3 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia dan Bukti Pendukungnya
Teori Masuknya Islam Ke Indonesia - Perkembangan Islam di Indonesia
berlangsung yang dengannya Amat cepat. Hal ini tentu tak terlepas dari
peran para pedagang muslim yng berasal dari Gujarat (India), Persia, dan
Arab. Hubungan erat antar pedagang muslim dan pedagang Nusantara di
masa silam memicu pengaruh terhadap masuknya agama Islam di Indonesia.
Baca Juga:
√ 40 Alat Musik Tradisional yang Dipukul Beserta Gambarnya
Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Secara geografis, Indonesia terdapat atau terletak di daerah yng Amat
strategis dalam saluran perdagangan masa silam. Hal ini memicu Islam
yang dengannya gampang masuk ke wilayah Indonesia. Kemudian, kapan Islam
pertama kali datang ke Indonesia. Ada beberapa teori wacana masuknya
Islam ke Indonesia. Teori yang telah di sebutkan antara lain teori
Gujarat, teori Persia, dan teori Arab. Yang akan di sajikan kali ini
pemaparan dari masing-masing teori masuknya Islam ke Indonesia yang
telah di sebutkan.
1. Teori Gujarat
Teori gujarat merupakan teori masuknya Islam ke Indonesia yng pertama
kali dikemukakan oleh Snouck Hurgronje dan J. Pijnapel. Dalam teori ini
disebutkan bahwasanya Islam di Indonesia sebetulnya berasal dari
Gujarat, India dan mulai masuk sejak abad ke 8 Masehi. Islam masuk ke
Indonesia melalui wilayah-wilayah di anak benua India, semisal Gujarat,
Bengali, dan Malabar. Semisal diketahui bahwasanya Bangsa Indonesia pada
masa itu memanglah sudah menjalin hubungan dagang yang dengannya India
melalui saluran Indonesia-Cambay.
Didasari teori ini, masuknya Islam ke Indonesia ini diyakini berasal dari Gujarat lantaran didasarkan pada adanya bukti berupa batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik as-Saleh berangka tahun 1297 yng bercorak Gujarat. Selain itu, teori gujarat pula didasarkan pada corak ajaran Islam yng cenderung mempunyai warna tasawuf. Ajaran ini dipraktikan oleh orang muslim di India Selatan, mirip yang dengannya ajaran Islam di Indonesia pada awal berkembangnya Islam.
2. Teori Persia
Teori persia adalat teori masuknya Islam ke Indonesia yng dikemukakan
oleh Hoessein Djajadiningrat. Dalam teori ini dikemukakan bahwasanya
Islam yng masuk ke Indonesia merupakan Islam yng berasal dari Persia
(Iran). Islam diyakini dibawa oleh para perdagang Persia mulai pada abad
ke 12.
Teori persia berlandaskan pada bukti maraknya paham Syiah pada awal masuknya Islam ke Indonesia. Selain itu, ada kesamaan tradisi budaya Persia yang dengannya budaya masyarakat Islam Indonesia. Peringatan 10 Muharam ataupun hari Asyura di Iran yang dengannya upacara Tabuik ataupun Tabut di Sumatera Barat dan Jambi menjdai lamang mengarak jasad Husein bin Ali bin Abi Thalib yng terbunuh dalam peristiwa Karbala menjadi satu dari sekian banyaknya misalnya. Malah kuatnya tradisi Syiah masih terasa sampai-sampai era ini.
Teori persia berlandaskan pada bukti maraknya paham Syiah pada awal masuknya Islam ke Indonesia. Selain itu, ada kesamaan tradisi budaya Persia yang dengannya budaya masyarakat Islam Indonesia. Peringatan 10 Muharam ataupun hari Asyura di Iran yang dengannya upacara Tabuik ataupun Tabut di Sumatera Barat dan Jambi menjdai lamang mengarak jasad Husein bin Ali bin Abi Thalib yng terbunuh dalam peristiwa Karbala menjadi satu dari sekian banyaknya misalnya. Malah kuatnya tradisi Syiah masih terasa sampai-sampai era ini.
Adanya suku Leran dan Jawi di Persia menunjukkan bukti bahwasanya orang-orang Persia yng membawa Islam ke Indonesia. Suku ini disinyalir merujuk pada orang-orang Leran dari Gresik dan suku Jawa. Selain itu, dalam suku Jawa dikenal yang dengannya tradisi penulisan Arab Jawa ataupun Arab Pegon sebagaimana diadopsi oleh masyarakat Persia atas Goresan pena Arab. Hal ini diperkuat yang dengannya istilah Jer yng lazim dipakai masyarakat Persia.
3. Teori Arab ataupun Teori Mekah
Didasari teori Arab, masuknya Islam ke Indonesia diyakini berasal dari
Arab, yakni Mekkah dan Madinah pada abad perama Hijriah ataupun abad ke 7
Masehi. Pendapat ini didasarkan pada adanya bukti perkampungan Islam di
Pantai Barus, Sumatera Barat, yng dikenal menjdai Bandar Khalifah.
Wilayah ini disebut yang dengannya wilayah Ta-Shih. Ta-Shih merupakan
sebutan orang-orang China bagi atau bisa juga dikatakan untuk orang
Arab. Bukti ini terdapat dalam dokumen dari Cina yng ditulis oleh Chu
Fan Chi yng mengutip catatan spesialis geografi, Chou Ku-Fei. Dia
mengatakan adanya pelayaran dari wilayah Ta-Shih yng berjarak 5 hari
perjalanan ke Jawa.
Dalam dokumen China keberadaan komunitas muslim Arab di Pantai Barus tercatat sekitar tahun 625 Masehi. Menilik tahun yang telah di sebutkan, berguna cuma sembilan tahun dari rentang waktu disaat Rasululloh menetapkan dakwah Islam secara terbuka kepada penduduk Mekkah. Beberapa sahabat sudah berlayar dan membentuk perkampungan Islam di Sumatera. Pelayaran ini Amat mungkin terlaksana mengingay adanya perintah Rasululloh agar kaum muslimin menuntut ilmu ke negeri Cina. Hal ini berguna Islam masuk ke Indonesia era Rosululloh masih hidup.
Dalam dokumen China keberadaan komunitas muslim Arab di Pantai Barus tercatat sekitar tahun 625 Masehi. Menilik tahun yang telah di sebutkan, berguna cuma sembilan tahun dari rentang waktu disaat Rasululloh menetapkan dakwah Islam secara terbuka kepada penduduk Mekkah. Beberapa sahabat sudah berlayar dan membentuk perkampungan Islam di Sumatera. Pelayaran ini Amat mungkin terlaksana mengingay adanya perintah Rasululloh agar kaum muslimin menuntut ilmu ke negeri Cina. Hal ini berguna Islam masuk ke Indonesia era Rosululloh masih hidup.
Bukti arkeologis pula didapati di Barus, berupa sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus. Pada satu dari sekian banyaknya batu nisannya tertulis nama Syekh Rukunuddin yng wafat pada tahun 672 M. Para arkeolog dari Ecole Francaise D’extreme-Orient Prancis dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menyatakan bahwasanya sekitar abad 9 hingga 12 Masehi, Barus menjadi sebuah perkampungan dari aneka macam suku bangsa semisal Arab, Aceh, India, Cina, Tamil, Jawa, Bugis, dan Bengkulu.
Bukti lain yng mendukung teori masuknya Islam ke Indonesia merupakan munculnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yakni Kerajaan Perlak yng diteruskan oleh Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan bercorak paham Syafi’i yng kala itu dianut tidak sedikit penduduk Mesir dan Mekah.
Belum ada Komentar untuk "3 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia dan Bukti Pendukungnya"