Artikel Sejarah Asal Usul Suku Betawi dan Kebudayaannya
Sejarah Asal usul dan Kebudayan Suku Betawi . Etnis Betawi adalah
sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat
tinggal di Jakarta. Pada zaman kolonial Belanda tahun 1930, kategori
orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai
kategori baru dalam data sensus tahun tersebut. Jumlah orang Betawi
sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi mayoritas penduduk Batavia waktu itu.
Sejarah Asal usul suku Betawi
Ada tiga pendapat yang menjelaskan tentang sejarah suku Betawi, yaitu :
1. Pendapat pertama
Pendapat
pertama mengatakan bahwa Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin
antaretnis dan bangsa di masa lalu yang didatangkan oleh Belanda ke
Batavia. Sehingga etnis betawi disebut sebagai pendatang baru di
Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok
seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon,
dan Tionghoa.
Baca Juga:
Penjelasan Lengkap Senjata Tradisional Mandau - Dayak Kalimantan
2. Pendapat kedua
Pendapat
kedua menurut sejarawan Sagiman MD etnis Betawi telah mendiami Jakarta
dan sekitarnya sejak zaman batu baru atau pada zaman Neoliticum. Ia
berpendapat bahwa penduduk asli Betawi adalah penduduk Nusa Jawa
sebagaimana orang Sunda, Jawa, dan Madura.
Pendapat tersebut juga
dipertegas dengan Uka Tjandarasasmita yang mengeluarkan monografinya
"Jakarta Raya dan Sekitarnya Dari Zaman Prasejarah Hingga Kerajaan
Pajajaran (1977)". Dalam monografinya mengungkapkan bahwa Penduduk Asli
Jakarta telah ada pada sekitar tahun 3500 – 3000 SM.
3. Pendapat ketiga
Lance
Castles yang pernah melakukan penelitian tentang Penduduk Jakarta
dimana Jurnal Penelitiannya diterbitkan tahun 1967 oleh Cornell
University yang mengatakan bahwa secara biologis, mereka yang mengaku
sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku
dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Kelompok etnis ini
lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis yang ada di Indonesia
(Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Makassar,dan Ambon) maupun dari luar
seperti Arab, India, Tionghoa dan Eropa.
Penelitian yang dilakukan Lance Castles tersebut menitik beratkan pada empat sketsa sejarah yaitu:
- Daghregister, yaitu catatan harian tahun 1673 yang dibuat Belanda yang berdiam di dalam kota benteng Batavia.
- Catatan Thomas Stanford Raffles dalam History of Java pada tahun 1815.
- Catatan penduduk pada Encyclopaedia van Nederlandsch Indie tahun 1893
- Sensus penduduk yang dibuat pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930.
Etimologi Betawi
Menurut para ahli dan sejarahwan asal mula kata Betawi mengacu pada pendapat berikut:
1.
Pitawi (bahasa Melayu Polynesia Purba) yang artinya larangan. Perkataan
ini mengacu pada komplek bangunan yang dihormati di Batu Jaya.
Sejarahwan Ridwan Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan di Batu Jaya,
Karawang merupakan sebuah Kota Suci yang tertutup, sementara Karawang,
merupakan Kota yang terbuka.
2. Betawi (Bahasa Melayu
Brunei) di mana kata "Betawi" digunakan untuk menyebut giwang. Nama ini
mengacu pada ekskavasi di Babelan, Kabupaten Bekasi, yang banyak
ditemukan giwang dari abad ke-11 M.
3. Flora guling
Betawi (cassia glauca), famili papilionaceae yang merupakan jenis
tanaman perdu yang kayunya bulat seperti guling dan mudah diraut serta
kokoh. Dahulu kala jenis batang pohon Betawi banyak digunakan untuk
pembuatan gagang senjata keris atau gagang pisau.
Kemungkinan
nama Betawi yang berasal dari jenis tanaman pepohonan ada kemungkinan
benar. Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama jenis
flora selama ini memang digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah
yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak
lagi. "Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan
orang Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan"
Sehinga
Kata "Betawi" bukanlah berasal dari kata "Batavia" (nama lama kota
Jakarta pada masa Hindia Belanda), dikarenakan nama Batavia lebih
merujuk kepada wilayah asal nenek moyang orang Belanda.
Seni dan kebudayaan
kesenian lenong modern |
Seni
dan Budaya asli Penduduk Jakarta atau Betawi dapat dilihat dari temuan
arkeologis, semisal giwang-giwang yang ditemukan dalam penggalian di
Babelan, Kabupaten Bekasi yang berasal dari abad ke 11 masehi. Selain
itu budaya Betawi juga terjadi dari proses campuran budaya antara suku
asli dengan dari beragam etnis pendatang atau yang biasa dikenal dengan
istilah Mestizo .
Sejak zaman dahulu, wilayah bekas kerajaan
Salakanagara atau kemudian dikenal dengan "Kalapa" (sekarang Jakarta)
merupakan wilayah yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara,
Percampuran budaya juga datang pada masa Kepemimpinan Raja Pajajaran,
Prabu Surawisesa dimana Prabu Surawisesa mengadakan perjanjian dengan
Portugal dan dari hasil percampuran budaya antara Penduduk asli dan
Portugal inilah lahir Keroncong Tugu.
Suku Betawi
sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk
pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah yang
ada di provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Budaya Betawi pun
tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya barat.
Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ
Babakan.
Bahasa
Bahasa Betawi
adalah bahasa kreol (Siregar, 2005) yang didasarkan pada bahasa Melayu
Pasar ditambah dengan unsur-unsurbahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari
Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari
Eropa, terutamabahasa Belanda dan bahasa Portugis. Bahasa ini pada
awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah pada
masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang
paling sering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada
struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa
Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat
dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in
(pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata
menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.
Musik
Berikut seni musik masyarakat betawi :
1. Seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa
2. Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab
3. Orkes Samrah berasal dari Melayu
4. Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab
5. Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an
6. Seni Lenong
7. Gambang Kromong
8. Rebana Tanjidor
9. Keroncong
10. Lagu tradisional "Kicir-kicir".
Tari
Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Seperti :
1. Tari Topeng Betawi
2. Yapong yang dipengaruhi tari Jaipong Sunda
3. Cokek, tari silat dan lain-lain.
Drama
1. Lenong
2. Tonil
Cerita rakyat
Cerita rakyat yang berkembang di Jakarta adalah :
1. Si Pitung
2. Jagoan Tulen atau si jampang
3. Nyai Dasima
4. Mirah dari Marunda
5. Murtado Macan Kemayoran
6. Juragan Boing
Senjata tradisional
Senjata khas tradisional Jakarta adalah bendo atau golok.
Rumah tradisional
Rumah tradisional Betawi adalah rumah kebaya
Kepercayaan
Sebagian
besar Orang Betawi menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama
Kristen Protestan dan Katolik juga ada namun hanya sedikit sekali.
Makanan Khas Betawi
Masakan
Masakan
khas masyarakat Betawi adalah gabus pucung, laksa betawi. sayur
babanci, sayur godog, soto betawi, ayam sampyok, asinan betawi, dan nasi
uduk.
Baca Juga:
Mengenal Lebih Jauh Model Rumah Adat Asal Sunda
Kue-kue
Kue-kue khas
masyarakat Betawi adalah kue cucur, kue rangi, kue talam, kue kelen, kue
kembang goyang, kerak telor, sengkulun, putu mayang, andepite, kue ape,
kue cente manis, kue pepe, kue dongkal, kue geplak, dodol betawi, dan
roti buaya.
Minuman
Minuman Khas Betawi contohnya adalah es selendang mayang, es goyang, dan bir pletok.
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi diakses tanggal 16 April 2015
Belum ada Komentar untuk "Artikel Sejarah Asal Usul Suku Betawi dan Kebudayaannya"