Tradisi Pernikahan Adat Masyarakat Aceh Yang Harus di Ketahui
Pengertian
budayanusantara.web.id - Pernikahan
merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan masyarakat Aceh, terutama
dalam membangun sebuah keluarga. Karena hanya diwajibkan untuk dilakukan sekali
seumur hidup, maka tak jarang dari mereka merayakan upacara tersebut, dan
melakukan serangkaian prosesi atau upacara agar kehidupan keluarga baru mereka
berjalan dengan lancar, harmonis, dan penuh berkah. Selain budaya, ajaran agama
merupakan salah satu unsur penting dalam prosesi pernikahan adat masyarakat Aceh.
Karena sebagian besar masyarakat Aceh beragama Islam, sehingga nilai-nilai
dalam ajaran agama Islam sangat diutamakan dan dipegang teguh oleh masyarakat
di sana.
Keperluan Dan Kebutuhan
Seperti pernikahan
adat pada umumnya, dalam prosesi pernikahan adat masyarakat Aceh juga ada
beberapa keperluan yang dibutuhkan, baik pada waktu melamar, menjelang
pernikahan, pelaksanaan pernikahan dan setelah pernikahan. Keperluan tersebut
di antaranya, mas kawin (mahar), uang hangus, makanan, serta pakaian dan
perhiasan.
Mas kawin atau Mahar
ini biasanya dapat berupa uang atau emas, yang nantinya akan diberikan oleh
pihak pengantin laki-laki kepada pihak pengantin perempuan. Mas kawin tersebut
tentunya disesuaikan dengan ketentuan adat, agama, dan kesepakatan antara kedua
pihak. Sedangkan untuk Uang hangus,
biasanya diserahkan bersamaan dengan mas
kawin. Uang hangus ini biasanya digunakan untuk membantu pihak perempuan
dalam menyelenggarakan acara pernikahan dan membeli isi kamar pengantin.
Kemudian
untuk keperluan makanan biasanya terdiri dari peralatan makan dan aneka jenis
makanan, yang nantinya disajikan untuk menjamu para tamu pada upacara pernikahan.
Sedangkan untuk pakaian dan perhiasan, merupakan pakaian khusus yang digunakan
pengantin pria dan wanita saat upacara pelaksanaan pernikahan.
Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Waktu dan
tempat pelaksanaan pernikahan adat biasanya ditentukan oleh hasil musyawarah
antara utusan dari pihak laki-laki dan keluarga pihak perempuan. Untuk
penentuan waktu, biasanya akan disesuaikan dengan hari dan bulan yang dianggap
baik oleh masyarakat di sana. Tentunya disesuaikan juga dengan kondisi ekonomi
kedua keluarga. Sedangkan untuk tempat biasanya akan dilakukan di rumah
pengantin laki-laki dan rumah pengantin perempuan. Tentunya tempat yang
digunakan disesuaikan juga dengan kebutuhan acara dan kesepakatan bersama.
Persiapan
Pernikahan
Pada tahap
persiapan pernikahan ini biasanya ada beberapa prosesi yang harus dilakukan, di
antaranya seperti prosesi jak keumalen,
jak ba ranub, dan jak ba tanda.
Jak keumalen merupakan prosesi yang dilakukan
untuk mencari tahu dan mengenal calon istri. Pada prosesi ini biasanya akan
bisa dilakukan langsung oleh orang tua atau utusan khusus dari pihak laki-laki.
Selain untuk mengenal keluarga dan calon pengantin perempuan, prosesi ini juga
dilakukan untuk saling bersilaturahmi antar keluarga serta memperkenalkan diri
kepada keluarga calon pengantin perempuan.
Jak ba ranub merupakan prosesi meminang calon
pengantin. Dalam prosesi ini keluarga pihak laki-laki akan mengirimkan
utusannya untuk mengunjungi pihak
keluarga perempuan dengan membawakan oleh-oleh seperti sirih, kue, dan
lain-lain. Dalam kunjungan tersebut
utusan akan mengungkapkan maksud dan tujuan mereka kepada keluarga perempuan.
Apabila diterima, maka dilanjutkan dengan musyawarah bersama kedua keluarga.
Jak ba tanda merupakan prosesi memperkuat tanda
jadi. Pihak laki-laki akan membawakan sirih, makanan, seperangkat pakaian lapek tanda, dan perhiasan. Barang-
barang tersebut kemudian ditaruh ke dalam talam
atau dalong yang sudah dihias dan diserahkan
kepada pihak perempuan. Setelah itu, kemudian akan dilanjutkan dengan
pembahasan tentang mas kawin, hari dan tanggal, serta undangan atau tamu yang
akan datang pada upacara pernikahan.
Menjelang Pernikahan
Tahapan ini
merupakan serangkaian prosesi yang dikakukan sebelum upacara pelaksanaan pernikahan
berlangsung. Prosesi tersebut diantaranya prosesi malam peugaca, pembersiahan diri, dan khatam Qur’an.
Malam Peugaca merupakan upacara keselamatan untuk
kedua mempelai. Prosesi ini biasanya dilakukan pada malam hari selama 3-7 hari.
Dalam prosesi ini biasanya dilakukan dengan membacakan doa dan pemberian
nasehat, yang dipimpin oleh sesepuh adat dan diikuti oleh keluarga beserta
calon pengantin. Prosesi ini dilakukan agar calon pengantin diberikan
keselamatan, berkah, kemudahan dalam hidup, serta rejeki yang lancar.
Pemebersihan Diri merupakan prosesi yang biasanya
dilakukan oleh calon pengantin menjelang upacara pernikahan. Prosesi ini
dilakukan untuk mempercantik dan membersihkan diri para pengantin agar terlihat
mempesona saat pesta pernikahan. Prosesi yang dilakukan diantaranya adalah
prosesi koh gilo (merapikan atau
meratakan gigi), koh andam (memotong
rambut halus), dan upacara peumano.
Prosesi koh gilo dan koh andam ini biasanya dilakukan untuk pengantin perempuan. Namun
khusus untuk prosesi koh gilo kini
sudah mulai jarang dilakukan. Sedangkan prosesi peumano merupakan prosesi memandikan kedua calon mempelai yang
dilakukan oleh keluarga masing-masing. Dalam prosesi ini calon pengantin akan
dimandikan sambil diiringi dengan bacaan doa serta lantunan syair.
Khatam Qur’an merupakan prosesi pembacaan ayat
suci Al Qur’an yang dilakukan
pengantin perempuan. Prosesi ini dilakukan sebagai pembuktian bahwa calon
pengantin perempuan merupakan orang yang shalihah
dan taat agama. Karena bagi masyarakat Aceh, agama merupakan faktor yang
penting dalam kehidupan dan rumah tangga mereka.
Dalam
prosesi ini pertama akan dipimpin oleh seorang guru ngaji atau tokoh agama
setempat. Setelah prosesi tersebut selesai, kemudian pengantin perempuan akan
mengucapkan tersimakasih serta meminta doa restu kepada guru ngaji mereka.
Kemudian dilanjutkan upacara Khatam Qur’an
di hadapan orang tua serta keluarga terdekat dengan didampingi guru ngajinya.
Setelah selesai, keluarga akan menyerahkan seserahan berupa barang sembako
kepada guru ngaji tersebut sebagai tanda terima kasih mereka.
Pelaksanaan Upacara Pernikahan
Setelah dilakukan
beberapa prosesi menjelang pernikahan, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan upacara
pernikahan. Dalam upacara pernikahan ini diawali dengan Ijab Kabul yang dilakukan oleh kedua mempelai bersama wali nikah, penghulu, saksi dan pihak keluarga. Ijab Kabul ini biasanya
dapat dilakukan di KUA atau masjid-masjid besar terdekat. Prosesi Ijab Kabul
ini tentunya dilakukan sesuai dengan ketentuan adat dan agama. Setelah prosesi Ijab
Kabul selesai maka akan dilanjutkan dengan pesta pernikahan. Pesta tersebut
bisa dilakukan setelah Ijab Kabul maupun di lain hari.
Pesta
pernikahan biasanya dilakukan di rumah keluarga perempuan. Pengantin laki-laki
bersama dengan rombongan keluarga mendatangi kediaman pengantin perempuan. Setelah
mendekati rumah pengantin perempuan, maka rombongan pengantin laki-laki akan
disambut oleh keluarga pihak perempuan.
Gambar : Pelaksanaan Pernikahan Adat Aceh |
Penyambutan
dan rangkaian acara dalam pesta pernikahan ini tentunya dilakukan sesuai dengan
tradisi adat masyarakat. Setelah berlangsungnya acara,rombongan dan keluarga
yang datang akan disuguhkan dengan hidangan khusus dari keluarga perempuan. Setelah selesai
makan, maka rombongan bisa minta izin untuk pulang, sementara pengantin
laki-laki bersama orang tua tetap tinggal hingga acara selesai.
Setelah Pernikahan
Setelah pesta
pernikahan masih ada beberapa prosesi adat yang harus dilakukan, yaitu menerima
pengantin laki-laki (tueng linto baro)
dan menerima pengantin perempuan (tueng
dara baro). Upacara tueng linto baro
ini biasanya dilakukan 3 atau 7 hari setelah pesta pernikahan.
Gambar : teung dara baro |
Prosesi ini dilakukan
di rumah keluarga pengantin perempuan dengan rangkaian acara sesuai dengan tradisi
adat. Setelah itu kemudian dilakukan prosesi tueng dara baro, prosesi ini hampir sama dengan prosesi sebelumnya,
namun dilakukan di rumah pengantin pria.
Nilai-Nilai
Pernikahan
adat masyarakat Aceh ini memiliki banyak nilai-nilai dan makna yang terkandung
di dalamnya, terutama Nilai tradisi dan Nilai religi. Nilai Tradisi ini sangat terlihat dari rangkaian prosesi pernikahan yang sudah dilakukan oleh
masyarakat Aceh secara turun temurun. Selain itu pernikahan tersebut juga
dilakukan sesuai dengan tradisi adat yang sudah berlaku sejak zaman dahulu.
Begitu juga
Nilai Religi juga sangat terlihat
dari seluruh rangkaian prosesi pernikahan tersebut. Budaya serta ajaran agama Islam
menjadi salah satu unsur terpenting dalam pernikahan adat masyarakat Aceh. Karena
masyarakat Aceh percaya, bahwa agama merupakan suatu pedoman hidup yang akan
menuntun mereka untuk menjadikan kehidupan keluarga yang baik.
Perkembangan
Prosesi pernikahan
adat ini, masih sering dilakukan oleh masyarakat Aceh hingga sekarang. Namun prosesi
tersebut belum tentu sepenuhnya dilakukan. Dalam perkembangannya ada juga yang
menambahkan rangkaian acara seperti acara hiburan, acara kesenian, maupun acara
syukuran. Tapi ada juga yang mengurangi beberapa prosesi acara dalam pernikahan
adat tersebut. Hal ini tentu harus disesuaikan juga dengan situasi dan kondisi
mereka.
Searches related to Tradisi Pernikahan Adat Masyarakat Aceh
- tata cara perkawinan adat aceh
- makalah perkawinan adat aceh lengkap
- isi hantaran adat aceh
- lamaran adat aceh
- biaya pernikahan adat aceh
- video pernikahan adat aceh
- pernikahan adat aceh modern
- tunangan adat aceh
Belum ada Komentar untuk "Tradisi Pernikahan Adat Masyarakat Aceh Yang Harus di Ketahui"