√ Penjelasan 9 Tarian Tradisional Dari Sumatera Barat Lengkap
Sumatera Barat yang ber-ibu kota Padang ternyata memiliki beberapa tarian tradisional yang sangat menarik dan populer salah satunya adalah tari Indang dimana lagu latarnya “dindin badindin” . Bagi kamu yang kelahiran 80-an pasti pernah mendengar lagu tersebut karena dulu sering ditayangkan di TV.
Ngomong-ngomong masalah kebudayaan Sumatera Barat, yang
terbesit di fikiran saya adalah rumah adatnya yang khas karena bentuknya
seperti tanduk. Tapi sekarang bukan waktunya menjelaskan tentang rumah
adat. Saya akan menjelaskan terlebih dahulu tentang berbagai tarian
tradisionalnya. Seperti biasa dengan tujuan agar kesenian dan kebudayaan Indonesia bisa lebih disorot dan dipertahankan. Langsung saja simak yu ulasannya!!!
9 Tarian Tradisional Dari Sumatera Barat
1. Tari Piring
Tarian tradisional pertama adalah tari piring, dimana jumlah
penari biasanya bersifat ganjil antara 3-7 orang, penari pun bisa
laki-laki atau perempuan, bahkan bisa berpasang-pasangan.
Awalnya tarian ini dibuat untuk ucapan terima kasih dari masyarakat setempat karena hasil panennya melimpah.Ritual pun akan dilakukan dengan membawa sesajen. Namun
ketika agama Islam masuk, ritual itu dijadikan sebuah tarian yang
bersifat menghibur saja Gerakan tarian ini bersifat dinamis, ciri khasnya para
penari membawa 1 piring di setiap telapak tangannya dan diayun-ayunkan
seperti pada gambar, dimulai dari gerakan lambat hingga gerakan cepat.
Diiringi musik sarunai, talempong, bansi dan saluang.Namun ada syaratnya, piring-piring tersebut diusahakan tidak
boleh jatuh atau lepas. Ditengah tarian, biasanya penari akan menginjak
pecahan piring yang telah disediakan. Walau berkesan menyeramkan namun
inilah sesi yang sangat menarik, dan anehnya para penari tidak terluka.
Konon katanya sebelum tarian dipentaskan, pecahan piring tersebut diberi
doa agar tidak menyakiti kaki para penari.
Kostum dalam tarian ini adalah kostum adat Bundo Kanduang,
tengkuluk, dan minsia untuk pernak pernik dalam baju penari. Sedangkan
untuk warnanya diutamakan berwarna cerah.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Lengger Tarian Tradisional Dari Jawa Tengah
2. Tari Payung
Tari Payung juga salah satu tarian tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini biasanya berjumlah 4-8 orang penari yang berpasang-pasangan.
Tarian ini melambangkan kasih sayang, hal ini terlihat dari media yang digunakannya.
Menurut masyarakat sekitar, payung adalah wujud perlindungan dari hujan dan panasnya terik matahari.Jadi makna yang terkandung dalam tarian ini adalah sepasang kekasih
yang sedang membina kehidupan rumah tangga, biasanya gerakan penari
laki-laki seolah sedang melindungi kepala penari wanita. Sedangkan kain
selendang yang digunakan oleh wanita mengartikan ikatan cinta suci yang
sedang terjalin. Romantis bukan?Dalam gerakan tari payung di zaman sekarang sudah dimodifikasi sesuai
perkembangan zaman, walau begitu dalam beberapa gerakannya masih ada
yang tidak diubah dalam artian masih murni warisan dari nenek moyang.Lagu pengiring dalam tarian ini berjudul Babendi-bendi ke Sungai. Alat musik yang digunakan masih alat musik tradisional seperti rebana, akordion, gamelan padang, gendang, dan gong.
3. Tari Indang
Tarian tradisional berikutnya sudah tidak asing lagi ditelinga kita,
tari Indang yang saya sebut di awal artikel, tari ini ternyata kadang
disebut tari badindin.Biasanya ditarikan dengan jumlah 7 orang dan dibawakan oleh pria,
namun seiring dengan zaman, wanita pun banyak yang menarikan tarian ini.Sejarahnya, tarian ini dibuat untuk menyebarkan dakwah agama
Islam ketika dibawa Syekh Burhanudin. Namun sekarang, tarian ini
diadakan bila ada seminar budaya dan bersifat hiburan saja.
Makna yang terkandung didalamnya mengajarkan kita kerja sama dengan
orang lain. Hal ini terlihat dari gerakannya yang sangat dinamis, ceria
dan kompak.Dan mengenai lagu latar yang berjudul “Dindin Badindin” mengandung makna yang mengajak orang-orang untuk bertegur sapa.
4. Tari Lilin
Sudah kebayang kan tarian tradisional berikutnya pasti menggunakan lilin sebagai media utamanya.
Asal muasalnya, tari lilin diambil dari cerita rakyat ketika seorang
gadis yang ditinggal tunangannya berdagang, selama ditinggal gadis
tersebut kehilangan cincin pertunangannya dan ia berusaha mencarinya
ditengah malam dengan membawa lilin di atas piringan kecil di tangannya,
akhirnya gerakan gadis tersebut dijadikan tarian dan lahirlah tari
lilin.Gerakan dalam tarian tersebut diantaranya meliak liuk, membungkuk,
dan memutar-mutar lilin. Hanya saja lilin tidak boleh padam dan
piringannya pun tidak boleh jatuh. Jenis lilin pun tidak sembarangan.Kostum yang digunakan busana adat Minangkabau, dengan khiasan kepala dan baju batabur serta sarung.
5. Tari Pasambahan Minang
Tarian tradisional berikutnya adalah tari pasambahan minang, jangan
salah mengeja ya. Karena saat saya pertama kali baca seperti
“Persembahan”.Lanjut saja ya, tarian ini bertujuan untuk menyambut tamu istimewa
sebagai ucapan selamat datang dan juga ungkapan rasa hormat pada tamu
yang diundang. Biasanya sebagai penyambutan pengantin pria ke rumah wanita, dan akan dilanjutkan dengan suguhan daun sirih.Gerakan tari yang digunakan mencakup gerakan silat, langkah berserak dan membungkuk.Seiring dengan zaman, tarian ini selalu ada dalam pementasan seni dan bersifat untuk hiburan saja.Tari ini tidak diharuskan ditarikan oleh wanita, laki-laki pun bisa
menarikannya. Alat musik yang digunakan adalah telempong, serunai,
bansi, gandang tambui, dan tassa.
Kostum yang digunakan pun dipilih dari warna-warna yang kuat seperti merah, hitam dan hijau.
6. Tari Rantak
Tarian daerah berikutnya berasal dari Kabupaten Kerinci, berbeda
dengan tarian lainnya. Bila tarian lain mengandung gerakan lunggak
lenggok dan keanggunan, tari rantak justru memiliki ciri ketegasan dalam
setiap gerakan, disertai hentakan kaki yang dapat menimbulkan bunyi,
dan beberapa gerakan pencak silat.
Tarian ini bisa dibilang tarian pertama yang mengambil dari gerakan pencak silat.
Tarian ini bisa dibawa oleh wanita ataupun laki-laki, dan
diperkirakan telah berumur sangat lama. Namun karena kurangnya
perhatian, tarian ini pernah terkubur. Untungnya, tarian ini
dipertahankan oleh daerah Minang walau masih kurang pementasannya.
Kostum yang digunakan biasanya menggunakan warna tegas seperti merah dengan kostum adat Minangkabau.
7. Tari Ambek-ambek Koto Anau
Nama tariannya, Koto Anau diambil dari nama daerah di Sumatera Barat.
Karena dipercayai tarian ini berasal dari daerah tersebut. Tarian ini
bisa dibawakan oleh wanita ataupun laki-laki.
Sejarah singkatnya, tarian ini diambil dari kegiatan anak-anak yang sedang bermain dengan
teman-temannya dan dijadikan tarian. Gerakannya pun ada yang duduk,
berkeliling, berjalan-jalan, berhadapan, adapun sedikit gerakan pencak
silat.
Kostum yang digunakan untuk laki-laki biasanya kostum adat
penghulu, untuk wanita menggunakan Buno Kanduang. Namun bisa saja
menggunakan pakaian adat lainnya.
8. Tari Randai
Tarian ini lumayan menarik para wisatawan asing, di beberapa negara tarian ini dipertunjukan sebagai seni mancanegara.
Jelas saja, ketika saya lihat pun tari randai sangat keren.
Jumlah penari utamanya satu orang dimana ia akan memberi aba-aba pada
teman-teman se-penarinya untuk gerakan selanjutnya. Total penarinya
tidak disyaratkan karena tergantung dari cerita rakyat yang akan
dibawakan.
Sejarah singkatnya, dulunya tari ini adalah sebagai media penyampaian tentang cerita rakyat
melalui syair yang dilantunkan dan gerakan-gerakan tarian tersebut.
Tidak aneh, bila ada sebagian penari yang menambahkan dialog ditengah
tarian tersebut.
Awalnya ketika saya melihat gerakan tari randai sangat membuat
terkesima. Pasalnya, gerakan tarian tersebut sangat unik. Terdapat
gerakan pencak silat, gesekan kaki, kuda-kuda, jalan-jalan dan gerakan
yang paling menarik buat saya adalah gerakan ketika penari menabuh
kostum celana diantara kaki mereka yang menghasilkan suara gebukan
seperti pada gambar, selain itu terdapat gerakan tepuk tangan yang
selaras dan kompak.
Buat saya pribadi tarian ini sangat menarik, karena memberi 2 ilmu
bagi para penonton. Pertama tentang tarian tradisionalnya, yang kedua
tentang cerita rakyat yang dibawa oleh para penari. Tidak heran tarian
ini telah merambah ke mancanegara seperti Hawaii dan Thailand.
Mirisnya, sekarang tari randai sangat asing di Minangkabau, karena kurangnya perhatian terhadap tarian ini.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Dolalak Tarian Tradisional dari Purworejo, Jawa tengah
9. Tari Alang Babega
Tari tradisional selanjutnya bernama Tari Alang Babega, jumlah
penarinya tidak disyaratkan namun biasanya tarian ini ditarikan oleh 2-6
orang. Penaripun bisa laki-laki atau wanita. Bisa juga disatukan wanita
dan laki-laki.
Tarian ini sangat sederhana namun ternyata sudah merambat ke luar negeri dalam acara kebudayaan.
Sejarah singkatnya, tarian ini diambil dari seekor Elang yang sedang mencari mangsa dan dijadikan menjadi sebuah tarian.
Gerakannya pun sangat sederhana, dinamis dan atraktif. Dimana para
penari akan melentangkan tangan dan seolah sedang mencari mangsa. Wajar
saja, gerakannya pun diambil dari seekor elang.
Sekarang tarian ini dianggap lebih kontemporer dibanding tarian lainnya. Dan menjadi tarian sekolah Sumatera Barat.
Tarian ini menjadi salah satu tarian yang
dibanggakan oleh masyarakat Sumatera Barat dan lebih sering
dipertunjukan bila ada acara tertentu seperti pertunjukkan seni,
kebudayaan, dan pertunjukan hiburan.
Belum ada Komentar untuk "√ Penjelasan 9 Tarian Tradisional Dari Sumatera Barat Lengkap"