Sejarah Suku Aborigin, Seni dan Kebudayaannya
Sejarah dan Kebudayaan Suku Aborigin –
Australia. Suku Aborigin Australia atau biasa disebut juga
Pribumi-Australia merupakan penduduk asli benua Australia dan kepulauan
disekitarnya, termasuk juga mencakup Tasmania dan kepulauan selat
Torres.
Suku
Aborigin memiliki bentuk fisik yang mirip orang papua. Hal ini karena
mereka memang keturunan orang Papua yang menjelajah ke benua Australia,
sikitar 40.000 tahun lalu. Namun saat ini dalam perkembangannya, bentuk
fisik suku Aborigin saat ini rata-rata lebih kecil dan lebih pendek dari
orang Papua. Rambut keriting, namun sebagian warnanya sudah
kemerah-merahan atau cokelat pucat, sedangkan warna kulit mereka gelap.
Masyarakat
Aborigin bukanlah entitas sosial tunggal, mereka memiliki komponen dan
segmen yang berbeda dalam mode subsisten, budaya, serta bahasa.
Asal usul kata Aborigin
Dalam
bahasa Inggris kata "Aborigin" mempunyai arti "penduduk asli/penduduk
pribumi". Kata aborigin tersebut mulai digunakan sejak abad ke-17 untuk
mengacu kepada penduduk asli Australia saat itu. Sebutan ini diambil
dari bahasa latin ab origine, yang berarti "dari awal". Suku aborigin
diperuntukan bagi penduduk yang sejak semula tinggal di suatu daerah
atau pulau.
Kata
Aborigin memiliki arti ‘paling awal dikenal’. Mereka memiliki budaya,
warisan, dan sejarah yang berbeda dari kelompok-kelompok lain di seluruh
dunia.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Alat Musik Tradisional di Indonesia
Bahasa
Penduduk
pribumi ini berbicara lebih dari 250 bahasa dan dialek yang berbeda dan
dianggap sebagai 20 jenis bahasa di dunia yang terancam punah. Bahasa
asli suku Aborigin Australia diketahui tidak terkait dengan salah satu
bahasa di bagian lain dunia. Saat ini, hanya ada kurang dari 200 bahasa
asli Australia yang digunakan.
Ahli bahasa mempelajari bahasa Australia dengan dua jenis yaitu:
1. Pama Nyungan
2. Non-Pama Nyungan.
Bahasa
Pama-Nyungan mayoritas terdiri dari keluarga bahasa terkait, sedangkan
yang tidak berhubungan dipelajari ahli sebagai bahasa non-Pama Nyungan.
Kelompok bahasa tersebut diyakini sebagai hasil dari kontak yang lama
dan intim. Sebuah fitur umum dari bahasa adalah bahwa mereka menampilkan
cara bicara khusus yang intim digunakan dan hanya digunakan di hadapan
kerabat.
Budaya
Masyarakat
Aborigin hidup dengan cara berburu dan mencari ikan. Mereka berburu
binatang liar seperti kanguru, dengan tombak, panah, dan bumerang
(senjata khas orang Aborigin). Di daerah yang beriklim dingin, kulit
kanguru ini digunakan sebagai bahan pakaian. Ilmu bercocok tanam dan
beternak belum dikenal, karenanya kelompok anak suku aborigin tidak
pernah berkelana jauh dari sumber-sumber air atau sungai.
Mereka
juga tidak pernah tinggal lama di suatu daerah. Rumahnya amat
sederhana, terbuat dari susunan ranting pohon dan dedaunan. Dalam
kehidupan sosial dan pemerintahan mereka dipimpin oleh kepala suku yang
biasanya juga merangkap sebagai dukun suku itu. Kepala suku juga
memimpin upacara keagamaan dan perkawinan.
Sistem kepercayaan
Agama
orang aborigin-Australia masih tradisional, mereka percaya terhadap
adanya Roh Agung yang menciptakan alam semesta dan isinya. Mereka
percaya bahwa Roh Agung terkadang memberikan petunjuk dan bimbingan
melalui mimpi.
Data
sensus menunjukkan bahwa 72% Aborigin mempraktikkan salah satu ‘bentuk’
ajaran Kristen meskipun tidak sama persis, sementara 16% tidak menganut
agama apapun. Saat ini sedang terjadi peningkatan jumlah anggota
masyarakat yang mengikuti ajaran Islam. Di antara suku Aborigin
Australia, nilai-nilai religius dan tradisi lisan biasanya berdasarkan
pada penghormatan terhadap pulau dan alam sekitar yang menjadi tempat
tinggal mereka. Pada masa sebelumnya, kelompok yang berbeda menampilkan
budaya, kepercayaan, dan bahasanya sendiri.
Seni dan Lukisan Aborigin Australia
Kebudayaan
Australia kaya akan tradisi seni Aborigin. Seni pahat batuan dan
lukisan kulit kayu menampilkan kehidupan Aborigin yang selaras dengan
alam. Hubungan antara masyarakat Aborigin dan lingkungannya paling
terlihat dalam penggunaan warna alami dalam lukisan yang sebagian besar
terbuat dari oker (ochre).
Meskipun
saat ini para seniman Aborigin modern masih meneruskan tradisi, tetapi
mereka juga mulai mengadopsi material modern yang serbaguna.
Senjata Tradisional
Salah
satu senjata tradisional suku Aborigin adalah Bumerang. Boomerang
adalah senjata lempar khas suku Aborigin dari Australia yang digunakan
untuk berburu. Sementara senjata serupa Throwing Stick (tongkat lempar)
juga diketahui dibuat oleh kebudayaan-kebudayaan lain di seluruh dunia,
kebanyakan orang mengasosiasikan bumerang dengan Australia karena
konsistensi sejarah dan ragam contohnya. Gerakan bumerang adalah
kombinasi translasi dan rotasi mirip baling-baling helikopter. Bumerang
digunakan sebagai alat berburu oleh suku Aborigin pada masa lampau.
Sejak kecil suku aborigin dilatih menggunakan bumerang. Awalnya mereka
dilatih menggunakan bumerang yang terbuat dari kayu kemudian bumerang
dengan logam yang ujungnya tumpul dan dilatih menggunakan logam yang
ujungnya tajam.
Baca Juga:
Penjelasan Terlengap Rumah Adat Aceh | Rumoh Aceh
Sumber referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pribumi-Australia
http://www.amazine.co/21940/penduduk-asli-australia-3-info-fakta-tentang-aborigin/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bumerang
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Suku Aborigin, Seni dan Kebudayaannya"