√ Makalah Seni Tari Nusantara | Budaya Nusantara
KATA PENGANTAR
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas Seni Budaya tentang “CABANG SENI TARI”
Makalah ini memuat tentang seni tari tradisional di Indonesia yang sangat penting kita mempelajarinya dan menjaganya. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Bireuen, 16 Januari 2015
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia.Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia seni tari membuat indonesia kaya akan adat kebudayaan kesenian. Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
2.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini guna memenuhi tugas dari guru Seni Budaya yaitu Ibu Netti Herawati S.Sn. Manfaat yang dapat di peroleh oleh penyusun melalui makalah ini yaitu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat makalah berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan datang hal-hal yang sudah baik di tingkatkan dan yang salah diperbaiki serta untuk menambah wawasan kami mengenai sni tari di Indonesia. Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh pelajar adalah sehingga setalah membaca makalah ini, pelajar dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Seni Tari
Seni tari adalah seni yang mengekspresikan nilai batin melalui gerak yang indah dari tubuh/fisik dan mimik. Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu. Ruang berhubungan dengan posisi, tingkatan, dan jangkauan. Posisi berhubungan dengan arah hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag. Tingkatan berhubungan dengan tinggi rens\dahnya posisi duduk dan level tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncatloncat,. Jangkauan berhubungan dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil.Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot. Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari.
2.
Fungsi
dan Peran Seni Tari
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan
manusia adalah dengan melalui stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan
demikian tari dalam memenuhi kebutuhan individu dan social merupakan alat yang
digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan
lingkungan. Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan, sarana
komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi
kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 5 antara lain :
Ø Tari Sebagai Upacara
Fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual. tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral dan magis. pada tari upacara faktor keindahan tidak diutamakan, yang diutamakaan adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri ataupun hal hal diluar dirinya. Tari upacara dibagi menjadi 2 yaitu tari adat dan agama.
Ø Tari Adat
Beberapa contoh tari uapacar adat adalah
bedhoyo ketawang (penobatan raja) gambyong, karonsih, dan gatot kaca
gandrung ( adat perkawinan), kuda lumping, jatilan (seni tontonan rakyat) tari
sekapur sirih untuk penyambutan tamu agung dan tari rangguk (jambi) untuk
persembahan untuk tamu biasa.
Ø Tari Agama
Tari upacara agama adalah tari yang diyakini
memiliki karismatik khusus. Apabila tidak dilaksanakan akan berdampak kepada
peri kehidupan selanjutnya. Tari upacara agama memiliki tradisi khusus.,
dilaksanakan dalam konteks yang berhubungan dengan pernyataan penghayan
keagamaan di mana mereka lebih asyik apabila melakukan dengan penghayatan dalam
dan bersifat memuja, dan penghayantan persembahan secara total. Contoh tari
pendet, rangde, rejang, keris, pasraman, gabor, ngaben bedoyo semang, bendaya
ketawang, gandari
Ø Tari Sebagai Sarana Hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya
untuk di tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan
kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada dasarnya
tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini cenderung
untuk kepuasan para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak diutamakan, tetapi
mementingkan kepuasan individual, bersifat spontanitas dan improvisasi.
contoh
tari hiburan tari tayub (jatim, jateng), ketuk tilu (jabar), gandrung
(banyuwangi), jogged bumbung (bali), serampang dua belas (Sumatra)
Ø Tari Sebagai Sarana Pertunjukkan
Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga
ada penyampai pesan dan penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk
estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh
sebab itu penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang
mantab, koreografer yang baik serta tema dan tujuan yang jelas.
Contoh
tari pertunjukan tari piring (Sumatra), tari ngremo(jatim), gambyong (
surakarta).
3.
Perkembangan
Tari Nusantara
Perjalanan dan bentuk
seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan
masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara
kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan,
maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat
Indonesia pada masa lalu.
James R. Brandon tahun
1967, salah seorang peneliti seni pertunjukan Asia Tenggara asal Eropa, membagi
empat periode budaya di Asia Tenggara termasuk Indonesia yaitu:
1) periode pra-sejarah sekitar 2500 tahun sebelum
Masehi sampai 100 Masehi (M)
2) periode sekitar 100 M sampai 1000 M masuknya
kebudayaan India,
3) periode sekitar 1300 M sampai 1750 pengaruh Islam
masuk, dan
4) periode sekitar 1750M sampai akhir Perang Dunia
II.
Pada saat itu, Amerika
Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis menguasai seluruh Asia Tenggara,
kecuali Thailand.
Menurut Soedarsono
tahun 1977, salah seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia,
menjelaskan bahwa, “secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia
tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari
luar”. Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni
pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa
pra pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari
perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini, maka masyarakat sekarang
merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan. Tentu saja
masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni
pertunjukan, karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat
pendukungnya.
Oleh karena itu, tari
merupakan bentuk seni fungsional atau "utilitas" bagi masyarakatnya.
Tema dan pengungkapan lewat gerak tidak terpisahkan dari kepentingan
menyeluruh. Biasanya penyajian tari terkait dengan upacara ritual yang bersifat
magis dan sakral. Untuk itu maka diperlukan tempat dan perhitungan waktu
tertentu. Jika mengikuti sistem keadatan, maka pelaku tariannya pun tertentu
pula.
Tari di Indonesia pada dasarnya
merupakan pengertian yang dikaitkan dengan tari-tarian yang berasal dari
berbagai kelompok budaya dari wilayah Indonesia. Sedangkan Sejarah Indonesia
berkaitan dengan sejarah perkembangan kebangsaan Indonesia sejak zaman
prasejarah hingga kini. Namun demikian studi tentang Sejarah Tari Indonesia
dapat dilaksanakan dengan bertolak terlebih dulu dari bidang studi lain seperti
Sastra, Antropologi, Arkeologi dan Seni Rupa ataupun dari bidang Teater dan
Musik. Bidang-bidang studi tersebut kemudian diproyeksikan dalam konteks
Sejarah Indonesia pada umumnya dan Sejarah Kesenian pada khususnya.
Periodisasi Sejarah Tari Indonesia terkait dengan periodisasi Sejarah Kesenian yang pada dasarnya terbagi sebagai berikut : 1) Kesenian Jaman Prasejarah (mulai sebelum abad Masehi). 2) Kesenian yang mendapat pengaruh Budaya Hindu (mulai abad 1 Masehi). 3) Kesenian yang mendapat pengaruh Budaya Islam (mulai abad 13 Masehi). 4) Kesenian yang mendapat pengaruh Budaya Eropa (mulai abad 15 Masehi). 5) Kesenian Jaman Pergerakan Nasional (mulai awal abad 20 Masehi). 6) Kesenian pada Masa Kemerdekaan (mulai 17 Agustus 1945).
Itulah antara lain yang sekurang-kurangnya harus
diperhatikan ketika membicarakan tari-tarian di Indonesia. Namun membicarakan
tentangnya pada dasarnya meliputi ruang lingkup yang sangat luas, sangat
bervariasi dan multi kompleks. Misalnya tari-tarian dari jaman prasejarah hidup
berdampingan dengan tari-tarian dari jaman-jaman lainnya maupun dengan berbagai
ekspresi jaman kini.
Selain itu kalau kita bicara mengenai masyarakat
Indonesia yang mendiami kepulauan Nusantara ini, ia mempunyai sifat plural yang
besar dalam hal bahasa dan kebudayaan. Menurut variasi kebudayaannya, mereka
dapat digolongkan menjadi bentuk kesatuan sosial yang disebut suku-bangsa.
Namun demikian jumlah suku-bangsa di Indonesia itu sukar dihitung karena konsep
suku-bangsa dapat mengembang atau menyempit menurut keadaan secara subyektif.
Belum lagi kalau kita menggolongkannya sampai pada bentuk kesatuan sosial yang
disebut sub suku-bangsa.
Oleh karena itu sudah selayaknyalah jika sekurang-kurangnya masyarakat
Indonesia itu dapat mengenal salah sebuah tarian yang mewakili salah satu
suku-bangsa atau sub suku-bangsa yang ada di Indonesia; sekaligus tarian mana
dapat dianggap sebagai atribut penunjuk dan pembeda identitas
kesuku-bangsaannya, seperti tari Seudati untuk Aceh, Topeng Cirebon untuk sub
suku-bangsa Jawa-Indramayu, dan sebagainya.
4.
Keunikan
Gerak, Kostum dan Musik Pengiring Tari
Seseorang
akan membawakan sebuah tarian tidak lepas dari gerak tubuh. Gerakan tubuh
disesuaikan dengan iringan musik. Tiap-tiap jenis tari mempunyai gerakan yang
berbeda-beda dan mempunyai keunikan gerak yang merupakan ciri khas tari
tersebut. Keunikan gerak tari meliputi:
1. Gerakan tangan
Jawa:
- Lengan tidak diangkat tinggi
- Putri maksimum tangan diangkat 30°
- Putra maksimum tangan diangkat 60°
- Pria gagah lengan horizontal (mendatar)
Bali: lengan horizontal (lurus dan menyudut)
Sulawesi: lembut dan anggun
Kalimantan: horizontal dipadukan dengan ayunan senjata
2. Gerakan mata
Jawa: gerakan mata disertai gerakan kepala
Bali:
- Melirik, mengerling tanpa menoleh
- Banyak variasi
3. Gerakan kaki
Jawa: pelan, halus, bila berjalan tumit diangkat
Sumatra: kaki silang, meniti bambu/kayu
Kalimantan : langkah lincah
4. Gerakan leher dan kepala
Jawa: membentuk angka delapan (pacak gulu)
Sunda: maju mundur, sejajar dagu (ulo mangap)
Bali: menunduk sejenak
Sumatra, Sulawesi, Kalimantan jarang ada gerakan leher atau kepala
Keunikan Kostum Tari
Dengan busana yang bagus dan sesuai gerakan tari akan menambah hidup dan jelas dalam membawakan tariannya.
Kostum tari berfungsi:
- Membantu gerak tari
- Menghidupkan perwatakan
- Membedakan peran
Contoh kostum:
Tari NTT: kain tenun hiasan bulan sabit
Kalimantan: baju manik-manik, bulu-bulu burung
Minang: tutup kepala dengan hiasan dua tanduk
Keunikan Iringan Tari (Musik)
Iringan musik dalam tari sangat dominan karena musiklah yang diikuti gerakan, keduanya tidak bisa dipisahkan.
Iringan musik berfungsi:
- Memperjelas ekspresi gerak
- Membantu pengaturan waktu
- Memberi lukisan suasana
Tari Bali:
- Lebih rancak
- Ceng-ceng (alat musik khas Bali)
Tari Jawa:
- Perangkat gamelan
- Gending-gending Jawa
Sumatra:
- Nyanyian (lagu Gending Sriwijaya)
- Tepuk tangan
Kalimantan: teriakan, nyanyian, alat musik tradisional
Papua: teriakan, nyanyian, alat musik tradisional
Sulawesi: teriakan, nyanyian, alat musik tradisional
1. Gerakan tangan
Jawa:
- Lengan tidak diangkat tinggi
- Putri maksimum tangan diangkat 30°
- Putra maksimum tangan diangkat 60°
- Pria gagah lengan horizontal (mendatar)
Bali: lengan horizontal (lurus dan menyudut)
Sulawesi: lembut dan anggun
Kalimantan: horizontal dipadukan dengan ayunan senjata
2. Gerakan mata
Jawa: gerakan mata disertai gerakan kepala
Bali:
- Melirik, mengerling tanpa menoleh
- Banyak variasi
3. Gerakan kaki
Jawa: pelan, halus, bila berjalan tumit diangkat
Sumatra: kaki silang, meniti bambu/kayu
Kalimantan : langkah lincah
4. Gerakan leher dan kepala
Jawa: membentuk angka delapan (pacak gulu)
Sunda: maju mundur, sejajar dagu (ulo mangap)
Bali: menunduk sejenak
Sumatra, Sulawesi, Kalimantan jarang ada gerakan leher atau kepala
Keunikan Kostum Tari
Dengan busana yang bagus dan sesuai gerakan tari akan menambah hidup dan jelas dalam membawakan tariannya.
Kostum tari berfungsi:
- Membantu gerak tari
- Menghidupkan perwatakan
- Membedakan peran
Contoh kostum:
Tari NTT: kain tenun hiasan bulan sabit
Kalimantan: baju manik-manik, bulu-bulu burung
Minang: tutup kepala dengan hiasan dua tanduk
Keunikan Iringan Tari (Musik)
Iringan musik dalam tari sangat dominan karena musiklah yang diikuti gerakan, keduanya tidak bisa dipisahkan.
Iringan musik berfungsi:
- Memperjelas ekspresi gerak
- Membantu pengaturan waktu
- Memberi lukisan suasana
Tari Bali:
- Lebih rancak
- Ceng-ceng (alat musik khas Bali)
Tari Jawa:
- Perangkat gamelan
- Gending-gending Jawa
Sumatra:
- Nyanyian (lagu Gending Sriwijaya)
- Tepuk tangan
Kalimantan: teriakan, nyanyian, alat musik tradisional
Papua: teriakan, nyanyian, alat musik tradisional
Sulawesi: teriakan, nyanyian, alat musik tradisional
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Fungsi
Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi
Pendidikan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik, Fungsi
Guna (seni terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi).
Jenis
tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga kelompok, yaitu: Tari
Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Kelompok/Massal.
Peranan
seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan
individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi kebutuhan
individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian ekspresi
jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh karena itu tari dapat
berperan sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia
dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 3
antara lain :tari sebagai upacara , tari sebagai sarana hiburan dan tari
sebagai sarana pertunjukkan
Dalam
sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam
sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga
dan waktu.
Tari
tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup
lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para
ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual
dan upacara keagamaan dan juga alam. Jenis Tari Tradisional ada dua
: Tari keraton adalah tari yang semula berkembang dikalangan kerajaan dan
bangsawan. Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang dikalangan
rakyat. Setiap daerah provinsi di Indonesia masing-masing memiliki tarian
tradisional.
2. Saran
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh
provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita
ini.
Sekolah seni tertentu di Indonesia seperti Sekolah
Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung,
Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di Jakarta,
Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar di Denpasar, Yogyakarta,
dan Surakarta kesemuanya
mendukung dan menggalakkan siswanya untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni
tari tradisional di Indonesia. Beberapa festival tertentu seperti Festival
Kesenian Bali dikenal sebagai ajang ternama bagi seniman tari Bali untuk
menampilkan tari kreasi baru karya mereka.
Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus
menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk
mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi
selanjutnya.
Belum ada Komentar untuk "√ Makalah Seni Tari Nusantara | Budaya Nusantara"