√ 40 Alat Musik Tradisional yang Dipukul Beserta Gambarnya
Alat Musik Tradisional yang Dipukul
Memukul alat musik tradisional
dapat diartikan berbagai macam, mengapa? karena dalam penggunaannya,
alat alat musik tersebut terkadang ada yang membutuhkan alat untuk
memukulnya seperti Bedug misalnya yang menggunakan tongkat dengan
lapisan kain untuk membunyikannya, dan jika kita menggunakan tangan akan
terasa sulit untuk mengeluarkan suara Bedug.
1. Gendang Bulo
Gendang
Bulo dimainkan pada acara-acara tertentu saja seperti pernikahan atau
acara adat, selain itu pemain Gendang Bulo berasal dari kaum laki-laki,
namun sayangnya sangat jarang bisa kita jumpai pemain yang masih muda,
mungkin kurangnya minat belajar mereka menjadi penyebab hal tersebut.
Gendang Bulo memiliki ukuran
berbeda-beda, salah satu sisi memiliki ukuran lebih lebar pada bagian
yang dipukul. Untuk memainkan alat musik tradisional yang dipukul
semacam ini, anda harus mengatur letaknya terlebih dahulu. Jika anda
tidak kidal, sisi yang lebih besar diletakkan di sebelah kanan, untuk
memukulnya anda bisa menggunakan stik pemukul, dan sisi Gendang satunya
dipukul menggunakan telapak tangan anda.
Posisi Gendang haruslah diperhatikan,
jika tidak anda tentunya pemain akan kesulitan untuk mengatur tempo dan
menggunakan teknik memukulnya. Pemain Gendang biasanya menggunakan
pakaian adat saat memainkan Gendang. Saat dimainkan Gendang ini bisa
dipasangkan dengan alat musik tradisional Sulawesi Selatan lainnya
2. Ana’ Becing / Ana’ Baccing
Ana Becing adalah sebuah alat musik tradisional yang dipukul
satu sama lain. Bentuknya menarik dan mudah untuk diketahui dari
bentuknya, mirip seperti sepasang dayung. Inilah yang menyebabkan Ana
Becing mudah dikenali, terlebih karena sering dimainkan dalam acara
karnaval, parade festival, pesta dan upacara adat.
3. Marawis
Alat musik tradisional yang dipukul
selanjutnya adalah Marawis. Marawis memiliki bentuk seperti Rebana,
tapi bentuk Marawis yang gempal membuatnya mudah dibedakan karena Rebana
berbentuk pipih dan lebar. Marawis juga kental dengan unsur religi pada
syair lagu yang dibawakan karena mengandung puja-puji kepada Tuhan yang
maha Esa.
Nama alat musik tradisional
ini juga digunakan sebagai “panggilan” grup musik yang anggotanya
didominasi dengan Marawis. Salah satu teknik yang cukup menarik
perhatian dari Marawis ialah teknik Zapin. Teknik pukulan ini mengiringi
biasa digunakan pada lagu gembira yang seakan alat musik tersebut
saling berbalas.
Permainan Marawis
Jumlah pemain dalam sebuah grup
Marawis biasanya terdiri dari 12- 14 pemain, ada kemungkinan yang
lebih. Dalam sebuah grup Marawis juga terdapat alat musik tradisional tambahan seperti Hajir (Gendang besar) dan tumbuk (Berbentuk seperti tifa)
Selain itu, irama pada musik
Marawis juga tidak sembarangan, ada teknik yang digunakan untuk memukul
marawis (ada tanya dan ada jawab) dan biasanya ada 1/2 orang yang
memainkan irama berbeda sendiri, orang inilah yang bertugas mengatur
tempo permainan dan memperindah suara yang dihasilkan.
Baca Juga:
√ Artikel Umbut Rotan Kuliner Tradisional Kalimantan Tengah
4. Kecrek
Kecrek adalah alat musik tradisional
yang digunakan dalam orkes musik Gambang Kromong di Jakarta. Kecrek
merupakan alat musik yang cukup simpel karena sekilas Kecrek hanya
terbuat dari beberapa bilah logam perunggu yang diberi “alas” kayu untuk
dipukul.
Suara yang dihasilkan dari memukul Kecrek membuatnya dikategroikan kedalam jenis musik perkusi dengan suaranya “crek-crek-crek”
saat dipukul. Kecrek juga biasanya hanya digunakan sebagai penanda /
penegas nada saat ingin memulai dan mengakhiri sebuah pentas musik.
5. Talempong / Bonang Minang
Di
tanah Minang, Talempong juga merupakan alat musik pukul tradisional
yang dipukul dan memiliki bentuk seperti sebuah Gong namun ukurannya
cukup kecil dengan bagian yang dipukul berbentuk benjolan yang
diletakkan mendatar. Talempong terbuat dari logam dan dipukul
menggunakan pemukul kayu. Talempong biasanya digunakan sebagai alat
musik pengiring kesenian seperti Tari Piring, tapi jika tertarik untuk
belajar kita bisa memainkannya kapanpun kita inginkan.
6. Aguang / Gong Minang
Aguang merupakan panggilan Urang Minang untuk alat musik tradisional yang dipukul
berbentuk Gong ini. Aguang memiliki bentuk sama seperti daerah lain,
bundar dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukulnya.
Penggunaan Aguang ini juga bisa sebagai penentu sebuah pentas musik.
Bila kita mencarinya, biasanya Aguang
dimainkan oleh kaum ibu-ibu lengkap dengan aksesoris dan pakaian adat
daerah. Permainan alat musik ini setidaknya membutuhkan 2 orang untuk
bagian kiri dan kanan aguang.
7. Kolintang
Kolintang adalah alat musik tradisional yang dipukul
dari Sualwesi Utara, hingga sekarang penggunaannya masih mudah kita
temui terlebih jika didaerah tersebut ada acara adat budaya. Di
Indonesia Kolintang lebih dikenal sebagai alat musik perkusi karena
kurang indah jika dimainkan solo.
Kolintang diyakini berasal dari daerah Minahasa, . Dalam pembuatannya, alat musik tradisional pukul
ini menggunakan kayu yang ringan namun kuat / keras sejenis kayu
Cempaka dan kayu Waru. Asal nama “Kolintang” berasal dari suara yang
dihasilkan, yakni: tong, ting. tang (rendah, tinggi, biasa)
8. Sasesahang
Sasesahang adalat alat musik tradisional yang dipukul ke
tangan namun cukup sulit untuk kenali. Sasesahang terbuat dari bambu,
saat dimainkan tangan alat musik ini dipukul-pukul ke tangan kiri
sementara jari tangan kanan ditempatkan pada lubang pengatur nada. Bambu
yang digunakan dalam pembuatan Sasesahang dibelah dan salah satunya
dibentuk runcing seperti paruh atau sebuah garpu. Suara yang dihasilkan
tidak seperti gendang melainkan seperti dengungan yang lembut didengar
ditelinga.
9. Dol / Doli
Alat musik tradisional yang dipukul ini berasal dari Bengkulu. Sebuah alat musik tradisional
yang memiliki sejarah sakral dan. Pada zaman dulu, Doli merupakan alat
musik yang dimainkan hanya pada saat perayaan Tabot saja, dalam rangka
mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad S.A.W.
Orang yang memainkan alat musik Dol juga
bukanlah orang yang sembarangan melainkan hanya keturunan dari Tabot
itu sendiri, seorang warga Bengkulu yang memiliki darah keturunan India
(disebut Sipai).
Cara Memainkan Doli
Dol / Doli memiliki 3 macam teknik dasar
yang hingga sekarang masih bisa kita pelajari, yakni: Suwena,
Tamatam, dan Suawri. Penggunaannya tergantung dari keperluan, teknik
Suwena digunakan ketika suasana sedang berduka cita, Tamatam saat
suasana riang gembira dan Suwari sebagai penyemangat. Ritme, tempo yang
lambat maupun konstan juga mempengaruhi performa dari permarinan Dol.
Dalam sebuah pementasan, digunakan pula alat musik lain untuk mengiringi
pentas tersebut seperti Tassa, serunai dan lainnya.
10. Redap
Radap adalah alat musik tradisional yang dipukul
dari Bengkulu. Redap terbuat dari bahan seperti gendang yakni kayu,
rotan dan kulit binatang. Redap memiliki bentuk seperti rebana dan
termasuk alat musik yang cukup lama karena keberadaannya lebih dulu ada
dibandingkan alat musik Doli.
Redap dimainkan dengan cara dipukul pada
bagian kulit membrannya, alat musik Redap digunakan untuk mengiringi
acara-acara daerah sepert kesenian Safaral Anam dengan menggunakan Redap
yang dikolaborasikan dengan Serunai dan Gendang.
11. Gendang Panjang
Gendang
Panjang terbuat dari kayu dengan kulit binatang sebagai bagian yang
dipukul, seperti gendang lainnya rotan juga termasuk dalam bahan
pembuatannya. Gendang panjang berbentuk silindris dengan sisi ganda.
Dalam penggunaannya, Gendang Panjang biasanya berkolaborasi dengan alat musik tradisional lainnya, seperti saat acara pernikahan atau penyambutan tamu penting.
Gandang panjang termasuk kedalam
instrumen yang dibunyikan menggunakan telapak untuk mengatur tempo dan
irama yang dihasilkan. Teknik pukulan yang digunakan pemain juga
menentukan bagus atau tidaknya irama yang dihasilkan. Kesulitan juga
bertambah ketika Gendang ini memiliki 2 sisi yang ukurannya berbeda.
12. Sarun / Saron
Sarun
merupakan alat musik tradisional yang dipukul asal Kalimantan Tengah
dan terbuat dari logam / besi. Suara yang dihasilkan Saron sangat simple
dan bisa dibilang tidak sulit untuk mempelajari cara memainkan Saron,
nada yang dihasilkan adalah do, re, mi, sol, dan la.
Selain itu penggunaannya juga bisa
bersamaan dengan alat musik sejenis gendang dari Kalimantan Tengah
sebagai pelengkap musik yang sering dipasangkan dengan alat musik
lainnya
13. Garantung
Garantung adalah juga merupakan alat musik tradisional yang dipukul khas Kalimantan Tengah yang dimainkan suku Dayak dan termasuk kedalam kelompok alat musik idiofon, Garantung terbuat dari campuran jenis logam. Garantung memiliki bentuk mirip alat musik Gong pada instrumen Gamelan Jawa, namun Garantung menciptakan suara berbeda jika dibandingkan dengan Gong di gamelan Jawa.
Bunyi yang dihasilkan Garantung memiliki
getaran yang pendek, teknik memainkan dan jumlah alat musiknya juga
berbeda. Garantung dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat
pemukul kayu yang dilapisi kain pada bagian ujungnya agar tidak merusak
fisik Garantung.
Hampir setiap upacara adat ritual
menggunakan Garantung, selain sebagai alat musik pengiring yang
mendominasi jalannya upacara, Garantung juga dimanfaatkan sebagai
pengiring Balian ketika menyanyikan mantra atau ketika menari, memanggil
masyarakat hingga menandakan jikalau hal penting yang akan dilaksanakan
di daerah tersebut.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Manasai dari Kalimantan Tengah
14. Babub
Babun , sebuah alat musik tradisional yang dipukul
asal Kalimantan Utara yang berbentuk seperti gendang. Terbuat dari kayu
dan memiliki lapisan kulit binatang pada setiap bagian yang berlubang.
Babun dimainkan dengan cara yang sama, yaitu dipukul seperti gendang.
Babun juga bisa kita temui di beberapa daerah kecil di Kalimantan
Selatan.
Alat musik Babun hampir bisa kita temui
hampir di tiap-tiap Kabupaten dan Kota KalSel, biasanya dimana ada Babun
disitu ada grup daerah atau grup wayang yang ikut meramaikan suasana
pementasan Babun. Babun digunakan sebagai musik pengiring pada acara
tersebut, pemain Babun juga harus menguasai teknik yang berbeda-beda
tergantung dari suasana.
Dalam memainkan Babun, pemain mengambil
sikap duduk sila saat memainkan alat musik ini, penempatan dari Babun
bebas sesuai keinginan pemain karena keahlian orang (kidal atau tidak)
berbeda-beda. Ada 2 penamaan dalam permainan Babun jika dilihat dari
segi penempatannya, jika pemain tidak kidal maka bagian rumpiang di
sebelah kanan dan pambadukdi di kiri. rumpiang dan Pambaduk hanyalah
sebutan untuk sisi-sisi Babun.
Alat musik tradisional yang dipukul
ini juga bisa digunakan sebagai instrumen pengiring dalam kesenian
Gamelan dan Musik Panting, fungsinya-pun juga bermacam-macam. Babun bisa
digunakan sebagai penentu /penegas perubahan gerak pada tari-tarian,
selain itu juga digunakan sebagai pengatur irama lagu. Jika anda ingin
mencoba belajar alat musik tradisional ini, pastikan untuk tidak menutup lubang udaranya agar suaranya bisa keluar.
15. Gambang
Gambang, sebuah alat musik tradisional pukul
dari Kalimantan Utara yang terbuat dari kayu / bambu yang
berbilah-bilah sejumlah 18 buah. Gambang memiliki resonator yang
berbentuk perahu dengan bagian atas kotak tersebut dilapisi dengan
beberapa potongan kayu tipis berbentuk persegi panjang. Bagian ujung
pangkal resonator Gambang berbentuk piramid, fungsinya adalah untuk
penutup bagian pangkal tersebut.
Gambang dipukul menggunakan alat pukul
yang bagian ujungnya dibalut dengan kain agar dapat menghasilkan suara
indah tanpa merusak kepingan logamnya. Alat musik Gambang memiliki
tangga nada yang berbeda antara 17 s/d 21 bilah (Mayor, Minor, dan Gregorian)
Nada terendah Gambang ditandai dengan
bilah yang ukurannya paling panjang dan lebar, sedang nada tertinggi
berbentuk pendek, tebal dan lurus seperti. Untuk meningkatkan nada
Gambang, biasanya bilah tersebut dipotong atau ditipiskan pada bagian
ujungnya. Sebaliknya, untuk merendahkan nadanya bilah ditipiskan pada
bagian tengahnya.
16. Kompang
Kompang adalah alat musik tradisoinal yang dipukul dari Lampung yang keberadaannya juga bisa ditemukan di Riau dan anda juga bisa mengetahuinya di artikel saya yang berjudul alat musik tradisional Riau di Blog ini. Pada umumnya, Kompang menggunakan bahan yang terbuat kulit ternak sebagai bagian yang dipukul.
Binatang ternak yang sudah kulitnya
sudah dibersihkan lalu dikeringkan, kemudian dipasangkan pada Kompang.
Kulit yang digunakan hanyalah berasal dari Binatang ternak saja, Kompang
sedikit mirip dengan alat musik Marawis.
17. Bende
Bende
berbentuk Gong kecil yang biasa digunakan sebagai penegas atau pemberi
tanda sebelum adanya informasi yang ingin disampaikan, misalnya sebagai
penanda kepada warga untuk berkumpul di balai desa untuk mendengar
informasi dari penguasa daerah atau sebagai penanda adanya sebuah pesta
rakyat.
Saat ini alat musik Bende hampir bisa
kita temui dalam keseharian kita, jika anda melihat topeng monyet tak
jarang Bende digunakan sebagai pengiring musik tersebut. Bende dimainkan
dengan cara dipukul pada bagian yang terdapat tonjolan bulat, untuk
memukul Bende juga tidak sembarangan, ada alat khusus yang digunakan
agar tidak merusak Bende itu sendiri.
18. Satong Srek
Alat musik tradisional yang dipukul
ini terbuat dari bambu dan seng. Bambu yang digunakan dalam pembuatan
Satong srek pada salah satu bagiannya diberi penampang yang berupa
lempengan tajam dan kasar pada permukaannya. Nantinya seng yang
digunakan inilah yang akan dipukul ataupun digesek dan akan menghasilkan
suara.
Satong srek dimainkan sebagai pelengkap
musik pada suatu orkestra musik tradisional, anda juga bisa
memanfaatkannya secara individu untuk melatih kemampuan anda meskipun
suara yang dihasilkan bukan untuk menghibur diri. Alat musik tradisional dari NTB ini biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian daerah seperti tari nguri, badede, tari bulan kasandung, dan lainnya.
19. Gula Gending
Gula
Gending terbuat dari seng dan tekstil (material fleksibel, terbuat dari
tenunan benang), uniknya instrumen ini merupakan benda sama yang
digunakan masyarakat dalam menjajakan gula kapas, dari situlah alat ini
disebut Gula gending. Dalam bahasa Sasak, tempat penyimpanan gula
disebut Tongkaq yang dimanfaatkan sebagai instrumen musik.
Alat musik tradisional
ini dimainkan dengan cara menggendong Tongkaq, kotak tersebut dipukul
dengan jari tangan sesuai dengan lagu yang diiringi. Gula gending
biasanya dimainkan sambil menjajakan dagangan gula kapas berkeliling
desa. Gula gending yang memiliki peran tambahan sebagai alat musik tradisional ini akhirnya dimanfaatkan orang untuk menarik perhatian anak-anak supaya dagangannya laris.
20. Cungklik / Palompang
Alat musik tradisional
ini terbuat dari kayu dan logam. Cungklik termasuk jenis alat musik
silofan yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan 2 pemukul. Dalam
memainkannya, pemain mengambil sikap duduk dengan dua kaki lurus
kedepan, sementara Cungklik diletakkan diatas paha dan rongga udara yang
terdapat di antara paha dan bilah Cungklik sebagai resonator.
Dulunya alat musik tradisional
ini dimainkan secara solo / tunggal dan dimainkan oleh laki-laki saja
pada saat merasa bosan disawah untuk menghibur diri. Seiring
berkembangnya zaman, kini Cungklik digunakan juga oleh kaum wanita
sebagai bagian dari orkestra yang biasanya berperan sebagai alat musik
ritmik, pengiring tarian dengan irama yang cepat.
21. Gendang Melayu
Gendang Melayu adalah alat musik tradisional yang dipukul
asal Bangka. Gendang Melayu terbuat dari kulit binatang yang telah
dibersihkan serta dikeringkan. Gendang Melayu biasanya dimanfaatkan
sebagai pengiring tarian daerah, namun ada juga yang menggunakannya saat
perayaan tertentu saja.
Pada zamandulu, Gendang Melayu
digunaakan pada saat sebuah pentas seni bela diri pencak silat
dipertontonkan, Gendang ini digunakan sebagai penegas gerakan saat
melakukan jurus tertentu ataupun mempercepat tempo. Di beberapa daerah
di Indonesia juga ada yang memanfaatkan alat musik ini untuk
iring-iringan pengantin, atau pengisi acara pementasan.
Jika anda ingin mencoba posisi pemain
Gendang Melayu, anda bisa memainkan alat musik ini dengan cara dipukul
menggunakan kedua tangan dalam posisi duduk. Jangan lupa juga untuk
memahami bagaimana cara menghasilkan nada “tak” atau “dung” dengan
berlatih. Meskipun ukuranya berbeda, tetap saja suara yang dihasilkan
nyaring ditelinga.
22. Rebana
Rebana
sangat mudah untukkita jumpai, tak hanya di daerah Bangka Belitung.
Bengkulu, Jawa, bahkan di Jakarta-pun kita bisa menyaksikan permainan alat musik tradisional ini. Meskipun Rebana adalah yang “impor” karena kedatangannya bersamaan dengan masuknya Islam ke Indonesia.
Rebana bentuknya menyerupai gendang
kecil dengan satu sisi yang dilapisi dengan membran. Rebana dimainkan
dengan cara dipukul, biasanya Rebana dimainkan hanya pada saat acara
tertentu saja seperti festival kebudayaan, qasidah, penyambutan tamu,
pernikahan, atau pada sebagai kegiatan ekstra di beberapa sekolah
(rohis, dll). Bentuk Rebana mirip dengan alat musik Marawis.
Bentuk Rebana yang berbeda akan
menghasilkan bunyi yang berbeda pula, teknik memukulnya juga tidak
sembarangan namun tidak memerlukan latihan yang betul-betul intensif
karena biasanya ada yang mengajarkan. Permainan Rebana kurang bagus bila
dimainkan sendirian karena suara dari Rebana berbeda-beda. Selain dari
alat musiknya, Rebana juga bisa menarik perhatian para penonton dengan
pakaian pemain Rebana yang biasanya menggunakan pakaian terentu, seperti
pakaian adat atau pakaian grup musik mereka.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Kinyah Mandau Tarian Tradisional Kalimantan Tengah
23. Bambu Hitada
Bambu
Hitada, salah satu kesenian musik dari Maluku Utara. Bambu Hitada
dimainkan secara kelompok dan menggunakan alat musik Maluku Utara
lainnya. Bambu Hitada juga terkenal di daerah Maluku Utara terutama
Halmahera. Kesenian Bambu Hitada juga sering ditampilkan dalam berbagai
acara adat.
Musik Bambu Hitada diyakini berasal dari
kebiasaan masyarakat Maluku Utara yang dulu hidup berdampingan langsung
dengan alam. Bertahan hidup membuat mereka mandiri serta kreatif untuk
menciptakan sesuatu dan salah satunya adalah Bambu Hitada ini.
Menuruf informasi, bagi masyarakat
khususnya di Halmahera musik Bambu Hitada dulunya tidak hanya
dimanfaatkan sebagai hiburan semata, namun juga sebagai sarana
komunikasi dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun itu hanyalah
kebiasaan masyarakat pada zaman dulu dan menggunakan syair yang
dinyanyikan untuk berkomunikasi kepada leluhur mereka.
Dalam sebuah ansambel musik Bambu
Hitada, fungsi dari masing-masing alat musik berbeda seperti halnya
sebuah grup musik umumnya. Untuk alat musik bambu dimainkan dengan cara
dihentakkan kebawah bergantian dengan bambu yang lain. Tanah/Lantai yang
dipukul bambu harus dilapisi dengan karung goni agar tidak merusak
lantai dan menstabilkan suara Bambu.
24. Yi
Yi, sebuah Alat musik tradisional
Papua Barat yang terbuat dari kayu dan bambu, cara memainkannya adalah
dipukul sekeras mungkin. Yi dulunya digunakan oleh masyarakat Papua
untuk memanggil penduduk jika ada informasi penting yang ingin
disampaikan. Namun, Seiring berjalannya waktu, Yi kini juga kini
dimanfaatkan sebagai pengiring tarian daerah tersebut.
25. Popopalo
Polopalo adalah alat musik tradisional yang dipukul
dari Gorontalo. Popopalo dimasukkan kedalam kategori alat musik
idiofon. Saat dipukul, Popopalo akan bergetar dan menghasilkan suara,
meskipun terdengar mudah dari segi permainan tetap saja kita harus
teliti dengan teknik yang digunakan, dari segi ritme dan aransemen musik
juga memiliki pola yang berbeda.
Alat musik Polopalo terbuat dari bambu,
bentuknya seperti garputala dengan bagian yang dipukul disebut “lutut”.
Meskipun perkembangannya sangat lambat, Polopalo mendapatkan beberapa
penyempurnaan salah satunya dengan adanya alat pemukul dari kayu yang
dilapisi dengan karet.
26. Ganda
Selain ada di Gorontalo sebelumnya saya sudah pernah bahas sedikit tentang Ganda pada artikel saya di Alat musik tradisional Sulawesi Tengah. Ganda adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul. Seperti halnya Gendang, alat musik Ganda juga memiliki 2 buah sisi yang dilapisi kulit binatang.
Hampir semua orang yang ingin
mempelajari alat musik ini cepat tanggap, karena tidak perlu teknik dan
keahlian khusus dalam memainkannya. Cukup dengan kelihaian tangan untuk
memukul, dan naluri kita akan keluar dengan sendirinya. Jika
dibandingkan dengan Gendang Jawa, ukuran Ganda lebih kecil dan ramping.
27. Wahulo
Wahulo adalah alat musik tradisional yang dipukul
asal Gorontalo yang berbentuk seperti Rebana. Wahulo dipukul
menggunakan telapak tangan sedangkan tangan yang lain memegang badan
Wahulo. Seperti memainkan Rebana, dalam memainkan Wahulo ada beberapa
teknik tersendiri tiap permainan dan lagu yang dibawakan.
Alat musik tradisional
ini dapat dibedakan jika anda lihat dari segi pengikat yang digunakan.
Anyaman rapat dengan rotan menjadi ciri khas dari Wahulo. Namun, sangat
disayangkan karena sangat sulit untuk saya menemukan dimanakah pengrajin
dari alat musik tradisional yang masih bisa ditemui.
28. Tenun
Tenun merupakan alat musik tradisional yang dipukul
dari Palembang. Tenun terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang,
bagian tengah Tenun berbentuk seperti ornamen segitiga yang nantinya
apabila dipukul akan mengeluarkan suara, bukan melodi. Alat musik tradisional ini terkadang bisa kita saksikan pada acara-acara hiburan.
Alat musik ini pertama dinamakan sebab
dulunya dimainkan pada saat masyarakat yang umumnya bekerja menenun kain
(para wanita). Alat musik Tenun juga dimainkan pada saat mereka bosan
dan ingin menghibur diri ditengah-tengah aktivitas profesi menenun kain.
Dalam memainkan Tenun, pemain tinggal memukul dengan memakai kayu pada
bagian tertentu yang mengeluarkan nada.
29. Calung
Calung hampir sama seperti Angklung yang merupakan alat musik tradisional
yang terbuat dari bambu, namun ada perbedaan Calung dengan Angklung.
Angklung dimainkan dengan cara digoyang, sedangkan Calung dimainkan
dengan cara ditabuh pada bagian ruasnya.
Kebanyakan bahan untuk membuat Calung
adalah bambu jenis bambu hitam (awi wulung) namun, ada juga yang
menggunakan awi temen (bambu ater, bambu hijau). Ada 2 jenis calung yang
terkenal yakni calung rantay dan juga calung jinjing.
Cara memainkan alat musik Calung adalah
dengan cara dipukul, namun untuk Calung rantay anda harus memukulnya
dengan menggunakan dua tangan dengan posisi duduk bersilah sedangkan
Calung jinjing anda bisa memainkannya dengan menggunakan tangan kanan,
dan tangan kiri untuk memegang alat musik tersebut
30. Khendang / Kendang
Kendang
merupakan salah satu bagian instrumen musik dalam gamelan Jawa. Alat
musik Kendang sangat berguna untuk mengatur tempo, irama, intro, ataupun
outro sebuah lagu. Kebanyakan yang memegang Khendang adalah mereka yang
profesional di bidang Gamelan dan sudah lama menggeluti kesenian
Gamelan Jawa.
Teknik memainkan kendang disebut dengan
istilah tepak, bahasa ini mungkin sudah cukup familiar di telinga. Pola
memukul dengan interval tertentu sangat penting pada sebuah pentas
Gamelan. Untuk memainkan alat musik ini, anda harus memiliki stamina
yang kuat dan semangat, sehingga orang yang melihat terbawa suasana.
Kendang yang berkualitas biasanya
terbuat dari kayu kelapa atau nangka. Kulit binatang ternak seperti
kerbau sering digunakan untuk bagian yang dipukul bernada rendah,
sedangkan kulit kambing biasanya digunakan untuk bagian yang bernada
tinggi. Tali kulit ataupun rotan juga merupakan bahan yang baik untuk
membuat Kendang, semakin kencang tarikan kulit semakin tinggi pula
suaranya.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Giring Giring Kalimantan Tengah
31. Gondra
Alat musik tradisional
pulau Nias ini adalah alat musik tradisonal yang dikategorikan sebagai
alat musik membranofon dengan 2 sisi dan berbentuk barel. Kedua sisi
tersebut dilapisi dengan membran yang terbuat dari kulit binatang yang
dikeringkan dan nantinya dikencangkan sehingga menghasilkan suara yang
bagus, sementara bagian tubuh terbuat dari kayu pohon berukuran besar
yang tengahnya berlubang.
Gondra dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan alat yang terbuat dari bambu dengan panjang setengah meter.
Gondra sekilas terlihat seperti Bedug masjid dengan perbedaannya yang
hanya pada pemukul serta ukuran. Dalam memainkan Gondra, tidak
memerlukan keahlian tertentu dan juga tidak harus memukulnya dengan
tenaga ekstra karena memang Gondra tidak diajarkan secara cepat.
32. Kokokoko
Jika dicermati, Kokokoko adalah nama alat musik tradisional
Nias yang berbentuk seperti pentungan. Kokokoko terbuat dari kayu
panjang dan pada bagian tengahnya dilubangi , nantinya akan menjadi
wadah suara yang dihasilkan.
Fungsi dari alat musik tradisional yang dipukul
ini dulunya adalah sebagai media komunikasi antar penduduk untuk
memanggil warga lainnya dan berkumpul jika ada hal penting yang ingin
dibicarakan. Kokokoko dipukul menggunakan kayu yang dibentuk (tak perlu
kayu khusus). Kini Kokokoko juga dimanfaatkan sebagai alat musik
pengiring.
33. Faritia
Selanjutnya alat musik tradisional yang dipukul asal Nias, Faritia. Faritia adalah alat musik tradisional
yang terbuat dari logam dan termasuk jenis alat musik idiofon. Bentuk
dari Faritia hampir menyerupai Talempong dari Padang atau Gamelan dari
Jawa. Diameter Faritia sekitar 23 cm dengan bagian tengah menonjol
sebagai bagian yang dipukul.
Faritia dipukul menggunakan kayu simalambuo / duria yang tentunya sudah di olah sebagai alat pemukul. Dulunya alat musik tradisional Nias ini adalah barang yang didatangkan dari luar alias impor sebagai alat pembayaran dalam melakukan bearter.
34. Rebana Ubi
Rebana
Ubi adalah sebuah nama dari alat musik tradisional kepulauan Riau yang
alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dengan menepakkan tangan
ke membran Rebana. Rebana Ubi dimasukkan kedalam kelompok musik sejenis
Gendang sekaligus alat musik perkusi.
Rebana Ubi berukuran lebih besar
dibandingkan rebana pada umumnya, sebab Rebana ini memiliki diameter
paling kecil 70 cm dan tinggi 1 m. Rebana Ubi dapat digantung secara
horizontal dan bisa juga diletakkan diatas lantai .
Fungsi Rebana Ubi
Pada zaman dahulu, Rebana ini
dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam menyebarkan informasi seperti
adanya acara pernikahan penduduk setempat atau adanya bahaya (seperti
angin kencang atau kebakaran). Rebana Ubi diletakkan di tempat yang
tinggi dan dipukul dengan ritme tertentu tergantung penggunaannya.
35. Ketipung
Ketipung, salah satu jenis alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul dari Jawa Timur,
Ketipung memiliki bentuk yang menyerupai Gendang hanya saja, ukurannya
yang lebih kecil. Ketipung terbuat dari kayu yang diberikan lubang
berukuran 20cm hingga 40cm tergantung keinginan pembuatnya.
Nama alat musik yang satu ini memang
sedikit mirip dengan ketapang yang merupakan nama tanaman. Tak sedikit
pula orang beranggapan Ketipung adalah nama lain dari Gendang Dangdut,
seringnya penyebutan inilah yang membuat kita sulit untuk membedakan
manakah yang Ketipung dan mana yang Gendang Dangdut.
36. Bonang
Bonang adalah salah satu alat musik tradisional
yang masih dalam keluarga instrumen Gamelan (sangat terkenal di daerah
Jawa), bonang dimainkan dengan cara dipukul pada bagian menonjol dengan
menggunakan alat pemukul yang memang dibuat khusus.
Keunikan Bonang terletak pada bentuknya
yang merupakan susunan dari banyak gong kecil, banyak orang yang
menyebutnya ceret yang disusun berbaris pada binkai kayu yang sudah
dibentuk, ada beberapa sebutan khusus untuk Bonang, yaitu:
- Rancal: Bingkai kayu pada Bonang
- Brunjung: Baris pertama
- Dhempok: Baris kedua
yang perlu kita adalah, ketahui menurut
pengamat musik ensemble Gending untuk memainkan sebuah bonang ada 2
macam susunan nada yaitu slendro dan pelog.
37. Rindik
Rindik adalah alat musik tradisional yang dipukul
dari Bali yang bisa kalian temui saat berkunjung ke pulau
dewata. Rindik terbuat dari bambu bernada selendro. Rindik umumnya
dimainkan bergrup (3 sampai 5 orang) dimana 2 orang memainkan rindik dan
sisanya menggunakan alat musik yang lain.
Rindik biasa digunakan sebagai pengiring
dalam hiburan rakyat ‘Joget Bumbung’. Seiring perkembangan zaman,
Rindik akhirnya sudah fleksibel dan mengikuti kemajuan era modern.
Sekarang ini Rindik bisa digunakan sebagai pelengkap musik acara
pernikahan atau sebagai penyambut tamu
38. Ceng-ceng
Ceng-ceng
merupakan unsur penting dalam perangkat Gamelan Bali. Dalam berbagai
unsur musik Gamelan disana, Ceng-ceng memegang peran yang cukup penting
diantara alat musik tradisional yang lainnya.
Ceng-ceng dimainkan dengan cara dipukul pada bagian tembaga yang bundar dan akan menghasilkan suara “ceng-ceng-ceng” seperti namanya. Untuk menghasilkan suara yang agak keras cukup pegang kedua bagian atas dengan menggunakan kedua tangan.
Di Bali, Ceng-ceng biasanya digunakan
pada barungan Gamelan, semar pegulingan, gong gede, barongan,
pelegongan, gong gebyar, dan lainnya. Ada juga acara disana yang disebut
Tari Barong Batubulan Bali, dengan membayar tiket masuk anda bisa
menikmati pertunjukkan tersebut.
Dalam pembuatan, kayu nangka
dan tembaga adalah bahan dasar pilihan untuk membuat Ceng-ceng.
Ceng-Ceng teridi dari 6 buah logam bundar di bagian bawah dan 2 logam
bundar di bagian atas. Tali yang ada pada bagian atas perunggu Ceng Ceng
adalah tempat kita memegang alat musik tersebut, Ceng-Ceng lebih mirip
sebuah simbal.
39. Demung
Layaknya
Saron, Demung juga masih termasuk dalam kategori keluarga Balungan.
Biasanya dalam sebuah set Gamelan terdapat 2 Demung yang memiliki versi
nada pelog dan slendro, dilihat dari fisiknya
memanglah cukup besar namun untuk hasil nada yang dihasilkan, Demung
menghasilkan nada dengan oktaf terendah.
Cepat, lambat ataupun keras, lemahnya
sebuah permainan tergantung dari komando pemain Gendang yang mengatur
tempo. Dalam memainkan Demung, tangan kanan memukul bagian logam lalu
tangan kiri memencet logam yang baru dipukul untuk meredam getaran dari
suara yang dihasilkan.
40. Kenong
Kenong adalah alat musik tradisional yang dipukul dari Jawa tengah
dan merupakan anggota penyusuh musik Gamelan. Kenong dimainkan
menggunakan satu alat pemukul. Kenong berfungsi sebagai penegas irama
dalam sebuah permainan lagu.
Kenong berukuran lebih besar jika
dibandingkan dengan Bonang, Kenong dipukul dengan menggunakan alat
pemukul kayu yang ujungnya dililitkan kain. Jumlah Kenong dalam sebuah
set instrumen Gamelan biasanya juga lebih dari 6 buah.
Bentuk Kenong yang besar menghasilkan
suara rendah namun nyaring didengar dan suara yang ditimbulkan ditelinga
juga terdengar khas. Dalam gamelan, suara yang dihasilkan Kenong
digunakan untuk mengisi kekosongan antara Kempul
Baca Juga:
√ Artikel Tari Mandau Kesenian Tradisional Dayak, Kalimantan Tengah
41. Gender
Sebetulnya alat musik tradisional yang dipukul
asal Jawa tengah yang satu ini sangat sering kita jumpai meskipun tidak
di daerah asalnya sekalipun namun kita kurang menyadarinya, Gender
merupakan alat musik dari logam yang dimainkan dengan cara dipukul.
Gender memiliki 10 hingga 14 batang logam yang bernada dan diletakkan
diatas resonator atau seng.
Alat musik tradisional
ini juga memiliki nama sebutan lain seperti Gender barung atau Gender
panerus. Pada sebuah set Gamelan Jawa yang lengkap, terdapat 3 jenis
gender, yakni Gender slendro, Gender pelog pathet nem dan lima dan Gender pelog pathet barang. Untuk para awam seperti saya, cukup sulit membedakan Gender bentuk Gender yang mirip dengan Slenthem.
Belum ada Komentar untuk "√ 40 Alat Musik Tradisional yang Dipukul Beserta Gambarnya"