√ Lengkap Alat Musik Tradisional Maluku Beserta Gambarnya
Alat Musik Tradisional Maluku
Alat musik merupakan bagian
dari kesenian tiap daerah di Nusantara yang peranannya tak mungkin lepas
dari kehidupan sehari-hari, terutama untuk masyarakat daerah yang masih
memiliki kepercayaan dan aturan adat yang kuat.
Penggunaan dari alat musiknya pun beragam, bisa untuk mengiringi acara adat seperti adat pukul manyapu atau bisa juga digunakan untuk sekedar hiburan semata. Semoga beberapa nama alat musik tradisional dari maluku dibawah ini bisa membantu anda mencari informasi yang relevan. Baca informasi selengkapnya mengenai alat musik tradisional provinsi maluku di bawah ini.
1. Arababu
Arababu adalah alat musik tradisional yang berasal dari Maluku
dan bentuknya menyerupai Rebab (Alat musik dari Arab). Menurut
sejarahnya, alat musik Arababu berkembang di pulau Maluku setelah
pedagang Arab yang datang untuk berdagang di Indonesia.
Arababu meruapakan alat musik
tradisional yang dimainkan dengan cara di gesek, yang membedakan dari
Rebab adalah, alat musik ini memiliki satu buah senar saja sedangkan
rebab memiliki 2 buah senar. Arababu memiliki bagian pegangan yabg
berupa bambu serta tabung resonansi suara yang terbuat dari tempurung
kelapa.
Hingga kini, alat musik Arababu
masih bisa kita jumpai dalam acara-acara daerah tertentu, namun
keberadaan alat musik Arababu masih sangatlah mudah digantikan dengan
alat-alat musik modern.
Baca Juga:
√ Artikel Tanjidor Kesenian Musik Tradisional Betawi
2. Tahuri / Korno
Salah satu alat musik tradisional Maluku Fu
juga lebih lebih dikenal dengan sebutan Tahuri / Korno. Alat musik ini
bisa dibilang sangat “tradisional”. Mungkin saat anda pertama kali
melihatnya, anda beranggapan bahwa ini mungkin hanyalah benda koleksi
karena bentuknya berupa cangkang hewan.
Alat musik ini telah berkembang
di Maluku terutama masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, Tahuri
dipercaya telah ada dan berkembang dari sekitar abad ke-19 yang pada
saat itu dimainkan dengan alat musik tradisional Maluku lainnya.
Sebelum dimainkan sebagai alat musik,
Tahur / Korno digunakan untuk memanggil masyarakat sekitar untuk
berkumpul membahas masalah atau lainnya, panjang dan banyaknya tiupan
dari Tahuri memiliki makna tersendiri, seperti 1 tiupan pendek untuk
memanggil 1 tiupan panjang untuk memperingati gelombang dan lainnya.
Membuat Tahuri / Korno
Jika dilihat dari bentuknya, bisa
dipastikan bahwa Tahuri berasal dari alam. Cangkang kerang yang dipakai
dalam pembuatannya berasal dari daerah Saumlaku, Kep. Aru dan Banda.
Kerang yang didapat dicuci hingga bersih lalu dilubangi menggunakan bor.
Besar kecilnya lubang yang
dibuat pembuat Tahuri menentukan nada yang ingin dihasilkan, biasanya
kerang yang kecil akan menghasilkan nada tinggi / nyaring, sedangkan
yang besar menghasilkan suara yang besar atau bernada rendah.
Selain terdapat di Maluku, Tahuri dikenal di daerah Biak, Papua dengan nama Fu. Alat musik tradisonal tersebut juga digunakan untuk memanggil penduduk sekitar atau sekedar mengiringi tari-tarian khas disana.
3. Idiokordo
Alat musik ini cukup terkenal di Nias Utara,
Idiokordo juga dikenal dengan sebutan Tatabuhan, sebuah alat musik yang
memiliki 3 dawai dan dimainkan dengan cara dipetik, sekilas Idiokordo
mirip dengan alat musik Siter (alat musik petik gamelan Jawa).
Alat musik Idiokordo terbuat dari kayu
pada bagian utamanya serta diukir dan dibentuk sedetail mungkin untuk
menambah kesan dari alat musik tersebut. Penggunaan dari idiokordo
umumnya untuk acara-acara adat setempat atau sekedar hiburan jika
dimainkan sendirian.
4. Totobuang
Alat musik Tradisional Maluku Totobuang merupakan
alat musik asli masyarakat Maluku yang tidak terpengaruh dari budaya
luar sedikitpun. Alat musik ini merupakan benda khas warga yang di
wilayahnya bermayoritas Kristen, dalam beberapa acara musik biasanya
Totobuang bersanding dengan alat musik lain dan dimainkan oleh
masyarakat daerah tersebut.
Peranan dari masing-masing alat musik
memiliki fungsi berbeda-beda dan saling mengisi kekurangan satu sama
lainnya. Totobuang sendiri merupakan dominasi dari alat musik Tifa, yang
umumnya terdiri dari Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa bas dan disertai dengan gong sebagai pelengkap.
Sangat disayangkan eksistensinya di
dunia kesenian dan budaya musik daerah sudah mulai pudar semenjak
kecintaan masyarakat yang semakin berkurang terhadap alat musik daerah,
ditambah dengan datangnya budaya musik luar yang seperti menjajah
kesenian lokal Nusantara.
5. Rumba
Nama alat musik tradisional Maluku
yang satu ini mungkin agak asing ditelinga kita karena memang
keberadaannya yang semakin sulit kita jumpai di daerah. Rumba adalah
alat musik yang terbuat dari kayu dan labu (buah), Rumba juga termasuk
kedalam jenis alat musik perkusi.
Rumba diyakini merupakan alat musik khas Cuba (Republic of Cuba)
yang kemudian dibawa ke daerah Ambon oleh pedagang Spanyol yang mungkin
datang dan singgah di Indonesia. Rumba terbuat dari tempurung kelapa
yang diisi pasir kasar (yang sangat kering) atau batu kerikil atau
bahkan bisa keduanya dan diberikan pegangan dari kayu.
Untuk menghasilkan suara, Rumba cukup digoyangkan saja seperti bermain alat musik Marakas
dari luar. Suara yang dihasilkan tidak terlalu bagus jika dimainkan
solo tanpa alat musik tambahan lain, karena memang sifatnya sebagai
perkusi.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Lenggang Nyai Tarian Tradisional Betawi di Jakarta
6. Hawaiian
Dari
bentuknya alat musik Hawaia ini mirip dengan gitar, namun ternyata
berbeda. Hawaia tidak sepenuhnya sebagai alat musik tradisional sejak
untuk memainkannya kita memerlukan energi listrik agar bisa difungsikan.
Hawaia memiliki 8 dawai dan harus di stem (setting) terlebih dahulu agar suaranya tidak sumbang.
Untuk dapat menghasilkan suara, dawai
yang dimainkan harus ditekan dengan alat khusus yang terbuat dari plat
besi atau plastik sebesar ibu jari tangan, Suara yang dikhasilkan sangat
khas, seperti gitar listrik yang sedang dipetik lalu digoyang-goyang,
suaranya bergelombang.
7. Suling Melintang (Floit)
Alat
musik tradisional Maluku “Floit” adalah nama lain dari Suling Melintang
namun di daerah Maluku sana lebih terkenal dengan sebutan Floit. Alat
musik Floit dimainkan lebih dari 30 orang dalam bentuk kelompok akord
suara 1,2,3, dan 4.
Cara memainkannya sama seperti di daerah barat, sebab memiliki suara Sopran, Alto, Tenor, dan Bass.
Suling ini sendiri merupakan alat musik impor yang sudah mendapat
pengaruh budaya asing namun sangat disukain masyarakat tradisional.
Alat musik Suling Melintang ini terbuat
dari seruas bambu yang salah diberi penyekat pada salah satu ujungnya
dengan diameter suling yang dilengkapi dengan 6 buah lubang nadan dan 1
lubang untuk meniup. Alat musik ini dimainkan saat penyambutan tamu,
acara adat, atau resepsi pernikahan warga daerah.
Alat Musik Tradisional Daerah Maluku Utara
Alat musik yang semakin berkembang
memang membantu kita untuk melengkapi dan meramaikan sebuah acara,
terlebih memang acara tersebut memang penting. Alat musik tradisional
memang seharusnya kita lestarikan karena alat musik daerah termasuk
bagian dari identitas Indonesia.
Setelah sedikit saya singgung tentang
alat musik tradisional dari Maluku diatas, sedikit saya tambahkan
beberapa alat musik lagi yang menurut informasinya ditemukan di Maluku
Utara, berikut ini adalah Alat musik tradisional maluku dan penjelasannya
1. Bambu Hitada
Bambu
Hitada merupakan salah satu kesenian musik tradisional dari Maluku
Utara. Kesenian ini dimainkan secara berkelompok bersamaan dengan alat musik tradisoinal Maluku
lainnya. Di kalangan masyarakat terutama Halmahera, Bambu Hidata
sangatlah terkenal dan sering tampil di berbagai acara pesta adat.
Cara Memainkan Bambu Hitada
Untuk menciptakan nada dan irama yang
pas, pemain harus saling mengerti fungsi dan kombinasi dari Bambu yang
mereka pegang. Menghentakkan Bambu ke bawah akan menciptakan suara yang
berbeda tiap alat-alat musik tradisional Maluku tersebut.
Seperti halnya grup musik pada umumnya,
Musik Bambu Hitada dimainkan sesuai fungsi alatnya masing-masing dan
dikombinasikan menjadi satu irama yang pas dan enak didengar. Untuk alat
musik bambu dimainkan dengan cara dihentakkan ke bawah. Setiap bambu
memiliki satu nada, sehingga dimainkan secara bergantian antara bambu
satu dan lainnya. Biasanya bila dimainkan di atas lantai, untuk
menghentakan bambu tersebut harus dialasi dengan karung goni. Selain
agar lantai tidak lecet, juga untuk menstabilkan suara.
2. Cikir
Cikir adalah alat musik tradisional yang difungsikan sebaga pengiring musik pada pertunjukan musik Bambu Hitada di Halmahera Prov. Maluku Utara, bisa di Bilang Cikir merupakan alat musik tradisional Maluku Utara.
Cikir terbuat dari batok kelapa yang
masih utuh (bulat utuh) dan didalamnya diisi dengan beberapa batu
kerikil. Cikir dimainkan dengan cara digoyang-goyang seperti alat musik
modern Marakas, nantinya Cikir akan menghasilkan bunyi dari goyangan tersebut. Alat musik Cikir juga biasanya disebut Rumba
Baca Juga:
√ Artikel Tari Cokek Tarian Tradisional Betawi Dari Jakarta
3. Leko Boko / Juk / Bijol
Leko
Boko merupakan alat musik petik yang pada bagian wadah resonansinya
terbuat dari labu hutan, dan kayu sebagai perentang dawainya, Jumlah
dawai yang digunakan pada umumnya sebanyak 4 dawai. Fungsi dari alat
musik Leko Boko di masyarakat adalah untuk hiburan pribadi dan untuk
acara adat.
Di daerah tertentu seperti NTT , Leko Boko selalu dipasangkan bersamaan dengan Heo
(alat musik tradisional gesek dari NTT) untuk menambah kesan musik yang
dihasilkan. Di Maluku Utara Leko Boko digunakan pada pertunjukan seni
musik bambu hitada juga.
Belum ada Komentar untuk " √ Lengkap Alat Musik Tradisional Maluku Beserta Gambarnya"