfungsi sebagai
wadah penyimpan ikan, kayu bakar, serta berbagai hasil ladang, esse juga
dipakai ketika diadakan upacara-upacara besar. Orang yang mengenakan
esse saat diadakan upacara adat dianggap sebagai orang yang mampu
menjamin kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam berbagai
upacara adat, masyarakat Suku Asmat biasanya melengkapi penampilan
mereka dengan gambar-gambar di tubuh. Gambar yang didominasi warna merah
dan putih tersebut konon merupakan lambang perjuangan untuk terus
mengarungi kehidupan. Warna merah yang digunakan berasal dari campuran
tanah liat dan air, sementara warna putih berasal dari tumbukan kerang.
Seiring pengaruh modernisasi
dan budaya dari luar, sebagian masyarakat Suku Asmat mulai meninggalkan
pakaian tradisional mereka. Hanya masyarakat Suku Asmat yang tinggal di
pedalaman yang masih menggunakan pakaian tradisional tersebut. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]
Sumber:
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/pakaian-adat-suku-asmat-antara-alam-dan-manusia-sejati
Belum ada Komentar untuk "Artikel Pakaian Adat Suku Asmat Yang Menawan"