Artikel Sejarah dan Kebudayaan Suku Bungku – Sulawesi Tengah
Masjid tua Bungku (photo:kebudayaanindonesia.net) |
Sejarah dan Kebudayaan Suku Bungku – Sulawesi Tengah.
Suku Bungku merupakan etnis yang mendiami Kecamatan Bungku Sulawesi
Tengah. Masyarakat Bungku tersebari di kecamatan Bungku utara, Bungku
Tengah dan Bungku Selatan. Masyarakat Bungku menyebut dirinya sebagai
Tobungku. Dahulu orang Bungku dikenal sebagai salah satu suku bangsa
dari suatu Kerajaan Maritim.
Sejarah
Menurut
sejarah leluhur suku Bungku berasal dari daerah Bugis. Suku Bungku
masih berkerabat dengan suku Bugis karena diduga memiliki hubungan
sejarah masa lalu dan asal usul. Kebudayan orang Bungku banyak memiliki
kemiripan dengan budaya Bugis.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Alat Musik Tradisional di Indonesia
Bahasa
Bahasa
yang digunakan Suku Bungku adalah bahasa Bungku atau bahasa Tobungku.
Bahasa mereka terbagi menjadi beberapa dialeg seperti Ta’a, Merui dan
Lalaeo. Bahasa Bungku sempat dianggap sebagai dialek bahasa Kaili,
tetapi menurut masyarakat Bungku bahasa Bungku bukan termaksud dalam
dialek bahasa Kaili, tetapi merupakan sebuah bahasa tersendiri sebagai
induk bahasa di kawasan timur Sulawesi. Dalam bahasa Bungku terdapat
beberapa kasta atau tingkatan bahasa, yaitu bahasa yang amat halus,
halus, sedang dan kasar.
Sistem Kepercayaan
Mayoritas
orang Bungku menganut agama Islam Sufi yang taat. Beberapa tradisi adat
dan kesenian banyak mengandung unsur Islami. Pengaruh animisme pada
suku Bungku saat sebelum masuknya Islam masih dapat terlihat, seperti
praktek perdukunan yang dalam bahasa bungku disebut Sando.
Dahulu
masyarakat Bungku pernah terkait hubungan dengan suku Bugis. Hubungan
tersebut terjadi ketika masuknya para tokoh Islam Bugis ke dalam
masyarakat suku Bungku.
Sistem organisasi
Sistem organisasi kemasyarakatan Bungku terdiri dari beberapa struktur, yaitu:
1. Masyarakat raja (pau)
2. Bangsawan (mokole)
3. Rakyat biasa
4. Budak (ata)
Sedangkan
untuk sistem kekerabatan masyarakat Bungku disebut tepoalu petutua’ia.
Juga terdapat sistem gotongroyong seperti, metatulungi, mefalo-falo
dan mo’ala oleo.
Kesenian
Kesenian suku Bungku adalah:
1. Seni beladiri silat (kuntaw dan manca)
2. Seni tetabuhan (tatabua)
3. Ndengu-ndengu
4. Ganda
5. Rabana
Filsafat
Ketika
masa pemerintahan kerajaan Bungku, terdapat 8 pesan filsafat yang
menjadi panduan masyarakat buntu dalam menjalani sistem kehidupan:
- “baratantonga tompano pandeanto, tila mengkena pande motauanto” artinya seimbangkan ujung ketrampilan kita, bahagi sama ujung ketrampilan dan pengetahuan kita.
- sopan santun dalam bahasa Bungku dikenal dengan istilah Kona’adati,konalelu, dan kona atora artinya bertingkah laku sesuai dengan tuntunan adat istiadat.
- kemandirian dalam bahasa Bungku identik dengan tumorampanta,tumadempanta atau lumakompanta artinya hidup sendiri, berdiri sendiri atau berjalan sendiri.
- taat terhadap orang tua merupakan kewajiban seorang anak.
- disiplin dan cermat yang disebut katutu atau matutu,
- tanggung jawab,
- kejujuran dalam bahasa Bungku disebut kamoleoa atau moleo.
- rasa pengabdian yang dikenal dengan safa montulungi yang juga diidentikkan dengan pongkokolaro.
Baca Juga:
Penjelasan Terlengap Rumah Adat Aceh | Rumoh Aceh
Mata Pencaharian
Umumnya
masyarakat Bungku berprofesi sebagai petani. Mereka menanam padi sawah
dan berladang dengan menanam berbagai jenis sayur dan buah. Selain itu
juga bertani tanaman keras seperti kelapa dan cocoa. Disamping itu
sebagian lagi berprofesi sebagai pedagang dan lain-lain.
Sumber referensi :
http://protomalayans.blogspot.com/2012/10/suku-bungku-sulawesi.html diakses tanggal 8 mei 2015
http://sobrylabinta.blogspot.com/2012/11/masyarakat-etnik-bungku-kab-morowali.html diakses tanggal 8 mei 2015
Belum ada Komentar untuk "Artikel Sejarah dan Kebudayaan Suku Bungku – Sulawesi Tengah"