√ Penjelasannya Gong Waning Alat Musik Tradisional Dari Sikka, NTT
Gong Waning adalah salah satu alat musik tradisional
masyarakat Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Alat musik satu ini merupakan
alat musik yang dimainkan dengan cara ditabuh (dipukul). Gong Waning terdiri
dari beberapa jenis instrument seperti waning
(gendang), gong dan peli anak (saur).
Waning sendiri merupakan alat musik sejenis gendang yang terbuat dari kayu
kelapa dan hanya memiliki satu membran.
Alat musik ini biasanya dimainkan sebagai pengiring tarian baik dalam acara
adat maupun pertunjukan tari.
Sejarah Gong Waning
Gong Waning ini
merupakan salah satu alat musik trasional yang keberadaannya sudah cukup lama
di kalangan masyarakat Sikka, NTT.
Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, alat musik ini sudah ada sekitar
tahun 1920-an. Adanya Gong Waning ini merupakan dampak dari masuknya pedangan
dari Cina, Jawa, dan Bugis yang pada saat itu membawa alat
musik gong untuk ditukar dengan barang kerajinan atau hasil bumi masyarakat di
sana.
Sebelum adanya gong di
daerah Sikka, masyarakat di sana terlebih dahulu menggunakan alat musik lettor. Lettor sendiri merupakan alat
musik yang terbuat dari kayu berbentuk bilahan yang disusun seperti gambang
pada alat musik Jawa. Namun setelah mengenal alat musik gong, mereka mengganti
lettor dengan alat musik tersebut, hal ini dilakukan karena suara yang
dihasilkan mirip dengan lettor. Sejak saat itulah masyarakat di sana
menggunakan gong sebagai pendamping alat musik waning dan menyebutnya dengan Gong Waning. Alat musik ini dulunya
digunakan masyarakat untuk mengiringi prosesi dan tarian pada upacara adat
masyarakat Sikka.
Alat Musik Gong Waning
Alat musik Gong Waning
ini terdiri dari tiga jenis instrument utama, yaitu waning, gong dan peli
anak/saur. Waning sendiri merupakan alat musik sejenis gendang yang terbuat dari batang kelapa dan kulit sapi/kambing yang
sudah dikeringkan. Gendang yang satu ini memiliki bentuk yang berbeda dengan
gendang pada umumnya dan hanya memiliki satu membran. Waning yang digunakan biasanya terdiri dari dua jenis,
yaitu gendang besar dan dodor (gendang
kecil).
Pada perangkat gong yang
digunakan memiliki nada yang berbeda-beda, dari nada rendah sampai nada tinggi.
Gong tersebut diantaranya gong Ina wa'a,
gong Ina depo, gong lepe, gong Higo-hagong, dan gong Udong. Untuk gong higo-hagong biasanya terdiri dari dua gong
yang berbeda namun dimainkan secara bersamaan, apabila salah satunya tidak ada
maka musik yang dihasilkan akan terdengar rancu. Sedangkan untuk peli anak atau saur, merupakan potongan bambu sepanjang kurang lebih 1 meter. Peli
anak ini biasanya digunakan untuk menstabilkan irama pukulan Gong Waning.
Cara Memainkan Gong Waning
Seperti halnya dengan
alat musik tradisional lainnya, Gong Waning ini juga dimainkan secara bersamaan
dan diselaraskan hingga menghasilkan satu irama yang pas enak didengar. Pada
dasarnya musik Gong Waning ini hanya digunakan untuk mengiringi pertunjukan
tari saja, dan tidak bisa ditampilkan secara orkestra seperti gamelan. Sehingga
irama yang dimainkan juga disesuaikan dengan gerakan tari. Irama pada permainan
Gong Waning terdiri dari irama todu,
irama bedu blabat, irama glebak, dan irama
lake. Setiap irama bisanya mewakili satu tempo yang berbeda beda, dari yang
paling cepat sampai yang paling lambat.
Pertunjukan Gong Waning
Pada awalnya Gong Waning
ini ditampilkan oleh masyarakat di sana sebagai pengiring tarian rakyat pada
upacara atau ritual adat. Untuk mengiringi tarian tersebut biasanya irama yang
dimainkan lebih bebas, karena merupakan tarian rakyat sehingga gerak tarian
cenderung mengikuti irama musik Gong Waning. Namun hal ini terlihat berbeda
apabila mengiringi tari pertunjukan. Dalam tari pertunjukan biasanya Irama yang dimainkan justru mengikuti gerakan
tari dan harus diselaraskan. Karena tari pertunjukan lebih mengutamakan keindahan
gerak yang dipadukan dengan musik pengiring, sehingga keselarasan tersebut
harus diperhatikan.
Perkembangan Gong Waning
Dalam perkembangannya, Gong
Waning ini masih terus dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Salah satu bentuk
pelestarian tersebut terlihat dari penggunaan atau fungsinya. Kini Gong Waning
tidak hanya digunakan sebagai pengiring upacara adat saja, namun juga sering
ditampilkan sebagai pengiring seni tari di berbagai acara seperti festival
budaya maupun pertunjukan seni daerah. Selain itu berbagai kreasi dan variasi
juga sering dilakukan, namun tetap disesuaikan dengan gerakan tari ditampilkan.
Searches related to Tarian Tradisional
- tarian daerah beserta asalnya dan gambarnya
- tarian daerah 34 provinsi beserta gambarnya
- tarian daerah 33 provinsi beserta gambarnya
- gambar tarian daerah dan asalnya
- tarian nusantara dan penjelasannya
- video tarian daerah
- nama tari kreasi baru dan daerah asalnya
- macam macam tari tradisional
Belum ada Komentar untuk "√ Penjelasannya Gong Waning Alat Musik Tradisional Dari Sikka, NTT"