Mengenal Meugang, Tradisi Masyarakat Aceh Dalam Menyambut Hari Besar Islam
Meugang adalah salah satu tradisi dilakukan
oleh masyarakat Aceh dalam menyambut hari besar Islam, khususnya saat menjelang Bulan
Ramadhan, hari raya Idul Fitri, dan hari
raya Idul Adha. Tradisi tersebut mereka lakukan dengan cara menyembelih
hewan kurban berupa sapi atau kambing dalam jumlah yang banyak. Daging kurban
tersebut kemudian dibagikan kepada warga atau masyarakat yang kurang mampu
untuk dimasak dan dinikmati bersama keluarga mereka masing-masing. Tradisi
Meugang ini merupakan salah satu tradisi
masyarakat Aceh yang sudah ada sejak lama dan masih terus dilakukan hingga
sekarang.
Sejarah Tradisi Meugang
Menurut
beberapa sumber sejarah yang ada, Tradisi Meugang ini sudah ada ratusan tahun
yang lalu, tepatnya dimulai sejak masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda di Kerajaan Aceh. Pada saat itu sultan
mengadakan acara memotong hewan kurban dalam jumlah yang banyak dan dagingnya
dibagi-bagikan kepada seluruh rakyatnya.
Hal ini
dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur sultan atas kemakmuran dan kesejahteraan
rakyatnya. Selain itu hal ini juga dilakukan sebagai rasa terima kasih sultan kepada
rakyatnya yang telah mengabdi dan terus mendukung pemerintahannya. Acara
tersebut kemudian terus berlanjut dan menjadi tradisi di kalangan masyarakat Aceh.
Hingga kini Tradisi Meugang masih terus lakukan setiap tahunnya.
Fungsi Tradisi Meugang
Seperti
yang dijelaskan sebelumnya, Tradisi Meugang dilakukan oleh masyarakat Aceh
untuk menyambut datangnya hari besar umat Islam. Selain itu, Tradisi Meugang
ini juga difungsikan sebagai sarana bagi masyarakat untuk saling
bersosialisasi, berbagi, dan merayakan bersama. Hal inilah yang membuat Tradisi
Meugang selalu ditunggu-tunggu dan biasanya dilakukan dengan meriah oleh
masyarakat di sana.
Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Tradisi Meugang
Tradisi
Meugang biasanya selalu dilakukan 3 kali dalam setahun, tepatnya 2 hari sebelum
bulan puasa, hari raya Idul Fitri,
dan hari raya Idul Adha. Untuk tempat
pelaksanaan Tradisi Meugang, biasanya tergantung kesepakatan masyarakat, bisa
di tanah lapang atau tempat khusus yang biasa disiapkan warga untuk melakukan
tradisi ini. Selain dilakukan di kalangan masyarakat, Tradisi Meugang bahkan
juga sering dilakukan di lingkungan instansi, sekolah, maupun perusahaan yang
ada di sana.
Pelaksanaan Tradisi Meugang
Sebelum
pelaksanaan Tradisi Meugang, biasanya semua keperluan seperti biaya
kurban,jenis hewan, dan tempat pelaksanaan, sudah dimusyawarahkan secara
bersama dan dipersiapkan jauh hari sebelum pelaksaannya. Hal ini tentu
dilakukan agar pelaksanaan meugang dapat berjalan lancar dan bisa dilakukan
secara adil dan hikmat sesuai dengan kesepakatan bersama.
Gambar : pelaksanaan tradisi meugang |
Dalam
pelaksaannya, hewan kurban dikumpulkan dalam suatu tempat yang sudah
ditentukan. Dengan dipimpin oleh kepala adat, semua warga yang ditugaskan
berkumpul dan melaksanakan tugasnya masing-masing, baik yang memotong,
membersihkan, dan yang membagikan. Pembagian daging kurban ini dilakukan secara
adil dan merata, agar semua warga dapat menerimanya. Setelah pembagian selesai,
maka daging akan diberikan ke semua warga. Daging tersebut kemudian dimasak dan
dinikmati bersama keluarga mereka masing-masing.
Nilai-Nilai Dalam Tradisi Meugang
Bagi
masyarakat Aceh, Tradisi Meugang merupakan salah satu tradisi yang sangat
penting dan kaya akan nilai-nilai, diantaranya :
a. Nilai Religius
Hal ini terlihat dari pelaksanaan Tradisi Meugang yang dilakukan pada
hari besar umat Islam, di mana mereka menyambut hari besar tersebut dengan suka
cita. Selain itu Tradisi Meugang juga dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur
masyarakat atas kehidupan yang Tuhan berikan kepada mereka. Sehingga mereka
bisa melaksanakan dan merayakan kembali hari hari besar yang penuh rahmat tersebut.
b. Berbagi
Perayaan Tradisi Meugang merupakan salah satu moment yang sangat
berharga bagi masyarakat Aceh. Di mana pada perayaan tersebut, mereka bisa
berbagi bersama. Tidak hanya kepada masyarakat biasa, namun juga kepada warga
yang kurang mampu, atau fakir miskin, sehingga mereka juga bisa ikut
merayakannya.
c. Kebersamaan
Semangat kebersamaan juga sangat terasa dalam perayaan meugang ini, di mana
masyarakat berkumpul untuk memotong dan berbagi hewan kurban. Selain itu
setelah dibagikan, setiap keluarga akan memasak daging tersebut dan
menikmatinya bersama keluarga atau tetangga.
Perkembangan Tradisi Meugang
Dalam
perkembangannya, Tradisi Meugang ini masih terus dilakukan oleh masyarakat di Aceh
setiap tahunnya. Tradisi ini tidak hanya dilakukan di lingkungan masyarakat
saja, namun juga sering dilakukan di lingkungan sekolah, instansi, maupun
perusahaan. Sebagai salah satu warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai di
dalamnya, Tradisi Meugang selalu menjadi salah satu tradisi yang
ditunggu-tunggu dan dilakukan dengan meriah.
Searches related to Meugang, Tradisi Masyarakat Aceh
- sejarah meugang di aceh
- macam macam tradisi aceh
- pengertian meugang
- tradisi meugang di aceh harus dihapus
- mangongkal holi
- peusijuk
- upacara adat batak toba
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Meugang, Tradisi Masyarakat Aceh Dalam Menyambut Hari Besar Islam"