√ 9 Tarian Tradisional Dari Aceh Terpopuler
9 Tarian Tradisional yang Berasal Dari Aceh :
1. Tari Saman
Tari Saman, tarian tradisional ini dulunya adalah tarian
etnis Suku Gayo, dimana ras tersebut sebagai ras tertua di pesisir Aceh
saat masa itu.Saat itu tarian ini bertujuan sebagai media untuk
menyebarkan agama Islam. Sekarang, tarian ini bersifat hiburan dan
sering dibawakan untuk mengisi festival kesenian dimancanegara.Tarian ini kira-kira dimainkan oleh 9 atau lebih, yang
terpenting jumlahnya harus ganjil. Tapi ngomong-ngomong tentang Tari
Saman, saya sempat membaca didunia maya sempat terjadi kontroversi
tentang tarian ini.
Salah seorang netizen mengatakan jika tarian ini
dikhususkan untuk laki-laki, karena tubuh wanita sangat lemah untuk
mengikuti gerakan tari saman. Wajar saja, gerakan dalam tari saman kan
terdapat seperti gerak guncang, lingang, surang-saring, dan kirep. Walau
pada dasarnya, gerakannya mengandung tepuk dada dan tepuk tangan.
Dalam tarian ini, semua penari bergerak dengan sangat
kompak, gerakan yang dianggap klimaks dari semua gerakan adalah ketika
penari-penari itu mengangkat tangannya ke langit, dan memegang tangan
temannya. Saya fikir gerakan itu seperti ombak. Dimana sebagian penari
menunduk, sebagian lagi seolah menegadah kebelakang, sebagian lagi
mengangkat tangan.
Kostum yang digunakan dalam tari saman adalah kostum suku
Gayo, dan dikendalikan oleh penari tengah. Tari saman tidak menggunakan
alat musik lainnya, mereka memanfaatkan bunyi suara yang dihasilkan dari
tepukan tangan.Pantas saja, tarian ini masuk ke daftar UNESCO. Dan sejak itulah,
tari saman tidak diperbolehkan ditarikan oleh perempuan, kostum yang
digunakan pun tidak sembarangan dan bahasa yang digunakan pun harus
bahasa suku Gayo.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Dolalak Tarian Tradisional dari Purworejo, Jawa tengah
2. Tari Laweut Aceh
Tarian tradisional selanjutnya adalah tari laweut, kata ‘laweut’
berasal dari shalawat atau pujian pada Nabi Muhammad SAW. Tarian ini
berasal dari Kab. Pidie, Aceh. Dulunya tarian ini disebut tari seudati.Tarian ini, biasanya ditarikan oleh 8 orang wanita dan 1
penyanyi. Syair-syairnya yang dilantunkan berupa ayat-ayat Islam atau
dakwahan. Gerakan dalam tarian ini, hampir sama dengan tari saman,
bedanya mereka menarikan secara berdiri. Jika saya lihat tarian ini
tampak sangat sepi. Karena tidak adanya iringan musik.Masih sangat berkesan tradisional,
suara yang dihasilkan dari tepukan tangan para penari dianggap musik
pengiring. Tapi saya pribadi sih, berfikir jika saja memasukan alat
musik rebana kedalam tarian tersebut, pasti akan lebih rame.
3. Tari Tarek Pukat
Tari ini sangat unik karena menggambarkan akitifitas nelayan yang akan menangkap ikan.
Sejarahnya tarian ini terinspirasi dari tradisi nelayan.
Wajar saja, karena masyarakat Aceh saat itu sebagian besar profesinya
adalah seorang nelayan.Saat menangkap ikan, mereka bergotong royong membuat jala
dan menangkap ikan bersama-sama, dan hasilnya pun akan dibagi kepada
warga sekitar.Makna dalam tarian ini singkatnya adalah kerja sama dan kebersamaan. Musiknya pun menggunakan alat musik tradisional.Tarian ini biasanya terdiri dari sekitar 7 orang penari wanita.
Dengan kostum busana tradisional khas Aceh, mereka membawa seuntai jala
dipinggangnya, hingga akhirnya, dengan gerakan ke kanan dan kekiri,
masing-masing tali akan dikaitkan pada teman sebelahnya, lalu dilepas,
dan dililitkan lagi, hingga pada endingnya tali itu akan berbentuk jala.Walau gerakannya seperti itu-itu saja, ada nilai seni yang terkandung
didalamnya. Saat ini, tarian ini biasa diadakan di acara resmi, acara
penyambutan dan perayaan tertentu.
4. Tari Bines
Tarian ini berasal dari Kabupaten Gayo Lues. Biasanya ditarikan oleh sekelompok perempuan.
Jumlah penari Bines diharuskan berjumlah genap, entah 10, 12
atau berapapun (tidak ada ketentuan jumlah). Ciri khas dari tarian ini
ditarikan dari gerakan lambat sampai gerakan cepat hingga akhirnya
berhenti serentak. Hampir mirip dengan tarian saman. Disebutnya saja,
bagian dari tari saman.
Uniknya bila kamu ingin memberikan uang pada penari, kamu harus
menyimpan uangmu di atas kepala penari. Uang itu dianggap sebagai ganti
bunga yang diberikan dari penari (biasanya ada di akhir acara).Kostum yang digunakan di tarian ini adalah, baju lukup, kain sarung
seragam, kain pajang, hiasan leher, dan hiasan tangan seperti topong
gelang.
Lagu yang dilantunkan di tari ini adalah jangin bines.
5. Tari Didong
Menurut Wikipedia, Didong adalah kesenian yang menyatukan beberapa unsur seperti tari, vokal dan sastra.Awal-awalnya tarian ini muncul ketika ada salah seorang seniman yang
bernama Abdul Kadir To’et yang peduli dengan kesenian ini. Saat itu
kesenian ini digemari oleh masyarakat Takengon dan Bener Meriah.Kata Didong pun mengandung arti ‘nyanyian sambil bekerja’, ada pun
yang berpendapat didong berasal dari suara musik yang seolah-olah
mengatakan ‘din’ dan ‘dong.Gerakan tarian ini, duduk dan bermain dengan kedua tangan. Sampai
mereka menyanyikan sebuah lagu, dan menepakkan tangan dengan ketukan
yang berbeda seperti tari kecak. Tarian ini tidak menggunakan alat musik latar, karena penarinya akan mengeluarkan nada-nada seperti musik dari mulutnya.Biasanya tarian ini dipentaskan jika ada acara keagamaan, dan sebagai ajang hiburan saja.
6. Rapai Geleng
Tarian ini awalnya berasal dari Manggeng, salah satu daerah di Aceh
Selatan. Dikembangkan oleh seorang anonim. Biasanya tarian ini dibawakan
oleh laki-laki.Dari syairnya tarian ini bertujuan untuk menanamkan nilai moral pada masyarakat,
dan pertama kali tarian ini dikembangkan berawal dari tahun 1965 dimana
tarian ini menjadi sebuah sarana dakwah. Hingga akhirnya menarik minat
para penonton.Biasanya syairnya di ambil dari lagu-lagu keagamaan. Geleng disini,
mengartikan dibeberapa gerakan penari yang menggeleng-geleng kepalanya
ke kanan dan kekiri. Gerakannya sangat berirama dan mengutamakan
kekompakan.Kata ‘Rapai’ sendiri berasal dari alat musik yang mirip dengan gendang yang digunakan oleh penari. Sekarang dikenal sebagai sebutan ‘rebana’.
7. Tari Ula ula lembing
Kesan pertama ketika saya mendengarkan lagu latar tarian ini, saya seperti mendengarkan lagu Arab.
Kalau tidak ada yang menyanyikannya mungkin saya terkecoh dengan musik latarnya, dari sekian video yang saya liat, penyanyi dan musik latarnya masih itu-itu juga.Bentuk kerudung penarinya pun ada yang berbeda-beda, ada yang
menggerai seperti jilbab, ada juga yang seperti ciput. Saya tidak tau
apakah ini memang dari sananya begini apa dibuat biar ada keaneka
ragaman bentuk kerudung. Namun bila saya liat vidio yang lain, ternyata
kerudungnya serupa. Tapi… bukan masalah ininya yang harus kalian
ketahui.Tari ini salah satu tarian yang langka wancana, beberapa sumber lain sangat singkat dan padat penjelasan tentang tarian ini.Usut punya usut, ternyata tarian ini hampir dan bahkan pudar termakan
zaman, padahal tarian ini adalah tarian yang bernuansa bahagia. Dulu,
digunakan untuk ritual adat dan acara pernikahan.
8. Tari Ratoh Duek Aceh
Kata ratoh diambil dari bahasa Arab yang artinya Rateb, dan kata
‘duek’ berasal dari bahasa Aceh sendiri yang artinya duduk. Tarian ini
pun kadang disebut dengan ratoh jaroe.
Disini kamu akan menemukan penari wanita yang berjumlah 10 ataupun
lebih, dengan 2 orang syahie atau penyanyi. Tarian ini menggambarkan
makna yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Kekompakan, keselarasan,
sifat optimis, dan tegas. Hal ini terlihat dari harmoni para penari yang
bertepuk tangan sesuai irama.Gerakan tarian ini hampir sama dengan tari saman, tapi bukan berarti
tari KW-an. Karena setelah Tari Saman diakui UNESCO sebagai Budaya
Warisan Manusia, sejak itu pula tari saman tidak diperbolehkan diikuti
oleh wanita.
Bagaimana nasib para penari wanita yang dulunya menarikan tari saman?
Nah, disni mereka memisahkan diri sebagai tari Ratoh Duek. Namun,
banyak orang yang mengira tarian ini adalah tari saman. Suku Gayo tidak
mau merusak budayanya. Mereka ingin masyarakat Aceh membuat tariannya
sendiri dengan namanya sendiri tanpa mengubah adat sesepuh (tari saman).
Lahirlah Tari Ratoh Duek yang jumlah penarinya harus genap, sedangkan
tari saman harus ganjil. Ratoh Duek menggunakan tarian adat tradisional
Aceh dan berbahasa Aceh, beda dengan tari saman yang menggunakan bahasa
Gayo. Alat musik ratoh duek pun menggunakan rebana.
Baca Juga:
√ Artikel Tari Bondan Tarian Tradisional dari Jawa Tengah
9. Tari Pho
Tarian tradisional berikutnya memiliki nama lucu yaitu Pho,
mengingatkan saya pada salah satu nama telletubies. Namun Pho disini
bukan diambil dari film anak, Pho ini berasal dari kata peubae, jika
diartikan dalam bahasa Aceh seperti sebutan penghormatanTarian ini dibawakan oleh perempuan, zaman dulu tarian ini ditarikan
sebagai simbolin bahwa orang tersebut sedang bersedih hati atau berduka
cita. Namun setelah masuknya agama Islam di Aceh, tarian ini menjadi
kesenian rakyat saja.Sejarah singkatnya, ada seorang gadis yatim piatu yang
sangat cantik, ia diasuh oleh kakak Ibunya. Dan pengasuhnya memiliki
seorang anak laki-laki, hingga akhirnya anak laki-laki dan gadis
tersebut saling jatuh cinta. Namun ada pihak yang iri dan sakit hati
karena ditolak oleh gadis tersebut. Akhirnya mereka difitnah telah
berzinah, saat itu hukuman orang berzinah sangat fatal yaitu hukuman
mati. Akhirnya mereka dihukum mati.
Akhirnya Ibunya laki-laki tersebut berduka sambil menari-nari untuk mengekspresikan kesedihannya dan lahirlah tari Pho.
Belum ada Komentar untuk "√ 9 Tarian Tradisional Dari Aceh Terpopuler"