√ 15 Alat Musik Tradisional Sulawesi Tengah
Tengah merupakan sebuah provinsi yang terletak tentunya di
tengah Pulau Sulawesi. Palu adalah ibukota dari provinsi ini, selain itu
SulTeng memiliki keunikan pada flora dan faunanya, hewan yang ada di provinsi ini tidak menyerupai hewan yang ada di Kalimantan maupun Papua meskipun jaraknya berdekatan
Selain itu, SulTeng juga
memiliki keindahan alam yang baik serta banyak pula objek wisata yang
bisa kita kunjungi disana, salah atunya adalah Danau Poso atau Danau
Lindu. Meskipun begitu, pemerintah kita sudah melindungi keindahan alam
ini dengan adanya suaka margasatwa dan hutan lindung sehingga kita tidak
bisa melakukan hal yang aneh-aneh disana.Sebelum
jatuh ke tangan Belanda, Provinsi Sulawesi Tengah masih menganut sistem
pemerintahan Kerajaan yang kurang lebihnya ada 15 kerajaan. Dulunya
Sulawesi Tengah juga dikenal dengan julukan 7 Kerajaan di Timur dan 8
Kerajaan di Barat. Disitulah saya tertarik untuk mengulas kesenian dari
Sulawesi Tengah, terutama tentang alat musik tradisional provinsi Sulawesi Tengah
Alat Musik Tradisional Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah memiliki berbagai etnis, mulai dari Etnis Kaili berdiam hingga Etnis Pendau yang memiliki keuninkan dan tentunya ada perbedaan cara pemanggilan alat musik tradisional yang mereka mainkan, seperti contoh dalam penyebutan alat musik tradisional Kolintang dengan Kulintang.
1. Ganda / Kanda
Ganda merupakan alat musik tradisional Sulawesi tengah
yang dimainkan dengan cara dipukul seperti gendang. Alat musik ini
memiliki 2 buah kulit di kedua sisinya, sehingga hampir semua orang
terlebih pemula tentunya bisa mempelajari alat musik tradisional ini.
Ganda memiliki nama lain, yaitu Kanda. Bentuk dari Ganda seperti gendang Jawa
dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih ramping. Untuk teknik
memukulnya tergantung dari keinginan sang pemain dan tergantung
penggunaannya dalam acara seperti apa.
2. Geso-Geso
Alat musik tradisional Sulawesi Tengah
ini sangatlah khas dengan kebudayaan yang ada di Sulawesi Tengah, nama
aslinya adalah Pa’Geso’Geso tetapi masyarakat lebih mudah menyebutnya
dengan panggilan Geso-Geso. Alat musik tradisional Geso-Geso cukup terkenal di daerah Kecamatan Saluputri.
Kesenian merupakan sebuah perwujudan ekspresif dari kebudayaan yang ada di Sulawesi tengah melalui alat musik tradisional
dan Geso-Geso hanyalah salah satu contohnya saja. Alat musik Geso-Geso
dimainkan dengan cara digesek meskipun hanya dengan satu dawai saja yang
dapat dimainkan
Geso-geso terbuat dari khusus yang
memiliki sifat kuat dan keras dan juga terdapat tempurung yang dilapisi
dengan kulit binatang yang nantinya berfungsi sebagai membran pengeras
bunyi. Alat untuk menggeseknya terbuat dari serat kayu atau bisa juga
menggunakan ijuk lalu diikatkan pada sebuah rotan.
Namun sangat disayangkan dikarenakan
jarangnya ada orang yang mau memainkan dan juga keterbatasan orang yang
mampu untuk mengajari membuat alat musik tradisional Sulawesi Tengah ini punah.
3. Gimba
Selanjutnya adalah alat musik tradisional
Gimba, tidak ada yang mengetahui pasti sebenarnya apa itu Gimba karena
pada kecamatan lain di Kab. Donggala ada juga yang menamakannya
ganda-ganda dengan bentuk yang lebih kecil tapi masyarakat hanya
mengetahui bahwa sejak ada, nama alat musik tersebut adalah Gimba.
Fungsi Gimba adalah untuk memberitahukan
sebuah kegiatan atau jika ada kejadian tertentu, seperti berita duka,
bencana alam dan lain-lainnya. Mereka bisa mengetahui adanya bahaya yang
datang dengan dibunyikannya Gimba ini dengan cara dipukul dan setiap
banyaknya pukulan menandakan hal yang berbeda-beda.
Gimba digunakan sebagai alat musik tradisional pengiring tari-tarian terutama pada saat Upacara Balia
apalagi jika ada pertandingan atau pencak silat. Gimba dimainkan
bersama dengan alat musik lain seperti Lalove yang dibunyikan sebagai
pembukaan sebelum orang menari. Beberapa orang meyakini jika alat musik
ini dimainkan dengan Lalove dapat mengundang makhluk halus dan bisa
merasuki warga yang menonton
.
4. Lalove
Lalove
termasuk alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari-tarian daerah
atau adat tertentu saja. Alat musik ini berwujud seperti sebuah suling
yang panjang dan biasanya dipasangkan dengan alat musik lain seperti
kadode, yori, mbasi-mbasi atau kentongan, Lalove cocok untuk dipasangkan
dengan mereka.
Lalove juga digunakan untuk upacara adat lokal yaitu Balia,
sebuah acara pengobatan masyarakat. Meskipun upacara ini sudah jarang
dilakukan, namun ada beberapa daerah di pesisir Palu yang masih
melakukan upacara adat dengan menggunakan alat musik ini. Generasi muda
adalah salah satu pendukung dan penentu bagaimana nasib kedepannya alat
musik ini, apakah tetap bertahan atau akan hilang tergantikan dengan
alat musik modern.
5. Paree / Pare’e
Alat musik tradisional
Pare’e terbuat dari bambu yang dibelah dan salah satu bagian ujungnya
dijadikan runcing seperti paruh burung karena salah satu saja yang
tajam. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan
kiri anda sementara tangan kanan memasukkan jari pada lubang untuk
mengatur nada yang dihasilkan.
Paree dimainkan dikala petani sedang
merayakan panen mereka sebagai wujud rasa senang mereka dan ada juga
beberapa remaja yang masih memainkan alat musik ini untuk sekedar
hiburan pribadi. Pada daerah tertentu seperti suku Kulawi, alat musik
ini dipercaya memiliki kekuatan magis ketika dimainkan pada saat acara
adat tertentu.
6. Popondi / Talindo
Alat
musik Talindo terbuat dari 3 buah bahan yang cukup mudah anda cari,
yaitu: kayu, tempurung kelapa dan tentunya senar karena ini adalah alat musik tradisional Sulawesi Tengah
yang dimainkan dengan cara dipetik. Tempurung kelapa itu berfungsi
sebagai resonator sementara kayu sebagai badan dan senar sebagai
petikannya. Alat musik ini cukup akrab dengan remaja Sulawesi karena
penggunaannya untuk merayakan pesta panen.
7. Santu
Santu
adalat alat musik yang terbuat dari Bambu yang mungkin anda bisa
masukkan kedalam jenis sitar tabung dan termasuk kelompok ideo-kordofon.
Kulit pada bagian bambu pada bagian tengahnya dilubangi sebagai
resonatirnya dan nantinya ketika dipetik suara yang dihasilkan bisa
sedikit lebih kencang. Inilah gitar yang mereka mainkan untuk mengisi
waktu senggang di sawah, bermain musik sembari melihat awan.
Selain digunakan sebagai hiburan pribadi
disaat bosan, anak muda yang memainkan alat musik ini tidak kehilangan
kreatifitas. Terkadang jika mereka sedang bermain perang-perangan, alat
musik ini digunakan sebagai alat komunikasi kelompok mereka yang
tentunya menambah keseruan dari permainan tradisional itu
sendiri.
8. Tatali
Tatali merupakan alat musik tradisional dari Sulawesi Tengah yang menyerupai Suling. Tatali dimainkan dengan cara ditiup dan alat musik ini merupakan alat musik tradisional khas suku To Wana. Dengan ukurannya yang mencapai 50 cm dan juga diameter 2cm Tatali cukup sulit dimainkan oleh pemula seperti kita.Tatali memiliki 3 lubang yang berfungsi
sepagai resolusi udara tempat kita melettakan jari, tentunya hanya ada 3
pilihan nada saja dan tergantung kelihaian dari pemain untuk memainkan
Tatali. Teknik meniupnya juga harus menggunakan perasaan agar suara yang
diciptakan enak didengar.
9. Tutuba
Tutuba adalah alat musik tradisional dari Sulawesi Tengah yang dimainkan dengan cara dipetik pada bagian dawainya. Alat musik yang terbuat dari bambu ini adalah alat musik kash suku To Wana (Penduduk asli di daerah Wan Bulang di daerah Sualwesi Tengah)
10. Yori
sumber :auralarchipelago.com |
Yori
merupakan alat musik yang terbuat dari bahan alam, yaitu kulit pelepah
enau dan tali yang terbuat dari kulit kayu. Fungsi dari alat musik Yori
adalah untuk menghibur diri sendiri karena suara yang diciptakan
tidaklah keras, tapi setidaknya suasana tidak menjadi terlalu sunyi.
Pembuatan Yori memakan waktu
jadi jika anda ingin mencobanya mungkin bisa saja. Anda membutuhkan
pelepah enau dan tumbuhan yang cocok untuk pembuatan talinya. Pelepah
yang anda sudah pilih dikeluarkan bagian gadingnya namun jangan sampai
hancur / rusak.
Seperti yang sudah saya
jelaskan bahwa Yori digunakan untuk hiburan pribadi, mengapa? Karena
suara yang dihasilkan dari Yori hanyalah sebatas 3 – 8 meter saja dan
digunakan untuk saling berbalas bunyi jika digunakan oleh para remaja.
Untuk memainkannya anda harus mengangkat alat musik ini, lalu ditiup
seperti memainkan harmonika. Sangat disayangkan karena alat musik tradisional Yori ini sudah langka atau bisa dibilang alat musik ini sudah punah karena kurangnya minat dari generasi penerusnya.
Gambar yori itu diambil dari website saya tanpa izin, tolong memberi kredit (www.auralarchipelago.com), kalau tidak, mohon hapus langsung.
BalasHapus