√ Cerita Rakyat | Asal Mula Danau Losung (Sumatera Utara)
Konon, ada dua orang kakak beradik bernama Datu Dalu dan
Sangmaima. Orangtua mereka mewariskan sebilah tombak pusaka. Sesuai
dengan adat masyarakat Tapanuli, tombak pusaka itu jatuh ke tangan Datu
Dalu sebagai anak tertua.
Suatu hari, Sangmaima hendak meminjam tombak tersebut untuk berburu babi hutan yang berkali-kali merusak ladang mereka.
“Kau boleh meminjamnya, tetapi jagalah tombak itu dengan baik, jangan sampai hilang,” pesan Datu Dalu.
Sangmaima berhasil menombak perut seekor babi hutan dengan
tombak tersebut. Namun ternyata, babi hutan itu masih bisa melarikan
diri ke hutan belantara.
Datu Dalu marah ketika mengetahui tombak pusakanya hilang.
“Aku tidak mau tahu, kau harus menemukan tombak itu!” katanya kepada
Sangmaima.
Baca Juga:
√ Lengkap 6 Alat Musik Tradisional Riau Beserta Gambarnya
Lalu, Sangmaima menyusuri jejak-jejak babi buruannnya yang
terluka itu. Namun, jejak-jejak tersebut menghilang di sebuah lubang
besar.
Ternyata, lubang tersebut adalah pintu sebuah istana
kerajaan yang sangat indah. Sangmaima menemukan seorang putri cantik
yang sedang kesakitan dengan sebuah tombak menancap di perutnya. Putri
cantik itu ternyata adalah jelmaan babi hutan yang terluka oleh lemparan
tombak milik Datu Dalu.
Sangmaima sangat senang telah menemukan kembali tombak
pusaka milik kakaknya. Dengan ilmu pengobatan yang didapat dari
orangtuanya, Sangmaima mengobati luka sang putri hingga sembuh.
Datu Dalu sangat gembira karena tombak pusakanya telah
kembali. Untuk merayakan hal itu, ia mengadakan sebuah pesta besar di
rumahnya. Namun, ia tidak mengundang adiknya.
Sangmaima merasa sakit hati. la membuat sebuah pesta yang
lebih meriah untuk menyaingi pesta yang diselenggarakan Datu Dalu. Pada
pestanya, Sangmaima mengadakan pertunjukan menarik, yaitu seorang
perempuan yang badannya dihiasi dengan berbagai macam bulu burung hingga
menyerupai burung ernga. Pertunjukan ini membuat banyak sekali tamu
datang ke rumah Sangmaima.
Ketika mengetahui adiknya mengadakan pesta yang Iebih meriah, Datu Dalu berniat mengadakan pertunjukan burung ernga juga.
“Adikku, bisakah aku meminjam perempuan burung ernga itu untuk pesta di rumahku?”
“Boleh saja, Kak. Namun, kakak harus berjanji untuk
menjaganya, jangan sampai perempuan burung ernga itu hilang,” kata
Sangmaima.
Sangmaima mengantarkan perempuan itu ke rumah Datu Dalu. Kemudian, ia
bersembunyi di atap rumah Datu Dalu. Ketika malam tiba, ia menyelinap
menemui perempuan burung Ernga itu.
“Perempuan burung ernga, besok sebelum matahari terbit kau
harus pergi dari sini. Dengan demikian, kakakku mengira kau menghilang!”
kata Sangmaima. Perempuan itu menuruti perintah Sangmaima.
Keesokan harinya, Datu Dalu terkejut ketika mengetahui perempuan itu
sudah tidak ada. Datu Dalu berusaha mengganti kerugian itu dengan emas,
tetapi Sangmaima tidak bersedia menerimanya.
Baca Juga:
√ Lengkap 5 Alat Musik Tradisional Betawi Beserta Gambarnya
Akhirnya, perkelahian antara keduanya tidak dapat dihindari.
Datu Dalu mengambil sebuah lesung lalu melemparkannya ke arah adiknya.
Namun, sang adik menghindar, sehingga lesung tersebut melayang tinggi
dan jatuh ke kampung Sangmaima. Ajaibnya, di tempat jatuhnya lesung itu
kemudian terbentuk sebuah danau. Kini, danau itu disebut dengan Danau
Losung.
Sangmaima tidak kalah marahnya, ia melemparkan sebuah piring
ke arah kakaknya. Namun, Datu Dalu pun berhasil menghindar, sehingga
piring yang dilemparnya jatuh di kampung Datu Dalu. Di tempat jatuhnya
piring terbut juga terbentuk sebuah danau yang kemudian disebut Donau Si
Pinggan.
Pesan Moral
Pesan moral dari Cerita Legenda Rakyat Sumatera
Utara adalah kita harus menjauhi sifat curang dan egois, karena akan
menimbulkan permusuhan.
Belum ada Komentar untuk "√ Cerita Rakyat | Asal Mula Danau Losung (Sumatera Utara)"