√ Artikel Reog Wayang Kesenian Tradisional dari Bantul, Yogyakarta
Reog Wayang adalah kesenian tari yang dimainkan oleh beberapa
orang yang berkostum dan memerankan tokoh dalam cerita pewayangan. Dalam Reog
Wayang biasanya dimainkan oleh lebih dari 20 penari, dengan mengangkat tema
perang Baratayuda. Setiap penari
memerankan masing – masing tokoh dalam cerita tersebut. Reog Wayang ini banyak
di kenal dan sangat populer di daerah Bantul, Yogyakarta bagian selatan seperti
kecamatan Srandakan, Sanden,
Bambanglipuro, Pandak dan beberapa daerah lainnya.
Dalam Reog Wayang, penari terbagi menjadi beberapa kelompok
diantaranya, Alusan (tokoh kesatria),
Kethek (pasukan kera) dan Buto (raksasa). Setiap kelompok tersebut
memiliki gerakan yang berbeda – beda. Pada penari Alusan, penari menari dengan
gerakan yang halus dan lembut. Penari Kethek menari dengan gerakan yang lincah
dan atraktif. Dan untuk penari Buto menari dengan gerakan yang kasar dan
bringas. Selain itu juga terdapat tokoh lain seperti Lembatak dan Punokawan.
Untuk tokoh Lembatak ini bukanlah tokoh dalam cerita pewayangan, namun tokoh Lembatak
merupakan kesatria berpedang yang berpakaian prajurit keraton. Setiap tokoh
yang di perankan dalam Reog Wayang ini memiliki ciri khas dalam gerakannya.
Dalam penampilannya, penari berbaris dan dibagi menjadi 2
barisan. Dalam barisannya di awali dengan 2 penari Lembatak pada bagian depan, kemudian Alusan, pasukan Kethek dan Buto
di barisan belakang. Dalam penampilan Reog Wayang diawali dengan sembahan,
yaitu penghormatan kepada leluhur, pemilik hajat dan penonton. Kemudian
dilanjutkan dengan menari berbaris. Dalam menari berbaris ini setiap penari
menari dengan gerakan yang berbeda – beda sesuai dengan gerakan tokoh yang di
perankannya. Pada akhir babak ini, dua barisan tersebut terpisah menjadi dua
kelompok dan saling berhadapan setiap kelompoknya seperti akan memulai
peperangan, kemudian dilanjutkan dengan perang individu.
Perang individu ini penari berperang satu persatu. Bagian
ini lah yang paling menarik pada pertunjukan Reog Wayang, karena setiap penari
menunjukan keahliannya dalam menarikan dan memerankan tokoh masing – masing.
Dalam perang ini diawali dengan perang Lembatak, kemudian dilanjutkan perang
sesuai dengan permintaan yang punya hajat. Salah satu yang menarik dan sering
diminta pada perang ini adalah perang Arjuna
dan Cakil, karena gerakan perang
kedua tokoh ini terbilang sulit dan sangat atraktif. Gerakan yang lembut dari Arjuna
dan gerakan lincah atraktif dari Cakil memiliki nilai seni tersendiri. Selain
itu perang Kethek dan Buto juga sangat menarik, karena gerakan
Kethek yang lincah sering memberikan pertunjukan atraktif dan menarik.
Gambar : Perang Arjuna dan Cakil |
Setiap kelompok kesenian Reog Wayang ini tentunya memiliki
kreasi dalam menampilkan dan ciri khas tersendiri, terutama dalam gerakan
maupun penambahan adegan dalam perang. Dalam pertunjukannya penari menari
dengan iringan instrumen musik seperti bende,
dodog, dan kepyek. Iringan musik
gamelan ini di sesuaikan dengan tarian yang dipertunjukan. Salah satu instrumen
yang paling penting adalah dodog,
dodog merupakan alat musik seperti bedug namun ukurannya lebih kecil. Suara
dodog ini yang menjadi acuan para penari dalam mengambil gerakannya. Sehingga
membuat gerakannya terlihat padu dan dinamis.
Selain dengan iringan musik, Reog Wayang juga di iringi
dengan lantunan tembang jawa yang berisi tentang cerita pewayangan dan nasehat
yang ada didalamnya. Dalam iringan ini biasanya dilakukan oleh dua orang. Pada
saat babak sembahan, pengiring ini membuka acara dengan salam pembuka dan
penghormatan kepada penonton, pemilik hajat dan leluhur. Pada saat menari
baris, pengiring ini menyayikan tembang yang berisi tentang cerita wayang yang
diangkat dan nasehat yang ada di dalamnya. Kemudian pada saat perang, salah
satu pengiring menyanyikan tembang dan satunya sebagai pengisi suara pada tokoh
wayang yang menari agar pertunjukan terlihat lebih hidup.
Kostum yang di gunakan dalam reog ini hampir sama dengan
kostum Wayang wong gaya Yogyakarta.
Namun untuk penataan kostum dibuat lebih sederhana agar lebih leluasa dalam
bergerak. Untuk beberapa tokoh seperti Buto dan Kethek biasanya di lengkapi
dengan gelang kelinthing pada
kakinya, karena gerakannya yang lincah sehingga saat menari atau menghentakkan
kaki akan memberikan suara yang indah saat dipadukan dengan iringan musik
lainnya. Selain itu penari juga di lengkapi dengan properti senjata sesuai
dengan tokoh masing masing. Untuk tata rias hampir sama dengan wayang wong,
namun menggunakan bahan rias khusus agar tidak mudah luntur karena keringat.
Reog Wayang ini awalnya hanya di tampilkan dari rumah ke
rumah. Sebelum pementasan, pemilik rumah harus nanggap(memesan dahulu) dan harus memilik tempat yang luas untuk
pertunjukan karena banyaknya penari dan penonton yang akan melihat pertunjukan.
Dalam satu hari pertunjukan biasanya kelompok Reog Wayang ini sudah memilik
daftar tempat mana saja yang harus di kunjungi dan perang apa saja yang akan di
tampilkan. Seiring dengan perkembangan jaman, Reog Wayang ini dipentasan di
satu tempat. Format pementasan pun lebih lama dan perangnya pun lebih banyak. Dalam
perkembangannya, banyak kreasi baru yang ditambahkan agar pertunjukan lebih
menarik seperti dalam segi gerakan, penyajian dalam pementasan dan musik
tambahan seperti drum, gamelan dan lain - lain.
Gambar : Pertunjukan Reog Wayang |
Reog Wayang ini sangat populer dan banyak berkembang di daerah Bantul
bagian selatan seperti kecamatan Srandakan,
Sanden, Bambanglipuro, Pandak dan beberapa daerah lainnya. Disana tarian
ini terus dikembangkan dan di pertunjukan secara rumah ke rumah atau dalam
panggung tunggal. Selain untuk melestarikan warisan budaya, juga menjadi daya
tarik wisatawan yang datang ke Yogyakarta, khususnya kabupaten Bantul.
Belum ada Komentar untuk "√ Artikel Reog Wayang Kesenian Tradisional dari Bantul, Yogyakarta"