√ Dongeng Orang tua dan Setan (Tidak dikenal) | Budaya Nusantara
Dahulu kala ada seorang laki-laki tua yang mempunyai benjolan besar di sebelah kanan wajahnya.
Suatu hari dia pergi ke gunung untuk memotong kayu, ketika hujan mulai turun dan angin bertiup sangat kencang, dia merasa tidak mungkin untuk pulang ke rumah, dengan ketakutan, dia mengambil tempat perlindungan di dalam rongga sebuah pohon tua. Ketika duduk meringkuk dan tak dapat tidur, dia mendengar bunyi banyak suara yang membingungkan di kejauhan yang perlahan-lahan mendekat ke arah mana dia berada.
Dia berkata kepada sendiri: "Aneh sekali!" Saya menyangka saya seorang diri saja di gunung ini, tetapi saya mendengar suara banyak orang disini."
Oleh sebab itu, dengan sedikit keberanian, dia mengintip, dan melihat kerumunan besar dari orang-orang yang kelihatan aneh. Ada yang berwarna merah, dan berpakaian hijau; yang lainnya berwarna hitam dan berpakaian merah; ada yang hanya memiliki satu mata; sedangkan yang lain tidak mempunyai mulut; memang, sangat tidak mungkin untuk menggambarkan berbagai macam bentuk dan keanehan mereka.
Mereka menyalakan api, sehingga menjadi sangat terang seperti di siang hari. Mereka duduk dalam dua barisan yang melintang, dan mulai meminum anggur dan bergembira seperti manusia. Mereka mengedarkan cangkir minuman anggur begitu sering sehingga banyak dari mereka kelihatannya minum terlalu banyak. Salah satu setan muda bangun dan mulai menyanyikan lagu gembira dan menari; begitu juga dengan yang lainnya; beberapa dapat menari dengan baik dan yang lainnya menari dengan sangat buruk. Salah satunya berkata : "Kita sudah menikmati kesenangan yang luar biasa malam ini, tetapi saya lebih suka melihat hal-hal yang baru."
Dia berkata kepada sendiri: "Aneh sekali!" Saya menyangka saya seorang diri saja di gunung ini, tetapi saya mendengar suara banyak orang disini."
Oleh sebab itu, dengan sedikit keberanian, dia mengintip, dan melihat kerumunan besar dari orang-orang yang kelihatan aneh. Ada yang berwarna merah, dan berpakaian hijau; yang lainnya berwarna hitam dan berpakaian merah; ada yang hanya memiliki satu mata; sedangkan yang lain tidak mempunyai mulut; memang, sangat tidak mungkin untuk menggambarkan berbagai macam bentuk dan keanehan mereka.
Mereka menyalakan api, sehingga menjadi sangat terang seperti di siang hari. Mereka duduk dalam dua barisan yang melintang, dan mulai meminum anggur dan bergembira seperti manusia. Mereka mengedarkan cangkir minuman anggur begitu sering sehingga banyak dari mereka kelihatannya minum terlalu banyak. Salah satu setan muda bangun dan mulai menyanyikan lagu gembira dan menari; begitu juga dengan yang lainnya; beberapa dapat menari dengan baik dan yang lainnya menari dengan sangat buruk. Salah satunya berkata : "Kita sudah menikmati kesenangan yang luar biasa malam ini, tetapi saya lebih suka melihat hal-hal yang baru."
Lalu orang tua itu, hilang rasa takutnya, berpikir bahwa dia juga ingin menari, dan berkata, "Apa yang akan terjadi, terjadilah, bila karena hal ini saya harus meninggal, saya harus tetap akan menari juga," Dia menyelinap keluar dari rongga pohon dan, dengan penutup kepala yang diselipkan menutupi hidungnya dan kapak yang tergantung di pinggangnya, dia mulai menari.
Setan-setan itu terlonjak kaget dan berkata, "Siapa ini?" tetapi orang tua itu berayun maju mundur, ke kiri dan ke kanan, semua kerumunan tersebut tertawa dan menikmati tarian yang dibawakan oleh orang tua itu, dan berkata:
"Orang tua itu menari dengan sangat bagus! Kamu harus selalu datang dan menemani kami menari disini, tetapi, kami takut kamu mungkin tidak akan datang, jadi kamu harus memberi kami jaminan bahwa kamu akan datang."
Jadi setan-setan tersebut mulai berunding sesamanya, dan, setuju bahwa benjolan di wajah orang tua itu adalah kekayaan yang pasti sangat tinggi nilainya, dan menuntut untuk diambil sebagai jaminan. Orang tua itu membalas berkata: "Saya memiliki benjolan ini selama bertahun-tahun, dan saya tidak memiliki alasan untuk berpisah dengan benjolan ini, tetapi kamu bisa mengambilnya, atau sebuah mataku, hidung atau apapun yang kamu inginkan."
Lalu setan tersebut memegang benjolan tersebut, memutar dan menariknya, mengambilnya tanpa menimbulkan rasa sakit sedikitpun, dan menyimpannya sebagai jaminan bahwa orang tua itu akan kembali. Ketika hari mulai fajar, burung-burung mulai bernyanyi, setan-setan tersebut terburu-buru untuk pergi.
Setan-setan itu terlonjak kaget dan berkata, "Siapa ini?" tetapi orang tua itu berayun maju mundur, ke kiri dan ke kanan, semua kerumunan tersebut tertawa dan menikmati tarian yang dibawakan oleh orang tua itu, dan berkata:
"Orang tua itu menari dengan sangat bagus! Kamu harus selalu datang dan menemani kami menari disini, tetapi, kami takut kamu mungkin tidak akan datang, jadi kamu harus memberi kami jaminan bahwa kamu akan datang."
Jadi setan-setan tersebut mulai berunding sesamanya, dan, setuju bahwa benjolan di wajah orang tua itu adalah kekayaan yang pasti sangat tinggi nilainya, dan menuntut untuk diambil sebagai jaminan. Orang tua itu membalas berkata: "Saya memiliki benjolan ini selama bertahun-tahun, dan saya tidak memiliki alasan untuk berpisah dengan benjolan ini, tetapi kamu bisa mengambilnya, atau sebuah mataku, hidung atau apapun yang kamu inginkan."
Lalu setan tersebut memegang benjolan tersebut, memutar dan menariknya, mengambilnya tanpa menimbulkan rasa sakit sedikitpun, dan menyimpannya sebagai jaminan bahwa orang tua itu akan kembali. Ketika hari mulai fajar, burung-burung mulai bernyanyi, setan-setan tersebut terburu-buru untuk pergi.
Orang tua itu meraba wajahnya dan menemukan bahwa wajahnya menjadi mulus tanpa ada benjolan besar lagi di wajahnya. Dia lupa akan kayu yang dipotongnya dan terburu-buru untuk pulang. Istrinya, begitu melihat dia, berteriak kegirangan dan berkata, "Apa yang terjadi denganmu?" Lalu orang tua itu menceritakan semua kisah yang terjadi padanya.
dongeng orang tua dan setan |
Lalu dia berangkat ke gunung dan menyelinap ke rongga pohon yang disebutkan oleh orang tua pertama dan menunggu hingga setan-setan tersebut muncul. Dengan keyakinan penuh, setan-setan tersebut datang seperti yang dikatakan, dan mereka mulai duduk, meminum anggur dan bergembira seperti sebelumnya.
Orang tua yang kedua ini, ketakutan dan mulai gemetar, menyelinap keluar dari rongga pohon. Setan-setan tersebut menyambut kedatangannya dan berkata:
"Orang tua ini telah datang, mari kita lihat dia menari." Tetapi orang tua yang satu ini sangat kaku dan menari tidak sebaik orang tua yang pertama, sehingga setan-setan itu berteriak: "Tarian kamu sangat jelek dan bertambah buruk dan buruk, kami akan memberikan kamu kembali benjolan yang kami ambil sebagai jaminan."
Saat itu, setan yang membawa benjolan tersebut menempelkannya pada sisi wajah kanan si orang tua itu; orang tua yang sial itu akhirnya pulang kerumah dengan benjolan pada kedua sisi wajahnya.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng orang tua dan setan ini adalah
Janganlah kita meniru apa yang dilakukan orang lain, karena belum tentu baik adanya.
Belum ada Komentar untuk "√ Dongeng Orang tua dan Setan (Tidak dikenal) | Budaya Nusantara"