√ Lengkap 13 Alat Musik Tradisional Sumatera Utara Beserta Gambarnya
Alat Musik Tradisional Sumatera Utara
Dari informasi yang saya peroleh, terdapat lebih dari 10 buah alat musik tradisional di Sumatera Utara yang bisa kita pelajari. Provinsi yang pada dulunya bernama Gouvernement van Sumatra ini memang memiliki kekayaan alam serta keragaman suku-suku yang beredar juga memiliki alat musik tradisional yang sangatlah apik untuk kita pelajari.
Fungsi alat musik tradisional Sumatera Utara
beragam, ada musik yang biasa dimainkan di upacara-upacara adat yang
diadakan, ada yang digunakan untuk mengiringi tarian adat dan lain-lain.
Sebagai contoh bisa kita lihat alat musik tradisional Sumatera Utara Doli-Doli yang banyak di jumpai di daerah Nias.
1. Aramba
Dalam susunan Alat musik tradisional Sumatera Utara Aramba
merupakan alat musik yang biasa dimainkan pada saat acara perkawinan.
Aramba terbuat dari tembaga kuningan / logam perunggu, alat musik ini
diyakini berasal dari Nias.
Aramba dimainkan dengan cara dipukul
pada bagian yang berbentuk bundar dan menonjol di bagian tengahnya,
biasanya Aramba digantungkan pada seutas tali, bentuk alat musik ini
mudah dikenali karena adanya bentuk bundar yang menonjol pada bagian
atasnya.
Bentuk Aramba
Aramba memiliki garis tengah 40 cm ~ 50 cm, sedangkan untuk Aramba yang digunakan keturunan bangsawan adalah Aramba Fatao dan Aramba Hongo
yang bergaris tengah 60 cm ~ 90 cm. Jika dilihat sepintas, Aramba
seperti memiliki 2 bagian, yakni bagian datar panjang dan bagian yang
untuk dipukul, gambar alat musik tradisional Sumatera Utara tersebut seperti yang terlihat.
Baca Juga:
√ Lengkap 6 Alat Musik Tradisional Bali Beserta Gambarnya
2. Doli-doli
Alat
musik Doli-Doli sangatlah unik, secara sekilas mungkin akan ada orang
yang beranggapan bentuknya menyerupai angklung, hanya saja cara
memainkan dan memegangnya berbeda. Di daratan Melayu, masyarakat daerah
sana mengenali Doli-Doli dengan sebutan Kolintang
Doli-Doli terbuat dari 4 bilah kayu dan alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik tradisional Sumatera Utara Doli-Doli,
bisa anda jumpai di dearah Nias. Alat musik ini dimainkan bersamaan
dengan alat musik tradisional yang lainnya seperti Aramba dan pakpak.
3. Druri Dana
Satu lagi alat musik tradisional Sumatera Utara
yang dimainkan dengan cara dipukul, yakni Druri Dana, alat ini terbuat
dari kayu yang dipotong dan dibentuk seperti gambar diatas. Druri dana
merupakan alat musik yang mengeluarkan suara ketika bambu tersebut
saling beradu.
Druri Dana diyakini berasal dari pulau Nias, dan prinsip kerjanya seperti alat musik tradisional Angklung.
4. Faritia
Faritia terbuat dari bahan logam atau kuningan, alat musik tradisional ini termasuk golongan alat musik idiophone (alat musik yang menghasilkan suara dari getaran). Bentuk alat musik Faritia seperti Talempong dari Padang dan gamelan dari Jawa.
Fatiria berbentuk bundar dengan diameter
23 cm dan ketebalannya 4 cm dengan bagian tengah yang menonjol untuk
dipukul. Fatiria dimainkan dengan alat pemukul khusus yang disebut Simalambuo
atau kayu Duria, kabarnya Fatiria merupakan alat barter pada jaman dulu
yang dijadikan alat musik tradisional oleh masyarakat Nias.
Faritia memang sangatlah mirip dengan
Gong, hanyasaja ukurannya lebih kecil dibanding Gong. Cara
memainkannya-pun juga sama seperti gong, dipukul dan nantinya akan
mengeluarkan bunyi yang khas.
5. Garantung / Kolintang
Garantung
adalah alat musik tradisional provinsi Sumatera Utara tepatnya Batak
Toba, yang terbuat dari kayu dan bentuknya tertata rapi dan memiliki 5
bilah nada yang fungsinya sebaga pembawa melodi. Garantung termasuk
kedalam kelompok Xylophone (batang-batang yang menghasilkan nada)
Selain sebagai pengiring melodi,
Garantung juga dikenal sebagai penstabil ritme variable pada lagu-lagu
tertentu dengan memainkannya dengan teknik Mamalu. Garantung terdiri dari 7 wilahan yang tersusun rapi, digantung diatas sebuah kotak yang berfungsi sekaligus resonatornya.
Garantung dimainkan dengan menggunakan
dua buah stik di tangan kiri dan kanan. Teknik yang digunakan pada
umumnya ialah tangan kiri sebagai pembawa melodi dan ritme (memukul
bagian tankai Garantung sekaligus saat memainkan sebuah lagu).
6. Gonrang
Gonrang
merupakan hasil dari kesenian masyarakat Sumalungun yang mempunyai
fungsi dalam masyarakat daerah tersebut. Gonrang terdiri dari beberapa
alat musik yang masing-masingnya memiliki makna berbeda, Gonrang tidak
mungkin bisa lepas dari kehidupan dan acara adat dalam budaya
Simalungun.
Dalam kesenian & kebudayaan
Simalungun, Gonrang memiliki makna ganda yakni bersifat religi/sakral
dan bersifat rekreatif (menghibur).
Dikalangan masyarakat
Simalungun, Gonrang merupakan alat musik utama yang pasti hadir dalam
acara-acara penting seperti pernikahan, kematian, dan pesta adat namun
sayangnya peranan dari alat musik ini sudah kurang diminati karena
posisinya yang tergantikan dengan alat musik modern.
7. Gordang
Gonrang
juga termasuk kedalam alat musik tradisional Sumatera Utara yang
dimainkan dengan cara dipukul, sebuah gendang dari taganing yang
berperan sebagai pengatur ritme dan sangat serbaguna, itulah Gordang.
Gordang merupakan instrumen
musik yang terdiri dari 9 buah Gendang, bentuk dari Gordang sendiri
adalah susunan dari gendang-gendang besar yang tersusun secara rapi dan
urutan.
Gordang biasanya dimainkan saat
pertunjukkan upacara adat, penyambutan, acara pernikahan dan juga
terkadang pada saat adanya “acara kematian”. Gordang umunya dimainkan
dengan alat musik tradisional dari Sumatera Utara yang lainnya.
8. Gendang Singanaki
Gendang
Singanaki terbuat dari Kayu dan potongan kulit binatang, Gendang yang
sangat khas di daerah Batak Karo ini memiliki 2 bagian berbeda yak ni penganaki dan anak gendang yang disebut Gerantung / enek-enek, berukuran kecil ramping. Untuk memainkannya anda memerlukan alat memukulnya.
Gendang Singanaki berfungsi sebagai alat
penentu ritme dalam sebuah ensambel musik, alat musik ini biasanya juga
dimainkan bersamaan dengan alat musik lain seperti Sarune. Gendang
Singanaki biasanya dimainkan pada saat upacara adat yang bernuansa
religi atau acara guro-guro aron.
9. Gendang Sisibah/Pakpak
Jika
anda mencari terjemahan dari Gendang Sisibah/pakpak ini, artinya adalah
Sembilan gendang yang dimana salah satu sisinya diletakkan dalam satu
rak yang dipukul menggunakan pemukul yang terbuat dari kayu / alat pukul
lainnya.
Gendang Sisibah banyak dijumpai di
daerah Sumatera Utara untuk mengiringi upacarat adat yang ada di PakPak
Dairi dalam acara suka ataupun duka
Bisa dibilang Gendang Sisibah merupakan
Ensambel musik dari Pakpak, Sumatera Utara yang terdiri dari sembilan
gendang (yang memiliki 1 sisi saja), Kalondang, Lobat, Kecapi, dan Gong.
Lalu Ensambel musik ini dimainkan untuk mengiringi upacara-upacara adat
di daerah sana.
Baca Juga:
√ 17 Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO yang Akan Selalu Dikenal Dunia
10. Gung dan Penganak
Penganak
dan Gong tergolong di kelompokan dalam alat musik idiophone (bergetar
untuk menghasilkan suara). Perbedaan antara keduanya dengan gong
nusantara lainnya terletak pada ukuran dan lebar diameternya
Alat musik ini memiliki ukuran diameter
yang terbilang cukup besar di angka 68 cm dan penganaknya berukuran
kecil sekitar 16 cm. Gong dan penganak terbuat dari logam kuningan,
sedangkan alat pemukulnya yang dinamai Palu-Palu terbuat dari kayu dengan benda lunak diujungnya (biasanya diikatkan kain).
11. Hapetan atau Hasapi
Hapetan
sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia yang terbukti nama dari
“Hapetan” sudah tercatata pada KBBI, Hapetan adalah alat musik sejenis
kecapi dari daerah Tapanuli, berdawai dan dimainkan dengan sebuah bilah
petik
Hapetan merupakan jenis alat musik
tradisional Sumatera Utara yang dimainkan dengan cara di petik, cara
memainkannya mirip dengan sejenis gitar tradisional berdawai 2 dari
daerah Tapanuli. Di daerah bernama Sumbawa, alat musik ini disebut
Jungga.
Jenis-Jenis Hasapi
Untuk Hasapi-nya terdapat 2 jenis alat musik hasapi, yaitu:
Hasapi Ende
- Instrumen pembawa melodi dan merupakan yang paling utama dalam ensambel Gondang Hasapi.
Hasapi Doal
- Instrumen ini memang mirip dengan Hasapi Ende, namun dalam memainkannya Hasapi Doal berperan sebagai pembawa ritme konstan.
12. Ole-Ole
Ole-ole,
jenis alat musik tiup yang badannya terbuat dari batang padi dan
resonatornya terbuat dari daun kelapa atau enau. Ole-ole merupakan alat
musik sederhana yang masuk dalam jenis alat musik yang bersifat
instrumen solo, Alat musik ole-ole terbuat dari satu ruas batang padi.
Pada satu ruas batang padi tersebut
pangkal ujung dekat ruasnya dipecah-pecah sedemikian rupa, sehingga
pecahan batang tadi menjadi alat penggetar udara sebagai penghasil bunyi
alat musik Ole-Ole. Alat musik tiup ini terkadang juga memiliki lubang
pada batangnya.
Lubang nada pada bang tidak beraturan
tergantung kepada pembuat alat musiknya dan nada-nada yang ingin di
capai, dibuat sedemikian rupa karena memang alat musik ini dibuat hanya
untuk hiburan pribadi saja. Pada pangkal ujungnya digulung daun tebu /
kelapa / enau sehingga suaranya terdengar keras dan jauh.
13. Panggora
Panggora
merupakan alat musik sejenis Gong namun suara bunyinya sedikit unik,
bunyi Panggora seperti itu karena memang alat musik jenis itu dimainkan
oleh satu orang dengan pukulan menggunakan stik, lalu setelah suara
muncul nanti diredam dengan pegangan tangan.
Panggora ini adalah gong yang paling
besar dengan ukuran diameter mencapai 37 cm dengan tebalnya sekitar 6
cm. Panggora mempunyai bentuk berupa gong berukuran amat besar, besarnya
melebihi Aramba dan Faritia. Panggora terbuat dari logam seperti besi,
kuningan atau perunggu, Suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut
nyaring dan keras.
14. Sarune Bolon
Sarune
Bolon terbuat dari logam, alat musik ini memiliki 6 buah lubang nada
yang berfungsi utuh dan berperan sebagai pengiring melodi yang keluar.
Alat musik tradisional ini termasuk bagian dari perangkat Gondang Sabangunan dari daerah Batak Toba.
Instrumen ini digabungkan dengan Taganing,Gondang, Ogung, Hesek, dan Adap. Sedangkan pada masyarakat daerah Simalungun, Alat musik Sarune Bolon merupakan bagian dari perangkat Gindrang Saparangguan.
Sarune Bolon biasanya dimainkan bersamaan dengan Gondrang Sipitu-pitu,Ogung,Mongmongan, dan Sitalasayak pada saat upacara adat.
Baca Juga:
√ 10 Warisan Budaya Indonesia yang Akan Selalu Dikenal Dunia Internasional
15. Taganing
Taganing
merupakan salah satu alat musik Batak Toba yang terdiri dari 5 buah
gendang yang fungsinya sebagai pengatur ritme di beberapa lagu daerah.
Taganing bisa disebut juga sebagai Drum set melodis, alat musik ini
digantung dalam sebuah rak yang sama.
Bentuk dari Taganin menyerupai Gordang, hanyasaja ukurannya yang memang bermacam-macam, yang paling besar adalah Gendang yang paling kanan, semakin ke kiri ukurannya semakin kecil dan suara yang dihasilkan-pun berbeda, karena memang itu tujuannya.
Semakin ke kiri
semakin tinggi nada yang dihasilkan, Taganing biasanya dimainkan oleh 1 –
2 orang saja menggunakan sebuah stik untuk memukul. Dibandingkan
dengan Gordang, Taganing memiliki musik yang terdengar lebih melodis.
Belum ada Komentar untuk "√ Lengkap 13 Alat Musik Tradisional Sumatera Utara Beserta Gambarnya"